TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengusulkan agar syarat pengajuan calon presiden dan wakil presiden mempunyai 3,5 persen kursi di parlemen. “Dengan presidential threshold sebesar itu jadi lebih banyak calon,” kata Wiranto saat ditemui di tengah acara "Kibar Srikandi Hanura untuk Negeri" di lapangan Monumen Nasional, Ahad, 27 Mei 2012.
Menurut dia, Indonesia saat ini tengah dirundung berbagai permasalahan. Untuk menyelesaikannya, kata dia, dibutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar berkualitas. “Untuk mendapatkan presiden yang berkualitas, tentunya lebih banyak calon akan lebih baik," kata Wiranto.
Ia menyarankan presidential threshold disamakan dengan parliamentary threshold menjadi sebesar 3,5 persen. Hal ini ia usulkan untuk memberikan pilihan calon pasangan presiden dan wakil presiden yang lebih banyak kepada masyarakat.
Ia menjelaskan syarat pencalonan presiden pada 2009 yang mengharuskan calon mempunyai 20 persen kursi di parlemen dan 25 persen dukungan suara sah nasional dalam pemilu DPR berpotensi menghilangkan calon-calon yang potensial tapi minim dukungan di parlemen. Karena hanya akan ada sedikit calon yang dapat maju dengan presidential threshold setinggi itu.
Wiranto juga berpesan jangan sampai parlemen di Senayan merekayasa agar calon-calon potensial tersingkir melalui aturan presidential threshold yang setinggi itu. Jangan sampai hanya karena kepentingan politik, kata Wiranto, calon potensial jadi tereliminasi.
“Masalah menang dan kalah, biarkan masyarakat yang memilih,” kata dia. Sebab, menurut dia, kemenangan seorang calon didasarkan pada seleksi rakyat saat pemilihan umum.
RAFIKA AULIA
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaIsnilon dan Omar Maute Tewas, Wiranto Merujuk Pertemuan Manado
16 Oktober 2017
Wiranto berujar pemerintah Indonesia akan menanyakan ke Filipina kapan kira-kira masalah ISIS di Marawi tuntas.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.