7 Kementerian Jadi Ujung Tombak Penurunan Emisi  

Reporter

Editor

Pruwanto

Jumat, 28 Desember 2012 13:20 WIB

Suasana Jakarta yang berkabut di kawasan Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, (11/06). Menurut BMK kondisi demikian bukan karena kabut, tapi disebabkan asap emisi gas buang kendaraan bermotor yang terperangkap di bagian bawah atmosfer dan tidak bisa naik ke atas.TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Segepok dokumen sudah disiapkan Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya untuk disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Rumusan National Summit Perubahan Iklim ini melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga,” katanya, Jumat, 28 Desember 2012.

Pada Kamis, 20 Desember 2012, Balthasar memang menggelar National Summit Perubahan Iklim ke-2 di Jakarta. Acara yang dibuka Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa ini menghadirkan tujuh kementerian dan lembaga yang ditugaskan mengurangi emisi gas-gas rumah kaca (GRK).

Para menteri memaparkan capaian pelaksanaan penurunan dan inventarisasi gas rumah kaca di jajarannya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK. Dalam aturan ini, dijabarkan target penurunan emisi ke dalam lima bidang/sektor utama, yaitu kehutanan dan lahan gambut; pertanian; energi dan transportasi; industri; serta pengelolaan limbah.

Lembaga yang ketiban sampur adalah Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum. Mereka melakukan 66 kegiatan inti, 66 kegiatan pendukung, dan 24 kegiatan tentang pendataan di bidang informasi perubahan iklim, lingkungan hidup, kelautan, dan data lintas bidang.

Rencana aksi itu sendiri merupakan tindak lanjut pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pertemuan negara Kelompok 20 atau G-20 di Pittsburgh, Amerika Serikat, 25 September 2009. Kata Presiden SBY, Indonesia secara sukarela berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26 persen pada tahun 2020 dari tingkat business as usual dengan usaha sendiri. Jika mendapat bantuan pendanaan internasional, Indonesia bisa mengurangi emisi sampai 41 persen.

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

15 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

16 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

17 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

17 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

24 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

28 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

28 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya