Puluhan umat Hindu berjalan mengitari Candi sambil berdoa pada acara Tawur Agung di Candi Prambanan Yogyakarta, (22/3). untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1934. FOTO ANTARA/Regina Safri/Koz/12.
TEMPO.CO, Denpasar - Pertemuan tokoh Hindu dunia dalam acara bertajuk "World Hindu Summit" yang berakhir hari ini di Denpasar menghasilkan "Piagam Bali". Dalam piagam yang berisi delapan poin kesepakatan itu disepakati bahwa Bali menjadi pusat pembentukan organisasi Hindu internasional.
Piagam ditandatangani 200 delegasi dari 15 negara ditambah tokoh-tokoh Hindu Indonesia. "Nama organisasi ini adalah Parisadha Hindu Dunia atau World Hindu Parisadh," kata Ketua Panitia World Hindu Summit Made Bakta yang juga Rektor Universitas Udayana, Senin, 11 Juni 2012.
Tujuan organisasi adalah menyatukan semua aktivitas spiritual dan pengabdian umat Hindu di dunia. Sekaligus, kata Bakta, untuk mempromosikan nilai kemanusiaan yang ada dalam kitab suci. Nilai itu dalam Hindu lazim disebut dengan satyam (kebenaran), shivam (kebijaksanaan), dan sundaram (kesucian).
Piagam juga mengamanatkan pembentukan World Hindu Centre yang juga berpusat di Bali. Direncanakan, setiap tahunnya akan ada pertemuan tokoh Hindu dunia. Bali dipercaya sebagai pusat kegiatan-kegiatan Hindu karena dianggap mampu mempertahankan ajaran Hindu dengan baik meskipun berada di negara yang mayoritas bukan Hindu.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Nyoman Suwisma menilai, kepercayaan itu sebagai tugas yang berat. "Apalagi World Hindu Parisadha diharapkan sudah terbentuk pada 2013," ujarnya.
Dia berharap, tim yang telah dibentuk akan dapat segera bekerja, paling tidak agar ada perwakilan di setiap benua.
Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?