TEMPO.CO, Semarang - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meninjau ulang hukum haram praktek vasektomi. Vasektomi adalah operasi kecil mengikat saluran sperma pria sehingga benih pria tidak mengalir ke dalam air mani pria. Vasektomi dilakukan untuk mencegah ledakan jumlah penduduk.
Sekretaris MUI Jawa Tengah Ahmad Rofiq menyatakan jika dalam fatwa sebelumnya MUI mengharamkan praktek vasektomi, maka kini MUI mengeluarkan alternatif hukum mubah (boleh) vasektomi.
“Sejauh vasektomi itu dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam, maka hukumnya mubah atau boleh,” kata Ahmad Rofiq, Rabu, 4 Juli 2012. Keputusan tersebut, kata Rofiq, diambil dalam sidang Komisi Fatwa MUI se-Indonesia yang digelar 29 Juni hingga 2 Juli 2012 di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Rofiq menyatakan sebelumnya MUI menetapkan hukum harga mati bahwa vasektomi haram. Akan tetapi, sekarang ada alternatif hukum mubah. MUI masih menetapkan hukum haram terhadap praktek vasektomi jika tindakan mencegah memiliki anak itu bertentangan dengan syariat Islam.
Rofiq menjelaskan, praktek vasektomi yang sesuai dengan syariat Islam itu di antaranya pelaku vasektomi masih memiliki rekanalisasi serta di kemudian hari bisa normal kembali. Selain itu, pelaku vasektomi sudah berusia 50 tahun, dia sudah beristri, istrinya menyetujui melakukan vasektomi, serta vasektomi itu dilakukan bukan untuk tujuan melakukan maksiat.
Rofiq menambahkan sudah banyak orang yang melakukan vasektomi, tapi jika berharap punya anak lagi maka itu bisa diwujudkan. “Ada testimoninya: pelaku vasektomi juga bisa memiliki anak lagi,” kata Rofiq.
Sebelumnya, MUI memvonis hukum haram vasektomi karena memandang tindakan itu sebagai pemandulan tetap. Padahal, pemandulan tetap itu dilarang dalam hukum Islam. Namun, kata Rofiq, dengan kemajuan teknologi, praktek vasektomi bukan lagi menjadi jalan untuk pemandulan tetap. Buktinya, banyak orang yang sudah melakukan vasektomi, tapi di kemudian hari masih bisa memiliki anak lagi.
Dalam hukum Islam, perbuatan kontrasepsi halal jika tujuannya adalah mengatur jarak kelahiran dan proses kelahiran tanpa menutup peluang untuk melakukan regenerasi.
ROFIUDDIN
Berita terkait
Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak
17 hari lalu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaKondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen
20 Februari 2024
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,
Baca SelengkapnyaMitos soal Alat Kontrasepsi yang Jadi Faktor Penghambat Program KB
20 Oktober 2023
Pakar menyebut berbagai mitos seputar penggunaan obat dan alat kontrasepsi masih jadi tantangan cakupan pelayanan program KB.
Baca SelengkapnyaPesan-pesan 'Cinta yang Manis' dari Xian untuk Mendorong Angka Kelahiran
23 Agustus 2023
Otoritas KB Kota Xian di Cina minggu ini mengirim pesan "cinta yang manis" dalam sebuah langkah baru untuk mendorong angka kelahiran yang lesu.
Baca SelengkapnyaPenduduk RI Tumbuh Melambat, Bappenas Berharap Penyusunan Kebijakan Keluarga Berencana Era Baru
16 Mei 2023
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Suharso Monoarfa meluncurkan proyeksi pertumbuhan penduduk RI periode 2020-2050.
Baca SelengkapnyaChina Luncurkan Proyek untuk Bangun Budaya Nikah dan Punya Anak 'Era-Baru'
15 Mei 2023
China pernah menerapkan kebijakan satu anak yang kaku dari 1980 hingga 2015, tetapi kini khawatir dengan penurunan jumlah penduduk.
Baca SelengkapnyaTren Muslim di India Memiliki Keluarga Kecil Meningkat
12 April 2023
Warga Muslim di India lebih banyak yang memilih memiliki keluarga kecil dengan program Keluarga Berencana saat populasi negara itu mengalahkan China
Baca Selengkapnyadr Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno dan Bung Hatta Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
5 November 2022
Jokowi akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada 5 tokoh, salah satunya dr Soeharto, dokter pribadi Bung Karno dan Bung Hatta.
Baca SelengkapnyaSosialisasi Penggunaan Alat Kontrasepsi Perlu Terus Dilakukan
26 September 2022
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo terus ingatkan pentingnya sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan angka kelahiran yang tidak direncanakan.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin Kejar Target Balita Stunting Turun 60 Persen di 12 Provinsi Prioritas
4 Agustus 2022
Wapres Ma'ruf Amin ingin penurunan stunting di daerah-daerah ini bisa dipercepat sehingga sehingga target prevalensi 14 persen pada 2024 tercapai.
Baca Selengkapnya