Tidak Jadi Dosen Demi Pencerah Nusantara

Kamis, 27 September 2012 09:06 WIB

Seorang warga membawa pasien diare yang akan dirawat di Puskesmas Silo 2, Jember, Jawa Timur. ANTARA/Seno S

TEMPO.CO, Jakarta - Mengabdi adalah prinsip yang ingin diterapkan Rahmad Aji Prasetya. Pemuda berusia 23 tahun itu sudah mendapatkan separuh mimpinya ketika diterima sebagai dosen di salah satu Akademi Farmasi Surabaya. Baru 2,5 bulan menjadi dosen, ternyata panggilan lain menghampirinya: menjadi Pencerah Nusantara.

Program besutan Kantor Utusan Khusus Presiden untuk MDGs ini memilih Aji menjadi salah satu peserta yang lolos dari 1.043 pendaftar. "Saya dari dulu pengin mengabdi di daerah terpencil," ujar apoteker alumnus Universitas Airlangga ini di Puskesmas Kayu Putih, Jakarta Timur, Kamis, 26 September.

Pencerah Nusantara adalah program pengabdian tenaga kesehatan di daerah terpencil selama setahun. Para tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan pemerhati kesehatan itu ditempa oleh sejumlah pakar dari Ilmu Kedokteran Komunitas. Setelah matang dengan teori, mereka melatihnya di sejumlah puskesmas, termasuk yang berada di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur, ini.

Ketika tahu menang seleksi Pencerah Nusantara, diakui Aji, ibunya tak setuju. "Sempat bersitegang karena beliau tidak ingin anaknya jauh dan melepas profesi dosen," ujar pria yang akan ditempatkan di Karawang, Jawa Barat, ini. Maka ketika penempatan, ia menuturkan, mungkin ada turut campur doa sang Ibu. Soalnya, dia tidak mendapat penempatkan di luar Jawa.

Sedari lahir, besar, dan kuliah, Aji memang menghabiskan waktu di Surabaya. "Hanya sekali tinggal lama ke luar daerah, waktu bekerja jadi apoteker di RS swasta di Pati," katanya. Tapi bukan itu alasan utama sulung dari dua bersaudara ini ikut seleksi Pencerah Nusantara. "Saya ingin bisa mengamalkan ilmu ke daerah yang belum tersentuh," ujar dia. Keinginan itu dibuktikan dengan dua kali mengikuti pendaftaran program Indonesia Mengajar, program pengajar sekolah dasar di daerah terpencil. "Tapi saya gagal terus hingga akhirnya justru keterima di sini yang sesuai dengan bidang saya," kata dia.

Kini ia bersyukur karena bisa mendapatkan mimpi sekaligus mengaplikasikan ilmunya. Meskipun tampaknya jalur cita-citanya akan berbelok. "Ketika jadi dosen, dulu saya mau cari beasiswa, kuliah di luar negeri dan balik lagi," kata Aji. Sekarang, dia mengaku belum punya rencana selepas setahun di Pencerah Nusantara. Yang jelas, meski baru mengabdi sebagai dosen dalam hitungan bulan, Akademi Farmasi Surabaya masih bersedia menerima jika Aji ingin kembali tahun depan.

DIANING SARI

Berita Terpopuler:
DPR Terbelah Jika Kapolri Dipanggil KPK

Ini yang Akan Terjadi Jika Jendela Pesawat Dibuka

PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY

Bulan Madu PDIP dan Prabowo di Ujung Tanduk

DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

18 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya