TEMPO Interaktif, Makassar - Dua warga sipil terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit, karena ditembak oleh orang tak dikenal, Senin malam, 24 Juli 2011. Arwelis dan Natsir ditembak sekitar pukul 22.00 WITA di Jalan Todopuli, Makassar. Arwelis ditembak di bagian betis dan Natsir di bagian lengan kiri. Penembakan sebelumnya terjadi 2 Juli lalu ketika Surullah ditembak oleh oknum polisi.
Menurut saksi mata Herman, aksi penembakan Arwelis dan Natsir berawal ketika seorang pengendara motor Mio New Sporty berwarna biru tiba-tiba menghentikan motor korban. Saat berhenti, korban langsung dipukul sampai terjatuh. "Saat korban jatuh, pelaku langsung mencabut pistolnya dari pinggangnya lalu menembak korban," kata Herman di tempat kejadian.
Motor yang digunakan pelaku bernomor polisi DD 3470 JS. Herman mengatakan, sebelum korban ditembak, sempat terjadi pertengkaran mulut dengan pelaku. Karena pertengkaran itu semakin memanas, Natsir keluar dari tokonya di dekat tempat peristiwa itu dengan maksud melerai pertengkaran itu. "Saat melerai pertengkaran itu, Natsir ikut terkena tembakan di bagian lengannya," ujar Herman.
Herman mengaku tak mengenali persis wajah pelaku karena tertutup helm. Namun, dia menduga orang itu seperti anggota polisi karena badannya kekar dan tinggi. Setelah menembak, pelaku langsung kabur. "Saya duga pelakunya polisi karena sarung pistolnya sama persis dengan sarung pistol polisi yang diletakkan di pinggangnya," ujarnya.
Kasus penembakan ini bukan pertama kalinya terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar. Namun, hingga kini polisi belum mampu menangkap para pelaku penembakan. Belum lama ini ada beberapa warga sipil tewas ditembak yang sebagian pelakunya oknum polisi dan pelaku lainya belum diketahui identitasnya.
Misalnya kasus penembakan 2 Juli lalu yang menewaskan Surullah di Jalan Veteran Selatan. Korban ditembak di bagian kepala oleh oknum polisi sektor Makassar bernama Briptu Syukur. Selain itu, kasus penembakan Dosen Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman), Sofyan S, yang tewas di tangan oknum anggota Polres Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Peristiwa penembakan lainya juga terjadi di Jeneponto. Daeng Talla, 44 tahun, tewas terkena tembakan di belakang telinga kanannya hingga menembus otak kecilnya dan tiga warga lainnya sekarat. Ada juga Kartini Indah Hajrah yang tewas di tangan suaminya, seorang anggota Polsek Passimarunnu, Kepulauan Selayar.
Korban Natsir ketika ditemui di Rumah Sakit Faisal tadi malam mengaku sempat mendengar ucapan pelaku bahwa korban menyenggol motornya. Tepat di depan penjual martabak, pelaku menghentikan paksa korban. Saat itulah korban dipukul berkali-kali hingga jatuh. "Saat itu saya langsung pergi menahan pelaku untuk tidak melanjutkan aksinya. Tapi, pelaku justru mencabut pistol dari pinggangnya lalu menembak korban yang sudah terkapar. Bukan hanya korban yang terkena, tapi tangan saya juga terkena tembakan di bagian lengan," kata Natsir.
Natsir pun menduga pelaku penembakan itu dari anggota polisi karena badannya tinggi dan rambutnya pendek. Natsir sempat menahan pelaku, tapi ia didorong dan langsung lari. "Saya ingat mukanya, termasuk nomor polisi motor yang digunakan pelaku," ujarnya. Adapun Arwelis dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Namun, ia menolak untuk diwawancarai. "Nantilah, saya masih dirawat," katanya.
Menurut dokter yang menangani Natsir, Salman M. Wahadi, tangan korban harus dioperasi karena di dalam terdapat benda asing. Benda asing itu berada pada pinggir tulang lengan. Jika tidak diangkat, dapat menyebabkan infeksi yang akan membahayakan korban. "Besok (hari ini) korban dioperasi," kata Salman.
Salman belum bersedia memberikan penjelasan lebih jauh karena korban masih akan menjalani pemeriksaan. Untuk mengetahui benda asing itu, kata dia, nanti setelah dilakukan operasi. "Maaf ya, hanya itu yang bisa saya jelaskan," ujarnya.
Kepala Kepolisian Sektor Panakukang Komisaris Muhammad Nur Akbar menyatakan nomor polisi kendaraan yang dipakai pelaku dapat membantu mengungkap pelaku penembakan ini. "Besok (hari ini) kami akan melacak identitas pelaku dengan mengecek nomor polisi motor yang digunakan ke Samsat," kata Akbar.
Polisi juga akan memeriksa beberapa saksi, yakni saksi dari kedua korban. Dugaan sementara senjata yang digunakan pelaku, kata Akbar, adalah Softgun. Sedangkan motifnya terjadi adu mulut antara pelaku dan korban karena hampir terjadi kecelakaan lalu lintas. "Dugaan sementara, penembakan ini terjadi karena ada kata-kata yang ditidak diterima pelaku sehingga pelaku menembak korban. Ini data sementara yang kami dapatkan di lapangan," katanya.
SAHRUL
Berita terkait
Kapolri Listyo Sigit Soroti Viral Tagar Percuma Lapor Polisi
29 Desember 2021
Kapolri Listyo Sigit berharap tagar itu menjadi motivasi bagi Polri untuk memperbaiki kinerjanya ke depan.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT Pecat 13 Polisi
28 Oktober 2021
Polisi itu di antaranya terlibat tindakan asusila dan menelantarkan keluarga.
Baca SelengkapnyaProfesionalisme Disorot, Polri Ajak Warga Awasi Kinerja Anggotanya
19 Oktober 2021
Ferdy Sambo mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak ragu dan ikut serta berperan aktif mengawasi kinerja anggota polri di lapangan
Baca SelengkapnyaFakta Tentang Penggunaan Kamera Tubuh oleh Polisi Amerika Serikat
1 Mei 2021
Teknologi kamera tubuh semakin banyak digunakan oleh lpenegak hukum Amerika Serikat dan sering kali memainkan peran sentral dalam memberikan bukti.
Baca SelengkapnyaPolri 6 Kali Berturut Diganjar WTP, Sri Mulyani: Luar Biasa
21 Februari 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi kinerja Polri yang enam kali berturut-turut mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Baca SelengkapnyaIPW: Pembakaran Polsek Ciracas Buntut Kecewa Masyarakat ke Polisi
18 Desember 2018
Indonesian Police Wacth (IPW) memandang, tragedi pembakaran kantor Kepolisian Sektor atau Polsek Ciracas merupakan buntut kekecewaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaEfek Asisten SDM Polri Arief Sulistyanto hingga ke Daerah
25 Maret 2018
Bekto mengkritik Polri yang memiliki banyak perwira yang menganggur yang jumahnya sekitar 414 orang.
Baca SelengkapnyaBanyak Perwira yang Menganggur, Kompolnas Kritik Kinerja Polri
25 Maret 2018
Perwira menganggur itu, kata anggota Kompolnas, biasanya terjadi selepas sekolah pimpinan Polri. Banyak jabatan kosong di polda di luar Jawa.
Baca SelengkapnyaKapolri Lantik Unggung Cahyono sebagai Aslog, Disumpah Tidak KKN
22 Agustus 2017
Kapolri Tito Karnavian meminta Unggung Cahyono membaca sumpah jabatan. Salah satu sumpahnya yaitu tidak melakukan tindak pidana korupsi.
Baca SelengkapnyaKapolri Tito Harap Segera Lantik Kapolda Polwan
20 Agustus 2017
Tito mengatakan polwan cenderung antikorupsi dalam praktik penegakan hukum.
Baca Selengkapnya