TEMPO Interaktif, Kediri - Pemerintah Kota Kediri akan mengevaluasi acara gerak jalan napak tilas Jenderal Soedirman di lereng Gunung Wilis. Acara tahunan itu telah memakan satu korban jiwa setelah mengalami kecelakaan usai mengikuti acara, Sabtu, 12 November 2011.
Sekretaris Kota Kediri Agus Wahyudi mengatakan musibah kecelakaan yang menimpa rombongan pelajar SMK PGRI 1 Kediri usai mengikuti gerak jalan, Sabtu petang, 12 November 2011, telah mengundang keprihatinan semua pihak. Satu pelajar tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah truk yang mengangkut mereka terguling saat melintas di jalan menurun Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
Korban tewas adalah Ribut, warga Desa Jatirejo, Banyakan. Nyawa siswa kelas II SMK PGRI 1 Kediri itu tak bisa diselamatkan saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran. "Ini musibah yang di luar jangkauan kami," kata Agus Wahyudi, Minggu, 13 November 2011.
Menurut catatan panitia, SMK PGRI 1 mengirimkan 30 siswa sebagai peserta acara. Bersama ribuan peserta lain yang mengikuti napak tilas rute gerilya Jenderal Soedirman di lereng Gunung Wilis, mereka berjalan kaki dari Kediri menuju Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Nganjuk, sejauh 25 kilometer.
Usai menyelesaikan etape tersebut, para pelajar itu dijemput truk untuk diantar kembali ke sekolah. Dalam perjalanan itulah banyak peserta lain yang menumpang hingga truk mengalami kelebihan muatan. "Saat turun sopir truk tak bisa menguasai kendaraan dan terguling," kata Agus.
Saat ini jenazah Ribut sudah dibawa keluarganya untuk dimakamkan. Sedangkan 31 siswa lainnya masih dirawat di RSUD Gambiran dan RS Bhayangkara. Pemerintah akan membiayai pengobatan mereka sampai sembuh karena kegiatan itu sendiri menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Kediri.
Agus membantah pihaknya tak mempersiapkan kegiatan itu dengan baik, termasuk menyurvei keamanan rute. Sebab rute tersebut telah menjadi jalur tetap napak tilas Jenderal Soedirman selama puluhan tahun. Bahkan demi menjaga potensi kerawanan longsor, panitia telah memangkas jalur berbahaya di lereng Wilis sebanyak 10 kilometer.
Atas insiden itu Pemerintah Kota Kediri akan mengevaluasi kegiatan tersebut apakah tetap dipertahankan atau tidak. Keputusan itu akan melibatkan sejarawan, budayawan, tokoh masyarakat, pelajar, dan institusi TNI/Polri yang selama ini menjadi peserta tetap napak tilas. "Sebab kegiatan ini dibiayai APBD," kata Agus.
Sementara itu Hakim Slacky, salah seorang guru SMK PGRI 1, membenarkan bahwa para korban adalah muridnya. Saat ini pihak sekolah masih berkonsentrasi pada perawatan siswa yang sakit sebelum membahas siapa yang paling bertanggung jawab atas insiden itu. "Kami akan bertanggung jawab," katanya.
Gerak jalan yang menempuh rute Kediri-Nganjuk ini merupakan sebagian kecil dari jalur gerilya Jenderal Soedirman saat mengusir penjajah. Dengan kondisi ditandu akibat penyakit paru-paru yang dideritanya, Soedirman terus melakukan perlawanan dengan cara gerilya.
Karena itu cukup banyak tempat bersejarah di wilayah Kediri-Nganjuk yang menjadi saksi perjuangan Soedirman. Salah satunya adalah rumah singgah Jenderal Soedirman di Jalan MH Thamrin Nomor 44 Kecamatan Kota Kediri, yang kini disewakan menjadi tempat usaha.
Dari sekian jejak Soedirman itu, rute gerilya Kediri-Bajulan di Kecamtan Loceret, Nganjuk, paling menarik perhatian masyarakat. Sejak puluhan tahun silam ribuan orang melakukan napak tilas menempuh rute sepanjang 45 kilometer itu dengan berjalan kaki.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
Pascakecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Ketahui 5 Perbedaan Bus Pariwisata dan Bus Reguler
16 jam lalu
Kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok masih jadi perhatian publik. Ketahui perbedaan bus pariwisata dan bus reguler.
Baca SelengkapnyaDishub Sumut Perketat Aturan dan Adakan Sosialisasi Usai Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
16 jam lalu
Kecelakaan bus siswa SMK Lingga Kencana membuat Dishub Sumut ambil kebijakan perketat aturan hingga kemenhub akan terapkan aturan jangka pendek.
Baca SelengkapnyaUsai Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok Muncul Pro dan Kontra Study Tour, Pj Gubernur Jabar Sampai Keluarkan Surat Edaran
1 hari lalu
Pro dan kontra soal study tour langsung mengemuka usai kecelakaan bus siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang beberapa waktu lalu. Ini kata mereka.
Baca SelengkapnyaKisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan
3 hari lalu
Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.
Baca SelengkapnyaKNKT Ungkap Bus Putera Fajar yang Alami Kecelakaan di Subang Diubah Bentuk: Dari Normal Deck jadi High Deck
3 hari lalu
KNKT masih menganalisis ada atau tidaknya pengaruh perubahan bentuk bus pariwisata yang tidak semestinya hingga menyebabkan kecelakaan maut.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Pengusaha Tavel: Bukan Stop Study Tour Tapi Pemerintah Harus Edukasi
3 hari lalu
Pengusaha travel meminta pemerintah jangan menghentikan kegiatan study tour karena adanya kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.
Baca SelengkapnyaEvaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta
3 hari lalu
Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kementeriannya bakal menindaklanjuti usulan penerapan uji kir.
Baca SelengkapnyaTersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa
3 hari lalu
Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang, Polisi Akan Periksa Semua Pihak yang Terlibat
3 hari lalu
Kakorlantas Polri Aan Suhanan mengatakan akan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan bus SMK Lingga Kencana di Subang.
Baca SelengkapnyaRS Bhayangkara Brimob Ungkap Kondisi Korban Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana
3 hari lalu
Doktes spesialis ortopedi RS Bhayangkara Brimob sebut kondisi korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok saat pertama ditangani.
Baca Selengkapnya