TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan kaki sekitar 17 ribu kilometer dari Jakarta ke Mekah, Arab Saudi, Indra ‘Singo Edan’ Azwan tidak membawa perlengkapan macam-macam. Selain duit, hanya tiga buah sepatu ninja, minyak oles, cairan ethacridine lactate (rivanol), peniti, plester, kain kasa, dan sebuah gunting yang akan menemani perjalanannya. “Peniti ini yang paling penting, selalu menjadi teman saya dalam perjalanan,” kata Indra kepada wartawan di kantor LBH Jakarta, 25 Maret 2012.
Ia menjelaskan peniti itu berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari kakinya saat melepuh. Kalau tidak dikeluarkan, gumpalan cairan itu bisa makin lebar dan makin menimbulkan rasa sakit. “Jadi, malam dikeluarkan, pagi sudah kering dan siap untuk jalan lagi,” katanya. Sementara itu, plester dan kain kasa digunakan untuk membalut kakinya yang lecet akibat berjalan jauh. Minyak oles dan rivanol ia gunakan untuk mengobati luka.
Sebagai alas kaki, sepatu ninja dipilih karena ringan dan kuat. "Saya pakai bolak-balik jalan Malang-Jakarta belum rusak, tuh, sampai sekarang," katanya. Harganya pun murah. Indra mengaku membelinya dengan harga Rp 85 ribu.
Bagaimana dengan perlengkapan untuk mengantisipasi datangnya hujan saat berjalan? Sebab, Indra tidak membawa payung maupun jas hujan. “Kalau hujan, ya, berhenti jalan dan berteduh,” ujarnya. Kalau benar-benar tidak ada tempat berteduh, Indra mengatakan dirinya terpaksa berjalan diguyur hujan. Ini pernah ia alami di Jalan Baru, Karawang, saat menempuh perjalanan dari Malang ke Jakarta pekan lalu. Di samping kiri-kanan jalan itu tidak ada tempat berteduh sehingga ia terpaksa meneruskan perjalanan meskipun hujan.
Untuk komunikasi, Indra membawa sebuah telepon genggam. “Ini (nomor ini) nanti akan diinternasionalkan, jadi setiap saat bisa hubungi saya ke nomor ini,” katanya. Ia akan selalu memberi kabar setiap malam kepada pendukungnya, salah satunya kepada kuasa hukumnya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Edy H. Gurning, kuasa hukum Indra Azwan, mengatakan pihaknya juga sudah menyiapkan jaringan LBH di Asia Tenggara. “Kami akan pantau terus,” ujarnya. Bahkan sebuah media elektronik berjanji akan menemani perjalanan Indra. Mereka juga telah menyiapkan tim kesehatan bagi indra.
Indra Azwan, 53 tahun, telah melakukan perjalanan sejauh 820 kilometer dari Malang ke Jakarta. Ia tiba di Jakarta, Ahad, 18 Maret 2012. Ini merupakan perjalanan keduanya. Sebelumnya, ia telah berjalan dari Malang ke Jakarta tahun 2010 dan bertemu dengan Presiden SBY. Saat itu, Presiden menginstruksikan supaya kasus Indra diusut. Kepala Rumah Tangga Istana juga menyerahkan uang Rp 25 juta sebagai santunan bagi Indra.
Di perjalanan kedua ini, Indra mengembalikan uang tersebut sebagai simbol bahwa ia tidak menginginkan uang, melainkan kasus kematian anaknya diusut kembali. Indra telah menyerahkan uang tersebut kepada Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Selasa pekan lalu. Perjalanan ke Mekah ini disebut Indra sebagai pengaduan terakhirnya kepada Tuhan karena ia tidak bisa menemukan keadilan pada manusia. Ia akan menghentikan perjalanannya ke Mekah kalau Presiden SBY menemuinya dan bersedia mendengarkan ceritanya bahwa selama dua tahun, sejak 2010, perintah SBY tidak dijalankan oleh oknum penegak hukum.
GADI MAKITAN
Berita terkait
Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan
6 Oktober 2021
Jaksa Agung menjelaskan, penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif merupakan terobosan hukum yang diakui dan banyak diapresiasi.
Baca SelengkapnyaDituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun
11 Agustus 2015
Nenek Oyoh memilih tertunduk lesu, ketika Jaksa Mumuh membacakan dakwaan, atas tuduhan pemalsuan surat tanah yang kini menjerat dirinya.
Baca SelengkapnyaIbu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus
10 Juni 2015
Heri menduga kasus yang menimpa istri dan anaknya penuh rekayasa.
Baca SelengkapnyaNenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...
14 April 2015
Menteri Yohana datang secara khusus ke Kabupaten Situbondo,
Selasa, 14 April 2015 untuk menemui Asyani.
Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima
19 Maret 2015
Sang nenek berusia 63 tahun itu mengatakan terpaksa datang ke
pengadilan meski kondisinya belum sehat.
Melankoli Komunal
23 Februari 2015
Tentang hzn ini sama dengan gagasan yang dikemukakan dalam The Anatomy of Melancholy, buku Richard Burton yang penuh dengan teka-teki filosofi tetapi menghibur dari awal abad ke-17.
Baca SelengkapnyaPengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki
2 September 2014
Meski Sri telah resmi berganti status kelamin, namun namanya belum berubah lantaran tidak mengajukan permohonan pergantian nama.
Baca SelengkapnyaHakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput
25 September 2013
Tanaman Lantebung itu dicabuti para terdakwa karena tumbuh di lahan perkebunan yang belum diketahui pemiliknya.
Baca SelengkapnyaHolcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah
13 Juli 2013
Ada berita acara pemeriksaan dimana Samuri mengakui sudah mencuri benda milik perusahaan.
Baca SelengkapnyaBuruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat
8 Juli 2013
Buruh itu melaporkan hakim Cibinong ke Komisi Yudisial.
Baca Selengkapnya