TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Golongan Karya, Zainal Bintang, mengatakan duet Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla, jika benar akan dipasangkan pada pemilihan presiden 2014, bisa jadi yang terkuat.
"Dari segi basis politik, Mega punya massa fanatik, sedangkan JK disukai rakyat," ujar Zainal, Kamis, 29 November 2012.
Fanatisme Megawati, menurut Zainal, dipengaruhi kerinduan masyarakat akan sosok proklamator RI, Soekarno. "Dia ini kan anaknya, pasti jadi penerusnya Bung Karno," kata dia.
Sedangkan Kalla, disukai rakyat karena rekam jejaknya yang bagus. "Dia juga tegas," ujar Zainal.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ormas MKGR itu mengatakan, peluang Mega-JK dalam pemilihan presiden cukup besar. Namun, ada satu kekurangan, yaitu dari segi idealisme, duet tersebut tidak memenuhi syarat. "Indonesia ingin pemimpin baru, bukan yang itu-itu saja," Zainal mengatakan.
Ia mengakui, para kader Golkar yang tidak puas dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie, kemungkinan besar akan mendukung pencalonan JK sebagai wakil presiden. "Aburizal dianggap otoriter, tanpa pertimbangan, tahu-tahu mencalonkan jadi presiden," ujarnya.
Zainal juga menyebut ada kelompok "anti-Ical" di dalam tubuh Golkar. "Ada sekitar 50 persen," ujar dia. Sehingga, menduetkan Kalla dengan Megawati bisa membuat Golkar setidaknya mengambil 50 persen suara. "Megawati dan JK tidak memiliki catatan negatif," kata Zainal.
Wacana menduetkan Mega dan Kalla disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Maruarar Sirait. Partainya mempertimbangkan menyandingkan dua mantan pemimpin negara ini. Kalla dalam sebuah kesempatan mengaku sepaham dengan penyandingan itu.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita terpopuler lainnya:
Daftar Calon Presiden 2014
Akbar: Duet Mega-Kalla Bisa Ancam Ical
Survei: Jusuf Kalla Kalahkan Aburizal Bakrie
Kalla Soal Duetnya dengan Mega: Belum Mepet 2014!
Akbar Sarankan Ical Bujuk Kalla
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya