Dahlan Belum Lapor, KPK Sudah Tahu

Selasa, 6 November 2012 16:15 WIB

Abdullah Hehamahua. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Samarinda - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memantau perkembangan kasus peminta upeti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilaporkan Menteri BUMN Dahlan Iskan ke Badan Kehormatan DPR. "Kami pasti pantau terus," kata penasehat KPK Abdullah Hehamahua, Selasa 6 November 2012.

Dia mengaku para petugas KPK saat ini sedang menanti kelanjutan dari laporan Dahlan ke Badan Kehormatan. "Jika ada laporan lengkap ke KPK, akami akan proses," katanya lagi. "Apalagi kalau sudah ada nama-namanya," kata Hehamahua.

Senin lalu, Dahlan Iskan membeberkan dua nama peminta upeti BUMN ke Badan Kehormatan DPR. Kedua politikus ini disebut meminta jatah kepada sejumlah BUMN yakni PT Merpati, PT PAL dan PT Garam yang mendapat suntikan dana penyertaan modal negara.

Badan Kehormatan DPR mengungkapkan bahwa nama yang disebut Dahlan adalah Idris Laena (Golkar) dan Sumaryoto (PDIP). Mereka berdua sudah membantah tudingan Dahlan. Sejumlah pengamat meminta Dahlan melaporkan kasus ini ke KPK.

FIRMAN HIDAYAT

Berita Terpopuler:
Ini Nama Dua Anggota DPR yang Disebut Dahlan

Terduga Peminta Upeti Punya Gedung Mewah

Jika Enam Ruas Tol Jadi Dibangun, Jokowi Digugat

Peminta Upeti BUMN Terkait Penyertaan Modal

Gara-gara Sandy, Orang Terkaya Rugi Rp 40 Triliun

Berita terkait

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

2 Oktober 2019

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

Anggota Fraksi PDIP DPR itu akan diperiksa sebagai saksi untuk politikus PAN, Sukiman, yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

21 Juni 2019

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

Romahurmuziy pernah diperiksa dalam kasus ini pada Agustus 2018. Dia mengaku tidak tahu urusan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 8 tahun penjara dalam perkara suap dana perimbangan daerah.

Baca Selengkapnya

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

Konsultan, Eka Kamaluddin yang didakwa menjadi perantara suap untuk Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 4 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

28 Januari 2019

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

Sebelumnya, jaksa KPK menuntut mantan anggota Fraksi Demokrat DPR Amin Santono 10 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

22 Januari 2019

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

Jaksa juga meminta hakim menjatuhkan hukuman tambahan kepada Amin Santono yaitu pencabutan hak politik selama 5 tahun.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

22 Januari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

Pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo dituntut 9 tahun penjara oleh jaksa KPK dalam perkara suap dan gratifikasi terkait pengurusan anggaran untuk daerah.

Baca Selengkapnya

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

6 Juni 2017

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

Saefullah mengatakan publik berhak bertanya jika ada kegiatan Pemprov DKI yang dinilai aneh dalam penggunaan APBD.

Baca Selengkapnya

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

20 Agustus 2016

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

Ini agar publik bisa melaporkan dugaan kasus korupsi dan memantau penanganannya.

Baca Selengkapnya

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

16 Desember 2015

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

Langkah Menteri Susi Pudjiastuti menghapus penggunaan sejumlah kosa kata bersayap mampu memangkas dana siluman Rp 200 miliar.

Baca Selengkapnya