Munir Diusulkan Jadi Nama Jalan  

Reporter

Editor

Senin, 16 Juli 2012 18:50 WIB

Sejumlah seniman dan aktivis yang tergabung ke dalam Sahabat Munir dengan melakukan aksi teatrikal dan penampilan musik di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (11/3). Belum tuntasnya penyelesaian kasus pembunuhan aktivis Munir masih menimbulkan kegelisahan sebagian kalangan masyarakat hingga gelombang tuntutan terhadap pemerintah dan aparat hukum hingga kini terus disuarakan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Batu - Sejumlah tokoh pemuda dan masyarakat Kota Batu mengusulkan pejuang hak asasi manusia, Munir Said Thalib, dikukuhkan sebagai nama jalan. Usulan tersebut diajukan sejak 2007 lalu kepada Pemerintah Kota Batu, tapi hingga kini belum ada tindaklanjut.

"Kawasan Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, belum memiliki nama jalan," kata tokoh pemuda Batu, Raden Ani, Senin, 16 Juli 2012. Ia menjelaskan usulan nama Munir disampaikan bersama organisasi pemuda dan masyarakat Batu secara kolektif. Munir, katanya, layak dihormati sebagai pahlawan karena kiprahnya dalam penegakan HAM.

Apalagi Munir kelahiran Batu dan seluruh keluarganya berada di Batu. Usulan nama Munir menjadi nama jalan kembali diajukan setelah Pemerintah Kota Batu menyusun nama jalan di sejumlah wilayah Kota Batu. Sebelumnya, digelar pertemuan dengan tokoh masyarakat dan aparat Kepolisian untuk memberi nama jalan di Batu.

Kepala Bagian Pemerintahan Pemkot Batu, Imam Suryono, menjelaskan tengah menyusun nama-nama jalan di Kota Batu. Rencananya, nama jalan di Batu bakal ditetapkan pada Selasa 17 Juli besok. Sejumlah nama jalan yang diusulkan antara lain sepanjang Jalan Raya Beji berganti nama menjadi Jalan Soekarno, Jalan Raya Pendem bernama Jalan Mohammad Hatta.

"Selanjutnya tahap sosialisasi ke masyarakat," katanya. Sosialisasi bakal dilakukan di seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat mengetahui pergantian nama jalan tersebut.

Munir Said Thalib adalah kelahiran 8 Desember 1965 serta merupakan pendiri dan koordinator
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras). Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini aktif memperjuangkan HAM. Terakhir menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.

Munir meninggal 7 September 2004 karena dibunuh dengan racun arsenik saat penerbangan menuju Belanda menumpang Garuda Indonesia. Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Sisir, Kota Batu.

EKO WIDIANTO

Berita terpopuler lainnya:
Jokowi-Ahok Diserang Kampanye SARA
Jokowi Hanya Punya Rp 15 Juta untuk ''Mengebom''

Berkah Jokowi Cium Tangan Taufiq Kiemas

SBY Minta Sutiyoso Bantu Foke

Anas Urbaningrum Pakai Kaos Masdem

Aksi Jokowi Menggerus Basis Pemilih Foke

Berita terkait

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

45 hari lalu

Istri Munir Pesimistis Komnas HAM Bisa Selidiki Kasus Kematian Suaminya

Suciwati mengatakan Komnas HAM hanya memeriksa 3 saksi dalam waktu satu tahun tiga bulan dalam penyelidikan kembali kematian Munir.

Baca Selengkapnya

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

46 hari lalu

Didesak Tetapkan Kasus Munir Jadi Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM: Tunggu Penyelidikan

Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) mendesak Komnas HAM menetapkan kasus pembunuhan Munir Said Thalib sebagai pelanggaran HAM berat

Baca Selengkapnya

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

53 hari lalu

Suciwati Tuntut Pengadilan HAM Ad Hoc Kematian Munir: Presiden Harus Buktikan Janji Menuntaskan

Istri aktivis HAM Munir, Suciwati desak ada pengadilan HAM ad hoc untuk kematian suaminya. Ia menuntut presiden buktikan janji untuk menuntaskannya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

53 hari lalu

Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.

Baca Selengkapnya

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

53 hari lalu

Kasum Desak Komnas HAM Segera Tetapkan Kasus Kematian Munir Sebagai Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia

Komisi Aksi Solidaritas untuk Munir desak Komnas HAM segera tuntaskan kasus pembunuhan Munir Said Salib pada 7 September 2004.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

54 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

57 hari lalu

Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Istri Munir, Suciwati termasuk dari 50 tokoh yang kirimkan surat kepada ketua umum partai politik untuk ajukan hak angket DPR. Ini alasannya mendukung

Baca Selengkapnya

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

7 Maret 2024

Profil Arief Sulistyanto, Eks Kabareskrim yang Pernah Usut Kasus Munir jadi Komisaris ASABRI

Profil Arief Sulistyanto yang diangkat Erick Thohir jadi Komisaris ASABRI.

Baca Selengkapnya

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

19 Januari 2024

Aksi Kamisan 17 Tahun, Suciwati Tak Berhenti Tuntut Keadilan untuk Kematian Aktivis HAM Munir

Aksi 17 tahun Aksi Kamisan kemarin dilakukan. Salah satu aktivis yang kerap mengikuti gerakan tuntut keadilan yaitu Suciwati, istri aktivis HAM Munir.

Baca Selengkapnya

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

18 Januari 2024

Mengingat Asal-usul Aksi Kamisan yang Sudah Mencapai 17 Tahun

Setiap Kamis sore sejak 18 Januari 2007, Aksi Kamisan menuntut negara menuntaskan kasus hak asasi manusia atau HAM berat di Indonesia.

Baca Selengkapnya