Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. rupanya bosan juga ditanya ihwal kesediaan dirinya sebagai calon presiden. Nama Mahfud Md. semakin menonjol karena survei kualitas personal dari Lembaga Survei Indonesia menempatkannya pada posisi pertama dibandingkan dengan tokoh lain yang tingkat popularitasnya tinggi. Tak heran, setiap bertemu Mahfud, wartawan pasti bertanya mengenai calon presiden padanya.
"Apa tidak ada pertanyaan lain?" tanya Mahfud Md. seusai menghadiri acara diskusi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia di Jakarta, Ahad, 2 Desember 2012. Namun Mahfud Md. tetap menjawab pertanyaan terkait isu pencalonan dirinya sebagai presiden 2014 itu.
Dia mengaku kalah populer dibandingkan dengan tokoh partai politik. Dia menyatakan hasil survei LSI merupakan cermin dari kualitas dan popularitas. Pengurus partai politik bisa menjadi terkenal karena bisa memasang baliho dan membuat iklan. Namun hasil LSI menunjukkan, di luar tokoh populer, ada tokoh lain yang mesti diperhatikan kiprahnya.
Mahfud menjelaskan, hingga hari ini, dia belum menjalin komunikasi secara resmi dengan partai politik. Namun dia mengakui sudah kerap bertemu dengan ketua partai atau sekretaris partai dalam forum tidak resmi. Menurut dia, hingga sekarang, belum ada deal-deal resmi yang menyangkut persiapan pemilu presiden 2014. "Partai enggak mungkin nawarin ke orang," kata dia.
Dia menyambut gembira namanya dimasukkan ke dalam survei intenal Partai Kebangkitan Bangsa. Mahfud menegaskan, secara historis, dia tidak bisa dilepaskan dari partai yang didirikan almarhum Abdurrahman Wahid tersebut. Berbagai jabatan publik yang dia peroleh juga tak lepas dari kiprahnya di PKB. Meskipun dia harus melepas keanggotaannya karena menjabat hakim konstitusi. "Ikatan emosional tidak bisa disembunyikan," ujarnya.
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
5 hari lalu
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.