Hari Ini, Pemerintah Bahas Anak Syiah Madura  

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 3 September 2012 04:31 WIB

Sejumlah anak-anak pengungsi korban konflik SARA melakukan kegiatan art konseling dipengungsian Gedung Olah Raga, Sampang, Madura, (8/30). Satuan Tugas Perlindungan Anak Sampang membuka kelompok konseling Psikoanalis Anak untuk mengurangi beban trauma anak-anak. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah akan membicarakan langkah menangani anak korban kekerasan terhadap warga syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Senin, 3 September 2012. Pembahasan ini akan dimasukkan dalam materi rekonsiliasi konflik Sampang.

"Besok baru didiskusikan langkah selanjutnya," kata Kasubdit Kesejahteraan Sosial Anak Yang Membutuhkan Kementerian Sosial, Untung Basuki kepada Tempo, Ahad, 2 September 2012.

Untung mengatakan selama ini masyarakat daerah secara swadaya sudah tanggap membantu menyembuhkan trauma anak Sampang. Ini sangat membantu sebelum Satgas Perlindungan Anak yang dibentuk pemerintah terjun langsung ke wilayah.

Untung menuturkan selama ini, pemerintah tidak memasukkan permasalahan anak ini ke penanganan utama konflik Sampang. "Ini kan masalah politik," kata Untung.

Namun dalam rekonsiliasi damai dengan pemerintah dan tokoh masyarakat nanti, masalah anak akan dibahas pada forum tersebut. Saat ini, anak-anak korban konflik Sampang sedang diungsikan ke GOR Wijaya Kusuma Sampang. Jumlah pengungsi sebanyak 340 orang, Sebanyak 53 anak usia 1-12 tahun, 29 remaja usia 13-18 tahun dan sisanya orang dewasa dan lanjut usia.

Ahad pagi, 26 Agustus 2012, sekitar 200 warga anti-Syiah menyerbu permukiman milik komunitas Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Akibatnya, seorang penganut Syiah meninggal akibat sabetan celurit dan empat lainnya kritis. Selain itu, sedikitnya 10 rumah penganut Syiah terbakar.

Aksi serupa pernah terjadi pada akhir 2011 silam. Saat itu, kompleks pesantren milik penganut Syiah di Dusun Nangkernang, Kabupaten Sampang, pun dibakar massa. Musala, madrasah, asrama, dan rumah pemimpin Syiah Sampang, Tajul Muluk, nyaris ludes dilalap api. Namun pelaku yang membakar kompleks pesantren itu, Musikrah, hanya dihukum tiga bulan. Sementara Tajul Muluk malah divonis dua tahun penjara karena penodaan agama.

SUNDARI

Berita Terkait
EDISI KHUSUS: Syiah Indonesia
Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia

Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran

4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia

Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia

Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?

Berapa Populasi Syiah di Indonesia

Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga

Iran Tak Pernah Bantu Syiah Indonesia

Penyebaran Syiah di Aceh





Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya