TEMPO.CO, Jember - Gara-gara baju seragam tidak dimasukkan ke dalam celana, Efendi Irawan, 15 tahun, murid Sekolah Menengah Pertama Daruttaqwa Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, dihajar kepala sekolahnya, Nur Yahya, 45 tahun. Akibatnya, wajah dan tubuh Irawan babak belur.
Orang tua Irawan, yang merasa tersinggung, langsung melaporkan tindak kekerasan Nur Yahya ke Markas Kepolisian Sektor Jombang. "Saya tidak terima, ini sudah keterlaluan. Masak langsung dihajar sampai kayak begitu, dan sekarang dia tidak mau masuk sekolah," kata Legiman, ayah Irawan, Senin, 6 Februari 2012.
Warga Dusun Kecik, Desa Keting, Kecamatan Jombang, itu mengatakan laporan kepada polisi itu dilakukannya karena tindakan kepala sekolah dan pengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan itu sudah keterlaluan.
Seharusnya, kata dia, Nur Yahya cukup menasihati dan memperingatkan Irawan soal baju seragamnya yang dinilai tidak rapi. "Seharusnya sebagai kepala sekolah dia memberi contoh yang baik kepada murid dan guru, bagaimana cara mendidik tanpa harus memukul begitu," katanya.
Kepada penyidik kepolisian, Efendi Irawan, mengakui, saat masuk sekolah pada Sabtu, 4 Februari 2012 lalu, bagian belakang baju seragamnya tidak dimasukkan ke dalam celana. Nur Yahya melihat hal itu sebelum Irawan masuk kelas. "Saya langsung ditarik, dijewer, ditempeleng, dan dada saya ditinju sampai terjatuh," katanya.
Selain merasa sakit, hingga kini Irawan mengaku masih trauma. Anak kelas II itu mengaku tidak bersemangat lagi masuk sekolah. "Saya juga malu sama teman-teman dan para guru," katanya.
Kepala Kepolisian Sektor Jombang Ajun Komisaris Hardjito mengatakan masih akan merampungkan pemeriksaan Irawan dan ayahnya. "Segera nanti kita panggil kepala sekolah terlapor juga saksi-saksi lainnya untuk kita proses," katanya singkat.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya