Sebagian Anak Indonesia Tak Punya Akte Kelahiran

Reporter

Editor

Rabu, 26 Mei 2004 13:22 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Indonesia menempati urutan ke-19 di dalam daftar yang dikeluarkan oleh UNICEF sebagai negara yang jumlah pencatatan kelahirannya terendah di dunia. Sampai saat ini masih kurang dari separuh jumlah anak dibawah umur 5 tahun di Indonesia yang tercatat kelahirannya secara resmi. Rendahnya cakupan pencatatan kelahiran ini akibat tidak efektifnya sistem pencatatan sipil dan statistik vital di Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh Kepala Perwakilan UNICEF untuk Indonesia, Steven Allen saat menyerahkan surat penghargaan UNICEF kepada tiga kepala daerah di Jateng masing-masing kepada Walikota Solo, Bupati Wonosobo, Bupati Rembang-- yang dinilai mampu mengimplementasikan Undang-Undang Perlindungan Anak untuk mencapai pencatatan kelahiran secara baik dan bebas bea secara efektif. "Indonesia berada di urutan ke-19, jauh dibawah negara tetangga seperti Filipina, Thailand dan Malaysia," tegas Steven di Rabu (26/5)Disebutkan, cakupan pencatatan kelahiran di Jawa Tengah saja hanya mencapai 45 persen dari jumlah anak di bawah usia 5 tahun. Padahal di negara lain seperti Filipina telah mencapai 84 persen, atau Thailand sebesar 96 persen sedangkan Malaysia mencapai 98 persen. "Lebih dari setengah jumlah anak di bawah lima tahun di Indonesia tidak terdaftar keberadaannya walaupun pencatatan kelahiran adalah hak asasi. Ini membuat anak-anak di Indonesia rentan terhadap pelanggaran HAM terutama yang berkaitan dengan usia seperti eksploitasi dan diskriminasi," ujarnya.Menurut Steven, pencatatan kelahiran adalah merupakan bukti sah keberadaan anak. Catatan ini menjadi bukti bahwa pemerintah mengakui keberadaan anak dan tanggung jawab atas keberadaannya.Lebih dari itu pencatatan kelahiran merupakan titik awal bagi semua hak-hak anak, termasuk akses ke pendidikan dan layanan kesehatan.Imron Rosyid

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

16 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

43 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

48 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

49 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

54 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

56 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya