Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo saat berkunjung ke kantor Tempo Jakarta, Selasa (27/03). Tempo/Fardi Bestari.
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa jam sebelum mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo sempat berkomunikasi dengan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono. Dalam perbincangan melalui telepon pukul 09.40, Jumat 20 April 2012 itu, Widjajono meminta agar Surono tidak khawatir dengan rencananya mendaki Tambora. Toh, ini bukan pertama kalinya Widjajono mendaki gunung api.
Widjajono juga sempat berpesan kepada Surono. "Kata Wamen, doakan saya agar semuanya baik-baik saja," ujar Surono kepada Tempo, Minggu 22 April 2012.
Meski diminta tenang, Surono tetap khawatir. Karena itu, dia menelepon Menteri ESDM Jero Wacik mengenai rencana Widjajono. Surono juga meminta dua petugas jaga Gunung Tambora untuk mendampingi rombongan Widjajono. "Keduanya adalah orang yang mengenal Tambora," ujarnya.
Karena memikirkan pendakian Widjajono, Surono pun tidak tenang ketika mengikuti perayaan Paskah. Setelah sesi sambutan, Surono langsung meninggalkan tempat acara untuk memonitor rencana pendakian Widjajono.
"Saya minta pos pengawas dijaga 24 jam untuk mengantisipasi kemungkinan pelbagai hal negatif," ujarnya.
Ternyata kekhawatiran Surono tidak salah. Pada Sabtu 21 April 2012, kondisi kesehatan Widjajono turun drastis. Dia kritis. Rombongan yang sudah berada di puncak Tambora pun menandu Widjajono turun ke kaki Tambora. Sayang, nyawa Widjajono tidak terselamatkan.
Widjajono meninggal sekitar pukul 15.00 Wita. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka, Jalan Ciragil II Nomor 28, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu pagi, 22 April 2012. Dia dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
