Kala G30S, Soekarno: Ini Kemunduran 20 Tahun

Reporter

Editor

Pruwanto

Sabtu, 29 September 2012 21:33 WIB

Adegan film Penghianatan G30S/PKI. indonesianfilmcenter.com

TEMPO.CO, Jakarta -Ratna Sari Dewi Soekarno adalah istri kelima Presiden Soekarno. Pada 30 September 1965, mereka menghabiskan malam pada kediaman Ratna Sari Dewi di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Pada 1 Oktober 1965 pagi, Bung Karno meninggalkan rumah itu, menuju Istana Merdeka. Tidak ada yang aneh hari itu.

Kata Ratna Sari Dewi, atmosfir tenang baru berubah mencekam pukul 09.00. Waktu itu beberapa kerabat dan teman dekatnya menelepon. Mereka kabarkan rumah Dr. Johannes Leimena serta Jenderal Abdul Haris Nasution diserang tentara bersenjata. Ratna Sari Dewi sontak panik. “Pikiran pertama yang terlintas, apakah Bapak (Bung Karno) selamat, ada di mana dia saat itu,” kata Ratna Sari Dewi di Majalah Tempo berjudul Kisah-kisah Oktober 1965, edisi 6 Oktober 1984.

Sekitar pukul 13.00, Martono, Menteri Transmigrasi era 1985, menemui Ratna Sari Dewi di Wisma Yaso. Ia datang membawa informasi pembunuhan para jenderal. Martono meyakinkan bila semua itu perbuatan komunis yang memberontak pada Bung Karno. Mendapat berita itu, Ratna Sari Dewi tidak lantas tenang. Menjelang sore, kecemasan perempuan berdarah Jepang itu baru berkurang. Sebab ajudan Bung Karno, Kapten Suparto, datang membawa surat berbahasa Inggris. Surat untuk dia, istri kelima Bung Karno.

Isi surat itu, "Saya (Bung Karno) berada di suatu tempat, dalam keadaan sehat. Ini disebabkan hal-hal dalam Angkatan Darat yang terjadi tadi malam. Anak-anak yang mengadakan 'revolusi' itu tidak menentang saya, tapi mereka bermaksud menyelamatkan saya. Jadi, janganlah cemas."

Membalaskan surat Bung Karno, Ratna Sari Dewi meminta bertemu suaminya. Kertas itu ia titipkan ke Suparto. Sekira jam 19.00, Suparto kembali datang dengan balasan Soekarno. Presiden pertama RI ini mengizinkan Ratna Sari Dewi menemuinya. Bersama Suparto, ibu dari Kartika Sari Dewi Soekarno itu menumpang jip. “Dan untuk pertama kali saya mengenakan celana panjang. Sebelumnya, Bapak larang saya memakainya,” kata dia.

Kapten Suparto sendiri menyematkan pita putih di bahunya. Kata dia, itu adalah tanda pengenal di antara kacaunya situasi. Tidak ada yang tahu mana kawan, siapa teman. Dan selama perjalanan, Ratna Sari Dewi tidak tahu arah tujuan mereka. Ia baru menyadari tempat itu Halim Perdanakusuma, setelah tiba. Begitu jip berhenti, dia pun menghambur mencari Bung Karno. Ketika bertemu, pernyataan pertama yang dikeluarkan suaminya adalah, “Ini kemunduran 20 tahun. Saya harus menata kembali negara ini lagi."

Kepada istrinya, Bung Karno mengungkapkan niat untuk hijrah ke Jawa Tengah. Dia menolak ide kembali ke Istana Merdeka. Alasannya, para penasihat manyatakan lokasi itu terlalu berbahaya bagi Soekarno. Namun Ratna Sari Dewi tidak ingin suaminya itu pergi terlalu jauh dari Jakarta. Akhirnya diambil jalan tengah, Bung Karno pindah ke Istana Bogor. Sedangkan Ratna Sari Dewi kembali ke Wisma Yaso.


PDAT | CORNILA DESYANA

Berita Terkait
EDISI KHUSUS:Gerakan 30 September
Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara

Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI

Mirip, Keke Tumbuan Didapuk Jadi Ade Irma Suryani

Alasan Umar Kayam Mau Jadi Soekarno

Proses Arifin C Noer Bikin Pengkhianatan G 30 S

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya