Banyuwangi Kekurangan Fasilitas Pengungsian Raung
Editor
Agus Supriyanto
Rabu, 31 Oktober 2012 17:41 WIB
TEMPO.CO, Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi meminta bantuan sejumlah sarana dan prasarana tanggap bencana letusan Gunung Raung kepada BPBD Provinsi Jawa Timur.
Pelaksana tugas Kepala BPBD Banyuwangi, Achmad Wiyono, mengatakan, sarana-prasarana yang dibutuhkan antara lain masker, tenda, tempat tidur, selimut, serta obat-obatan. "Kami meminta bantuan minimal 15 ribu paket," kata Ahmad Wiyono kepada Tempo, Rabu, 31 Oktober 2012.
Menurut Wiyono, BPBD terpaksa meminta bantuan karena jumlah yang ada di Banyuwangi tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah warga yang tinggal di daerah rawan bencana Gunung Raung. Sedikitnya ada 65 ribu jiwa penduduk yang tinggal di 16 desa yang akan terdampak bencana setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.
Selain meminta bantuan, kata Wiyono, pemerintah Banyuwangi sedang mengajukan pencairan dana tanggap bencana dari pos anggaran tidak terduga di APBD Banyuwangi tahun 2012 sebesar Rp 2 miliar.
Pencairan dari pos anggaran tidak terduga itu karena Kabupaten Banyuwangi belum memiliki anggaran tanggap bencana yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, atau yang disebut dana on call.
Proses pencairan dana tidak terduga ini relatif lebih panjang karena diajukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan harus mendapat persetujuan Sekretaris Kabupaten dan Bupati Banyuwangi. "Sekarang prosesnya masih di Dinas Pengelolaan Keuangan," kata dia.
Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Raung belum menunjukkan penurunan. Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendrasto, mengatakan, gempa tremor masih terjadi rata-rata dengan amplitudo 23 milimeter. "Amplitudo maksimum masih 32 milimeter," kata dia.
Secara visual, asap setinggi 50 meter juga masih menyembur dari puncak gunung di perbatasan Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso itu.
Status Gunung Raung ditingkatkan dari waspada ke siaga pada Senin lalu, 22 Oktober 2012.
IKA NINGTYAS