Kasus Wisma Atlet Dibidik Setelah KPK Sadap Dudung Purwadi

Reporter

Editor

Rabu, 28 September 2011 18:47 WIB

Direktur Utama PT. Duta Graha Indah, Dudung Purwadi, saat menjadi saksi untuk terdakwa Mindo Rosalina Manulang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, (5/8). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi ternyata mulai menyelidiki kasus suap Wisma Atlet Jakabaring setelah menyadap pembicaraan dua petinggi PT Duta Graha Indah, Dudung Purwadi dan Mohammad El Idris. Idris, Manajer Pemasaran DGI, kini berstatus terpidana dua tahun kasus tersebut. Sedangkan Dudung, sang Direktur Utama, justru belum tersentuh hukum.

"Bukti permulaan kami adalah komunikasi antarpihak DGI, antara Dudung dengan Idris. Awalnya seperti itu, lalu kami diminta memperdalam," kata Penyelidik KPK Heri Muryanto saat bersaksi untuk terdakwa Wafid Muharam, dalam sidang kasus suap Wisma Atlet di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI, Rabu, 28 September 2011.

Heri menceritakan, semula ia sedang dalam tahap penyelidikan kasus lain yang melibatkan Dudung dan Idris. Namun dengan alasan kerahasiaan KPK, ia menolak menyebut nama kasus tersebut. Kemudian dalam pembicaraan via telepon yang disadap penyelidik, nama Wafid muncul. Ia diduga sebagai penyelenggara negara yang dimaksud akan diberi sesuatu oleh kedua petinggi DGI.

"Awalnya kami tidak tahu apakah ini terkait proyek apa. Kami hanya ada clue (petunjuk) bahwa proyeknya senilai Rp 191 miliar. Lalu kami kumpulkan bahan dan keterangan kemudian dapat informasi kalau proyek itu ternyata Wisma Atlet Jakabaring," kata Heri.

Setelah menyadap Dudung dan Idris, penyelidik mengetahui adanya rencana pemberian ke Senayan. Hal itu ditindaklanjuti tim penyelidik dengan mengumpulkan tambahan data, yang berujung pada keluarnya nama Wafid sebagai orang yang akan diberi sesuatu oleh DGI pada 21 April 2011.

Penyelidik pun memutuskan turun ke lapangan untuk membuktikan hal itu. Pukul 17.00, delapan orang penyelidik mendatangi kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. Pembagiannya, Heri berjaga di Lantai III, sedangkan penyelidik lainnya, Afrizal, berjaga di Lantai I Kemenpora.

Saat tiba di Lantai I, Idris ternyata terlihat sudah akan keluar gedung. Afrizal pun menanyai Idris, apakah ia masih membawa map hijau yang diduga berisi tiga lembar cek untuk Wafid. "Tapi kata Idris mapnya sudah nggak ada di dia. Kami lalu berinisiatif ke ruangan Pak Wafid," ungkap Afrizal.

Di Lantai III, Wafid ternyata masih berada di ruangannya. Penyelidik pun mencoba memancing Wafid dengan mengatakan baru saja bertemu Idris di lantai I. "Pak Wafid diam dulu sebentar. Mungkin menenangkan diri. Tapi karena nggak ada respon, saya akhirnya memanggil Pak Idris lagi," ujarnya.

Setelah meminta keterangan Idris dan Wafid dalam ruangan yang sama, akhirnya terungkap Idris bersama dengan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang memberi tiga lembar cek senilai Rp 3,2 miliar. Cek yang diduga ada kaitannya dengan menangnya DGI dalam proyek Wisma Atlet itu kemudian disimpan bawahan Wafid, Poniran, di dalam brankas.

ISMA SAVITRI

Berita terkait

MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun

23 November 2017

MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun

MA kabulkan peninjauan kembali (PK) mantan gubernur Riau Rusli Zainal. Hakim Agung mengkorting masa hukuman Rusli Zainal 4 tahun.

Baca Selengkapnya

Pengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara

30 Oktober 2017

Pengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara

Mantan Direktur PT DGI, Dudung Purwadi, adalah terdakwa kasus korupsi proyek rumah sakit di Universitas Udayana dan pembangunan Wisma Atlet Palembang.

Baca Selengkapnya

Angelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR

30 Agustus 2017

Angelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR

Angelina Sondakh membeberkan bagaimana budaya bagi-bagi jatah terkait proyek terjadi di DPR.

Baca Selengkapnya

PT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah

30 Agustus 2017

PT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah

Sandiaga Uno membantah PT DGI menerima commitment fee terkait dengan sejumlah proyek.

Baca Selengkapnya

Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet

30 Agustus 2017

Jadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet

Wakil Gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, tak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang dan alat kesehatan RS Universitas Udayana.

Baca Selengkapnya

Kasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi  

23 Agustus 2017

Kasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi  

Nama mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali disebut-sebut dalam sidang korupsi proyek Wisma Atlet di Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya

Angelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset

6 Januari 2016

Angelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset

Selama bekerja di Banggar, Angie mengaku hanya mendengar komando dari Nazaruddin.

Baca Selengkapnya

Jadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin  

6 Januari 2016

Jadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin  

Duduk di ujung sebelah kiri, Angie memberikan kesaksian terkait dengan pekerjaannya selama menjadi anggota Badan Anggaran DPR di bawah kepemimpinan Nazaruddin.

Baca Selengkapnya

Heboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora

19 Juni 2015

Heboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora

Tim Sembilan pernah bertemu dengan seseorang berinisial BS pada awal Maret lalu.

Baca Selengkapnya

Alex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen  

20 April 2015

Alex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen  

Alex mengacuhkan pertanyaan wartawan dan memilih langsung naik ke mobil Toyota Innova warna hitam.


Baca Selengkapnya