TEMPO.CO, Jakarta - Nunun Nurbaetie membeberkan alasan kepergiannya ke luar negeri selama penyidikan kasus suap cek pelawat berlangsung. Terdakwa kasus suap dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) ini menyebutkan kepergiannya ke luar negeri murni untuk berobat dan bukan untuk melarikan diri.
Istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu mengaku kondisi kesehatannya memburuk sejak 17 Agustus 2005. Saat itu ia merasa sakit dan nyeri luar biasa di kepalanya. Setelah merujuk ke dokter, ia didiagnosis menderita penyakit saraf. "Saya terpaksa harus mengkonsumsi obat-obatan dan bergantung pada dokter ahli saraf. Karena bagaimanapun saya ingin tetap tampil prima di depan umum," kata Nunun saat membacakan pleidoinya atau nota pembelaannya dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, 30 April 2012.
Menurut Nunun, keberangkatannya ke Singapura diketahui Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kedutaan Besar RI di Singapura. Dalam surat yang ditandatangani suaminya itu, Nunun mencantumkan alamat tempat tinggalnya selama tinggal di Singapura dan nama rumah sakit yang merawatnya. "Saya pergi dengan memberitahukan ke KPK dan ke kedutaan besar," katanya.
Nunun bertolak ke Singapura pada 23 Februari 2010. Saat itu dia belum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Nunun saat itu beberapa kali mangkir saat dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi.
Pada Februari 2011 atau setahun setelah kepergian Nunun ke Singapura, KPK menetapkan Nunun sebagai tersangka. Setelah itu, Nunun tidak kembali ke Indonesia hingga tertangkap di Thailand, 7 Desember 2011 lalu.
Menurut Nunun, setelah ditetapkan sebagai tersangka, dia makin enggan kembali ke Indonesia. "Saya mendengar, kalau seseorang jadi tersangka di KPK, pasti akan disidangkan. Kalau sudah ditetapkan sebagai terdakwa, pasti akan dihukum," ujarnya. "Meski bukti tidak cukup pun, tetap harus disidangkan. Ini yang membuat saya enggan untuk kembali ke Indonesia," katanya.
Ditambah, kata Nunun, pemberitaan media di Indonesia yang dirasa semakin memojokkan Nunun. "Saya makin enggan untuk kembali karena opini negatif tentang saya telah terbentuk," tuturnya.
Nunun didakwa membagikan 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar ke sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004. Cek itu dibagikan setelah Miranda Swaray Goeltom terpilih sebagai DGS BI 2004 dalam uji kepatutan dan kelayakan di Senayan.
Dalam sidang pekan lalu, tim jaksa penuntut umum pimpinan M. Rum menuntut Nunun dengan hukuman penjara empat tahun dan denda Rp 200 juta subsider empat bulan penjara. Nunun dinilai terbukti terlibat suap dan terbukti memfasilitasi Miranda bertemu dengan politikus Senayan di rumahnya, Cipete, Jakarta Selatan.
ISMA SAVITRI
Berita terkait
Nunun Merasa Dijadikan Komoditas oleh Media
Nunun: Saya Tak Terima Apapun dari Miranda
Mengaku Bodoh, Nunun Baca Pleidoi Sedikit
Nunun Dituntut 4 Tahun, Peran Miranda Disebut
Senyum dan Senandung Nunun di Hari Penuntutan
Tuntutan Nunun, Jaksa Diminta Buka Sponsor Suap
Tuntutan Nunun Bisa Jerat Miranda
Nunun Hadapi Sidang Tuntutan Hari Ini
Berita terkait
Usaha Menyangkal Korupsi, Hilang Ingatan hingga Bawa Nama Tuhan
27 September 2021
Berbagai cara dilakukan untuk menyangkal tuduhan korupsi, mulai dari membawa nama-nama tuhan hingga mengaku hilang ingatan,
Baca SelengkapnyaBebas dari Penjara, Miranda Goeltom Ibadah Pengucapan Syukur
2 Juni 2015
Miranda telah menjalani hukuman penjara selama tiga tahun di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang.
Baca SelengkapnyaTerpidana Cek Pelawat Miranda Goeltom Bebas
2 Juni 2015
Miranda Swaray Goeltom sudah menjalani dua per tiga masa hukuman.
Baca SelengkapnyaMenteri Amir Tak Tahu Kabar Remisi Miranda Goeltom
19 Agustus 2014
Hingga saat ini belum ada terpidana korupsi, teroris, dan narkoba yang memenuhi syarat remisi.
Baca SelengkapnyaNunun Nurbaetie Bebas dari Penjara
15 Juni 2014
Nunun dijemput keluarga besarnya dari Rutan Pondok Bambu.
Baca SelengkapnyaMiranda Goeltom Tidak Dapat Remisi Natal
25 Desember 2013
Remisi tidak berlaku untuk narapidana kasus korupsi.
Baca SelengkapnyaIzin Keluar Miranda, Ini Jawaban Denny Indrayana
18 September 2013
Denny mempertanyakan pemberitaan media yang tidak ikut mempermasalahkan Antasari saat mengunjungi pernikahan anak.
Baca SelengkapnyaPernikahan Anak Miranda Dihadiri Mantan Pejabat BI
18 September 2013
Seorang sumber Tempo menyebutkan Miranda tampak terus tersenyum menyalami tetamu yang hadir dalam pernikahan anaknya.
Baca SelengkapnyaLoloskan Miranda, Dewan: Kemenkumhan Tebang Pilih
18 September 2013
Anggota Komisi Hukum DPR, Ahmad Yani, mempertanyakan insiden diizinkannya Miranda Goeltom ke luar tahanan untuk menghadiri resepsi anaknya.
Baca SelengkapnyaMiranda Keluar Penjara, Hadiri Pernikahan Anak
18 September 2013
Izin keluar Miranda dianggap bertentangan dengan peraturan pemerintah.
Baca Selengkapnya