Deplu Bantah KBRI di Australia Disadap

Reporter

Editor

Rabu, 4 Februari 2004 00:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Marty Natalegawa mengatakan berita tentang pemasangan alat penyadap di Kantor Kedutaan Besar RI di Canberra Australia tidak benar. "Bukan Penyadapan," jawab Marty ketika dimintai konfirmasi soal ini.Ia menegaskan bahwa yang sesungguhnya terjadi adalah adanya percampuran atau tumpang tindih frekuensi, yaitu antara frekuensi yang ada di KBRI dengan frekuensi salah satu televisi swasta di Australia. "Ada tumpang tindih frekuensi dengan stasiun televisi swasta sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan," ujar Marti yang dihubungi Tempo News Room, Selasa (3/2), di Jakarta. Masalah ini, katanya, sudah diselesaikan tahun lalu (2003). Ketika percampuran frekuensi ini terjadi, KBRI mengirim Interdep, lembaga lintas departemen yang berisikan ahli-ahli komunikasi dari Deplu, Badan Intelejen Negara (BIN) dan Badan Intelejen Strategis (BAIS) untuk melakukan penelitian. Dalam penelitiannya, badan ini menemukan adanya semacam percampuran frekuensi. "Masalah ini sudah lama sekali diselesaikan," tambah Marty.Masalah lain yang sebenarnya terjadi, kata Marty, bahwa sejak peristiwa Bom Bali, Pemerintah Australia meningkatkan pengamanan terhadap kantor-kantor perwakilan negara lain yang ada di Australia, yaitu dengan memasang semacam alarm. Alarm ini berfungsi untuk menghubungi aparat kepolisian Australia, jika sewaktu-waktu terjadi tindak teroris atau lainnya di kantor tersebut. "Bukan hanya di kantor perwakilan Indonesia, tapi di semua kantor perwakilan," ujar Marty. Pemasangan sarana alarm ini, kata Marty, hanya bersifaat sesaat. "Sekarang sudah tidak ada lagi, sudah dicabut" ujar Marty. Marty menegaskan bahwa Indonesia sangat mengedepankan masalah kerahasiaan negara. Terutama terhadap kantor-kantor perwakilan Indonesia yang ada di seluruh dunia. Dia juga menegaskan bahwa masalah ini merupakan masalah lama dan sudah diselesaikan semuanya. Disinggung mengenai diangkatnya kembali kasus ini oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marty mengatakan, "Saya tidak tahu. Anda tanya ssendiri ke DPR." Sementara itu Atase Pers Kedutaan Besar Australia Kurk Cuningham, yang juga dihubungi Tempo News Room mengatakan, dirinya tidak bisa memberikan keterangan apapun karena dia tidak mengetahui tentang hal tersebut. Namun dia mengatakan dirinya tidak mengerti kenapa masalah ini timbul kembali padahal terjadinya dua tahun yang lalu.Dia juga mengatakan dirinya saat ini tidak bisa menghubungi Canberra untuk minta penjelasan. "Canberra sudah tutup," jawab Cerk. Sunariah - Tempo News Room

Berita terkait

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

1 menit lalu

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

Menanggapi RUU Penyiaran inisiatif DPR tersebut, Amanda mengungkapkan terdapat beberapa pasal yang bertentangan dengan UU 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

3 menit lalu

Nurul Ghufron Mangkir dalam Sidang Etik Hari Ini, Dewas KPK: Padahal Sudah Sepakat Kemarin

Menurut Dewas KPK, surat permintaan penundaan ini adalah yang ketiga kalinya diajukan Nurul Ghufron selama menjalani proses sidang etik.

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

3 menit lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

7 menit lalu

Antara Surplus 48 Bulan Berturut-turut, Ekspor Turun dan Pembatasan Impor Jokowi

Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan 48 bulan berturut-turut pada April 2024

Baca Selengkapnya

Li Yingying Antar Timnas Bola Voli Putri Cina Kalahkan Amerika Serikat 3-1 di VNL 2024

8 menit lalu

Li Yingying Antar Timnas Bola Voli Putri Cina Kalahkan Amerika Serikat 3-1 di VNL 2024

Timnas bola voli putri Cina mengalahkan timnas Amerika Serikat dengan skor 3-1 (23-25, 25-23, 25-22 dan 25-19) pada pertandingan kedua VNL 2024.

Baca Selengkapnya

15 Tahun BINUS Online, Hadirkan 15.000 Konten Pembelajaran

10 menit lalu

15 Tahun BINUS Online, Hadirkan 15.000 Konten Pembelajaran

Dalam rangka merayakan 15 tahun dedikasi BINUS Online, diluncurkanlah 15.000 konten pembelajaran yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

13 menit lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Ibu Menjadi Awas, Tim Gabungan Pemerintah Ungsikan Warga Tiga Desa

13 menit lalu

Status Gunung Ibu Menjadi Awas, Tim Gabungan Pemerintah Ungsikan Warga Tiga Desa

Status Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat naik dari Siaga menjadi Awas, Kamis, 16 Mei 2024, pukul 15.00 WIT. Pemerintah ungsikan warga.

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

13 menit lalu

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

Kasus pembunuhan sepasang kekasih VDA dan RR alias E di Cirebon kembali viral seiring kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari

Baca Selengkapnya

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

13 menit lalu

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul

Baca Selengkapnya