Peniti, Benda Penting Menemani Indra ke Mekah

Reporter

Editor

Minggu, 25 Maret 2012 16:43 WIB

Indra Azwan (kedua dari kanan). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan kaki sekitar 17 ribu kilometer dari Jakarta ke Mekah, Arab Saudi, Indra ‘Singo Edan’ Azwan tidak membawa perlengkapan macam-macam. Selain duit, hanya tiga buah sepatu ninja, minyak oles, cairan ethacridine lactate (rivanol), peniti, plester, kain kasa, dan sebuah gunting yang akan menemani perjalanannya. “Peniti ini yang paling penting, selalu menjadi teman saya dalam perjalanan,” kata Indra kepada wartawan di kantor LBH Jakarta, 25 Maret 2012.

Ia menjelaskan peniti itu berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari kakinya saat melepuh. Kalau tidak dikeluarkan, gumpalan cairan itu bisa makin lebar dan makin menimbulkan rasa sakit. “Jadi, malam dikeluarkan, pagi sudah kering dan siap untuk jalan lagi,” katanya. Sementara itu, plester dan kain kasa digunakan untuk membalut kakinya yang lecet akibat berjalan jauh. Minyak oles dan rivanol ia gunakan untuk mengobati luka.

Sebagai alas kaki, sepatu ninja dipilih karena ringan dan kuat. "Saya pakai bolak-balik jalan Malang-Jakarta belum rusak, tuh, sampai sekarang," katanya. Harganya pun murah. Indra mengaku membelinya dengan harga Rp 85 ribu.

Bagaimana dengan perlengkapan untuk mengantisipasi datangnya hujan saat berjalan? Sebab, Indra tidak membawa payung maupun jas hujan. “Kalau hujan, ya, berhenti jalan dan berteduh,” ujarnya. Kalau benar-benar tidak ada tempat berteduh, Indra mengatakan dirinya terpaksa berjalan diguyur hujan. Ini pernah ia alami di Jalan Baru, Karawang, saat menempuh perjalanan dari Malang ke Jakarta pekan lalu. Di samping kiri-kanan jalan itu tidak ada tempat berteduh sehingga ia terpaksa meneruskan perjalanan meskipun hujan.

Untuk komunikasi, Indra membawa sebuah telepon genggam. “Ini (nomor ini) nanti akan diinternasionalkan, jadi setiap saat bisa hubungi saya ke nomor ini,” katanya. Ia akan selalu memberi kabar setiap malam kepada pendukungnya, salah satunya kepada kuasa hukumnya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Edy H. Gurning, kuasa hukum Indra Azwan, mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan jaringan LBH di Asia Tenggara. “Kami akan pantau terus,” ujarnya. Bahkan sebuah media elektronik berjanji akan menemani perjalanan Indra. Mereka juga telah menyiapkan tim kesehatan bagi indra.

Indra Azwan, 53 tahun, telah melakukan perjalanan sejauh 820 kilometer dari Malang ke Jakarta. Ia tiba di Jakarta, Ahad, 18 Maret 2012. Ini merupakan perjalanan keduanya. Sebelumnya, ia telah berjalan dari Malang ke Jakarta tahun 2010 dan bertemu dengan Presiden SBY. Saat itu, Presiden menginstruksikan supaya kasus Indra diusut. Kepala Rumah Tangga Istana juga menyerahkan uang Rp 25 juta sebagai santunan bagi Indra.

Di perjalanan kedua ini, Indra mengembalikan uang tersebut sebagai simbol bahwa ia tidak menginginkan uang, melainkan kasus kematian anaknya diusut kembali. Indra telah menyerahkan uang tersebut kepada Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Selasa pekan lalu. Perjalanan ke Mekah ini disebut Indra sebagai pengaduan terakhirnya kepada Tuhan karena ia tidak bisa menemukan keadilan pada manusia. Ia akan menghentikan perjalanannya ke Mekah kalau Presiden SBY menemuinya dan bersedia mendengarkan ceritanya bahwa selama dua tahun, sejak 2010, perintah SBY tidak dijalankan oleh oknum penegak hukum.

GADI MAKITAN

Berita terkait

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

6 Oktober 2021

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

Jaksa Agung menjelaskan, penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif merupakan terobosan hukum yang diakui dan banyak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

11 Agustus 2015

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

Nenek Oyoh memilih tertunduk lesu, ketika Jaksa Mumuh membacakan dakwaan, atas tuduhan pemalsuan surat tanah yang kini menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

10 Juni 2015

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

Heri menduga kasus yang menimpa istri dan anaknya penuh rekayasa.

Baca Selengkapnya

Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

14 April 2015

Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

Menteri Yohana datang secara khusus ke Kabupaten Situbondo,
Selasa, 14 April 2015 untuk menemui Asyani.

Baca Selengkapnya

Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

19 Maret 2015

Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

Sang nenek berusia 63 tahun itu mengatakan terpaksa datang ke
pengadilan meski kondisinya belum sehat.

Baca Selengkapnya

Melankoli Komunal

23 Februari 2015

Melankoli Komunal

Tentang hzn ini sama dengan gagasan yang dikemukakan dalam The Anatomy of Melancholy, buku Richard Burton yang penuh dengan teka-teki filosofi tetapi menghibur dari awal abad ke-17.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

2 September 2014

Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

Meski Sri telah resmi berganti status kelamin, namun namanya belum berubah lantaran tidak mengajukan permohonan pergantian nama.

Baca Selengkapnya

Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

25 September 2013

Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

Tanaman Lantebung itu dicabuti para terdakwa karena tumbuh di lahan perkebunan yang belum diketahui pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

13 Juli 2013

Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

Ada berita acara pemeriksaan dimana Samuri mengakui sudah mencuri benda milik perusahaan.

Baca Selengkapnya

Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

8 Juli 2013

Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

Buruh itu melaporkan hakim Cibinong ke Komisi Yudisial.

Baca Selengkapnya