TEMPO.CO, Yogyakarta - Delapan anak maestro pelukis Widayat mengakui telah mengambil 141 lukisan yang disimpan di Museum Haji Widayat, Magelang. Tapi mereka menolak dituding sebagai pihak yang mencuri, merampas, atau merampok ratusan lukisan itu.
“Kami mengambil lukisan yang menjadi hak kami, bukan mencuri. Itu adalah warisan ayah yang menjadi hak kami,” kata anak bungsu dari istri pertama Widayat, Soewarni, yakni Yuli Rahardjo di kantor Pusat Bantuan Hukum Jogjakarta (PBHJ) di Yogyakarta, Selasa, 15 Januari 2013.
Apalagi, kata Yuli, saat mereka mengambil lukisan itu, kunci museum diserahkan sukarela oleh pengurus rumah tangga museum. Selain itu, mereka juga sempat mengontak pengelola museum, Fajar Purnomosidi dan Diyah Widiyanti, untuk mengambil lukisan itu.
Dalam kasus ini, Fajar dan Diyah berseberangan dengan mereka. “Kakak kami yang tertua, Wardiningsih, mengontak Pungky dan Diyah untuk memberitahukan akan mengambil lukisan. Bukan minta izin, lho,” kata Yuli. Fajar saat itu berada di Pekanbaru.
Sebelumnya, Pungky, panggilan akrab Fajar, menuding anak Widayat dari istri pertama mencuri lukisan itu dari museum. “Kami tahu pelakunya. Ya, anak-anak Pak Widayat sendiri,” kata Pungky kepada Tempo, Sabtu, 12 Januari 2013. Widayat punya 11 anak dari dua istri, yakni Soewarni dan Soemini.
Tapi, menurut Yuli, lukisan di dalam museum itu adalah harta warisan. “Lukisan itu adalah harta waris yang sudah disepakati bersama setelah ayah meninggal. Bahkan, di belakang pigura, ada nama anak-anak yang menjadi ahli warisnya,” kata Yuli.
Satu lukisan terdapat satu nama anak sebagai pemilik waris atas lukisan. Lukisan itu kini berada di suatu tempat yang dirahasiakan. “Yang kami ambil adalah yang menjadi hak kami. Hak Pungky dan Diyah masih ada di sana,” kata Yuli.
Kuasa hukum delapan anak Widayat, Irawadi Uska, menjelaskan, sengketa waris itu sudah didaftarkan di Pengadilan Agama Magelang pada 2012. “Penggugat minta agar koleksi museum diserahkan kepada pemerintah untuk dikelola, bukan dikelola ahli waris,” kata Irawadi.
Pungky membantah klaim kubu Yuli bahwa koleksi lukisan di dalam museum merupakan harta waris. Justru koleksi itu tak boleh diperjualbelikan karena telah dihibahkan Widayat untuk museum. “Yang menulis nama di pigura itu, ya, mereka sendiri. Saya tak pernah menyepakati,” kata Pungky.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terkait
Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Jadi Kader Partai Aceh, Niat Maju Pilkada 2024 untuk Calon Bupati Aceh Tamiang
1 jam lalu
Usai pensiun sebagai Wakapolda Aceh, Armia Fahmi akan aktif sebagai kader Partai Aceh. Bahkan, ia akan maju sebagai calon Bupati Aceh Tamiang.
Baca SelengkapnyaDPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya
1 jam lalu
Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.
Baca SelengkapnyaBegini Modus Penyelundupan Benih Lobster dari Pengemasan hingga Pengiriman
1 jam lalu
Sindikat penjual benur atau benih lobster ilegal memiliki cara khusus dalam penyelundupan benur ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaJadi Korban Begal Hingga Jari Nyaris Putus, Satrio Mukhti Calon Siswa Bintara Diangkat Jadi Anggota Polri
5 jam lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Satrio Mukhti, 18 tahun calon siswa Bintara korban begal menjadi anggota Polri.
Baca SelengkapnyaJelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini
5 jam lalu
KTT World Water Forum di Bali digelar mulai Sabtu besok. Sebanyak 8 kepala negara dan 105 menteri dijadwalkan hadir.
Baca SelengkapnyaBNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia
16 jam lalu
Buron kartel narkoba Meksiko itu akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPencurian Modus Pecah Kaca di Bekasi, Uang Biaya Rumah Sakit Rp 450 Juta Amblas
17 jam lalu
Pencurian modus pecah kaca mobil itu diduga terjadi saat korban dan ayahnya makan di Warung Gabus Pucung di Rawalumbu. Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91
18 jam lalu
Ada lima klaster yang menjadi objek pengamanan selama KTT World Water Forum, yaitu Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, Jimbaran, Kuta, dan Sanur.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap Kawanan Perampok Modus Jual Mobil Bekas Murah di Bogor, Dipasangi GPS dan Kunci Digandakan
20 jam lalu
Kawanan perampok menggandakan kunci dan memasang GPS di mobil tersebut agar bisa melacak dan mencuri kembali kendaraan itu.
Baca SelengkapnyaSentra Gakkumdu untuk Pilkada 2024 Segera Dibentuk, Ini yang Dilakukan Bawaslu
1 hari lalu
Sentra Gakkumdu akan mempermudah masyarakat yang ingin melaporkan pelanggaran dalam tahapan Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya