TEMPO.CO, Jakarta- Kejaksaan Agung menyatakan satu lagi tersangka kasus korupsi PT Merpati Nusantara Airlines masuk ke tahap penuntutan. Dia adalah Tony Sudjiarto, mantan General Manager Pengadaan PT Merpati. "Saat ini penyidikannya sudah selesai," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum, M. Adi Toegarisman kepada wartawan di kantornya, Kamis 26 April 2012.
Sebelumnya dari tiga tersangka kasus Merpati, hanya berkas Hotasi Nababan mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Hotasi yang sudah masuk ke tahap penuntutan. Dalam tahap penuntutan, lanjut Adi, tim jaksa akan melakukan penelitian terhadap berkas perkara Tony. Jaksa akan menentukan perkara tersebut sudah lengkap atau perlu ditambah. "Keputusannya mungkin dalam waktu dekat," tambahnya.
Namun Adi yakin berkas milik kedua tersangka tersebut sudah cukup lengkap. Sementara itu untuk tersangka Merpati yang terakhir, Guntur Aradea Direktur Keuangan PT Merpati Nusantara Airlines masih dalam tahap penyidikan.
Kasus ini bermula dari perjanjian sewa antara Merpati dan Thirdstone Aircaft Leasing Group Inc (TALG) pada Desember 2006. Perusahaan penyewaan pesawat asal Amerika Serikat itu berjanji menyiapkan dua pesawat untuk Merpati berjenis Boeing 737 seri 400 dan 500.
Merpati lantas mengirimkan US$ 1 juta atau setara dengan Rp 9 miliar ke TALG sebagai jaminan atau security deposit penyewaan. Tapi, hingga tenggat waktu yang disepakati, yakni Januari 2007, pesawat tak kunjung datang. Begitu pula dengan duit jaminan penyewaan, US$ 1 juta, tak bisa ditarik kembali.
Tim jaksa penyidik kemudian menilai terdapat indikasi tindak pidana korupsi sebesar US$ 1 juta dalam kasus tersebut. Selanjutnya, penyidik meningkatkan status kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan.
INDRA WIJAYA
Berita terkait
Jaksa Agung Sebut Tak Segan Menindak Jaksa Baru yang Menyimpang
13 Agustus 2021
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan sudah banyak jaksa senior yang dihukum karena melakukan pelanggaran.
Baca SelengkapnyaBeredar Chat 'Papa Minta Uang' Diduga Kepala Kejaksaaan Halsel
15 Juni 2017
Pesan WhatsApp 'Papa Minta Uang' diduga dari Kepala Kejaksaan Negeri Halmahera Selatan (Halsel), Cristian Ratu Anik ramai beredar di publik.
Baca SelengkapnyaHadiri Diklat Jaksa, Ketua KPK: Jangan Jadi Ndoro, Jadilah Abdi
16 Maret 2017
Jumlah jaksa di Indonesia dibanding penanganan perkara belum ideal.
Baca SelengkapnyaPelantikan Kepala Kejaksaan di Rumah Dinas Wali Kota Dikecam
2 Maret 2017
Menurut aktivis antikorupsi, pelantikan kepala kejaksaan di rumah dinas wali kota bisa mengarah pada perdagangan pengaruh.
Baca SelengkapnyaKejagung Klaim Selamatkan Uang Negara Rp4,1 T dalam 9 Bulan
20 Oktober 2016
Kinerja ini naik dari sebelumnya Rp643 miliar.
Baca SelengkapnyaMekanisme Justice Collaborator Berpotensi Timbulkan Korupsi
15 Agustus 2016
Kejaksaan adalah instansi yang paling banyak mengeluarkan persetujuan justice collaborator bagi narapidana.
Baca SelengkapnyaDua Tahun Memimpin, Jaksa Agung Prasetyo Dinilai Melempem
24 Juli 2016
Kejaksaan sangat lambat menangani kasus BLBI.
Kejaksaan Agung Larang Edarkan Proposal Hut Adhyaksa
28 Juni 2016
Juru bicara Kejaksaan Agung melarang jaksa meminta sumbangan dari sipil untuk merayakan Hari Adhyaksa.
Baca SelengkapnyaJaksa Muda di Kejari Ketapang Edarkan Proposal HUT Adhyaksa
28 Juni 2016
Panitia di Kejaksaan Negeri Ketapang mengedarkan propsal permohonan bantuan perayaan Hari Bakti Adhyaksa ke-56.
Baca SelengkapnyaRAPBN 2017, Kejaksaan Minta Anggaran Rp 4,6 Triliun
13 Juni 2016
Kejaksaan membutuhkan anggaran Rp 4,6 triliun masuk Rancangan APBN 2017 untuk delapan program yang akan dijalankan.
Baca Selengkapnya