Sultan Tak Ingin Pelantikannya Dibuat Mewah

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 2 Oktober 2012 09:37 WIB

Sri Sultan Hamengku Buwono ke X menggelar Ngabekten (sungkeman) di Keraton Yogyakarta, setelah melaksanakan sholat Ied (19/8). ANTARA/ Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, ia tak ingin pelantikannya sebagai gubernur bermewah-mewah. Mengenai biaya, ia memastikan nilainya tak sampai Rp 1 miliar.

Menurut Sultan, tamu penting yang diundang tidak akan lebih dari 1.000 orang. “Cuma pucuk-pucuk pimpinan, seperti DPR, MPR, dan perwakilan kedutaan besar, yang jumlahnya hanya 14 orang. Saya juga tidak mengundang raja se-Nusantara cuma se-Jawa,” kata dia, Senin, 1 Oktober 2012.

Ia menyatakan hal ini di tengah alotnya pembahasan anggaran untuk pelantikan Sultan sebagai gubernur dan Sri Paku Alam IX sebagai wakil gubernur. Dalam pertemuan antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Yogyakarta dan pemerintah di gedung DPRD Yogyakarta, Senin, 1 Oktober, belum disepakati mengenai total anggaran pelantikan. Hal ini merupakan buntut dari kritik mahalnya biaya pelantikan tersebut.

Dalam pertemuan itu, sejumlah anggota Dewan menilai plafon anggaran pelantikan yang besarnya Rp 1,6 miliar terlalu besar. Sedangkan sebagian lain menyatakan tak ada soal jika duit dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat, khususnya rakyat yang ingin menyaksikan pelantikan gubernur dan wakil gubernur pertama setelah terbitnya Undang-Undang Keistimewaan.

“Kami menilai ini terlalu besar dan rawan pemborosan karena tak sebanding dengan APBD Yogyakarta yang hanya sedikit,” kata anggota Dewan Yogyakarta, Arif Rahman Hakim. Dia meminta pemerintah memangkas biaya di sejumlah pos, misalnya undangan khusus.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Yogyakarta, Ichsanuri, menyatakan akan melakukan sejumlah penghematan, seperti pada baju pelantikan gubernur dan wakil gubernur, serta publikasi di media. “Dari kajian ulang, ada beberapa pos yang memang bisa dihemat,” kata dia.

Untuk undangan masyarakat umum, misalnya, dokumen Rencana Anggaran Kerja Perubahan menyebutkan, untuk 11 ribu undangan dengan alokasi konsumsi per orang Rp 25 ribu, dibutuhkan alokasi belanja konsumsi sekitar Rp 280 juta.

Biaya konsumsi ini menelan hampir sepertiga dari keseluruhan anggaran Rp 1,6 miliar, yakni sekitar Rp 580 juta. “Kami mendapat informasi masyarakat yang akan hadir mau swadaya sehingga jumlah undangan bisa dipangkas menjadi separuhnya,” kata Ichsanuri.

Namun, rencana itu ditentang oleh anggota Dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Soekamto. Menurut dia, tidak layak jika para tamu undangan dijamu dengan makanan, sedangkan masyarakat di luar hanya menonton.

“Lebih baik istri atau keluarga undangan dari tamu VIP, seperti DPRD, menteri, atau camat, dilarang ikut agar ada ruang bagi masyarakat. Kalau tidak bisa dilakukan, mending plafon itu ditambah,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

4 Desember 2023

Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

Sultan Hamengku Buwono X menyatakan dirinya hanya menjalani amanat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

10 September 2023

Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

Dalam satu kegiatan lomba lari saja, ada 3.500 peserta mengikuti event lari SiBakul Sport Fest melintasi jalur sumbu Filosofis Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

25 Agustus 2022

Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

Parade gamelan Nusantara ini akan diikuti 50 seniman karawitan dan bakal berkeliling ke sejumlah titik di wilayah Kulon Progo.

Baca Selengkapnya

Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

9 April 2018

Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

SBY menyinggung perannya menelurkan UU Keistimewaan Yogya pada saat ia jadi presiden. SBY minta kader Demokrat dukung Keistimewaan Yogya.

Baca Selengkapnya

Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

22 Maret 2018

Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

PAN Yogya membela pernyataan Amien Rais soal bagi-bagi sertifikat oleh Jokowi. PAN meminta pemerintah melihat masalah pertanahan di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

9 Oktober 2017

Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

Presiden Jokowi baru akan melantik Sultan Hamengku Buwono X pada 16 Oktober mendatang. Sultan Hamengku Buwono siap jadi Plt Gubernur.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

4 Oktober 2017

Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

DI Yogyakarta menyumbang 18 warisan budaya. Kantongi sertifikat penetapan Warisan Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Baca Selengkapnya

Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

26 September 2017

Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

Pembalap Yamaha Racing Indonesia, Wahyu Aji menjalani operasi tangan kirinya setelah mengalami kecelakaan di Asia Road Racing Championship (ARRC)

Baca Selengkapnya

Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

15 September 2017

Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

MUI berharap kalangan internal keraton bisa segera menyelesaikan polemik dengan tetap berpijak pada Al Quran dan Hadist.

Baca Selengkapnya

Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

13 September 2017

Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

Pelantikan Sultan HB X dan Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY aka dilaksanakan Oktober 2017 mendatang.

Baca Selengkapnya