KPK Pelajari Lagu 'Nyasaruddin'  

Reporter

Editor

Jumat, 17 Juni 2011 20:34 WIB

Sejumlah massa yang menamakan dirinya Laskar KPK melakukan aksi teatrikal saat unjuk rasa di Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis (9/6). Laskar KPK meminta KPK mengusut, menyelediki, dan menangkap sejumlah kader partai demokrat yang diduga melakukan korupsi APBN seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Max Sopacua, dan Edi Baskoro alias Ibas. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons positif lagu berjudul Nyasaruddin yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Hari Widiyanto sekeluarga. Bahkan lagu ini bersama beberapa lagu lainnya yang diserahkan oleh Hari kepada KPK pada Jumat siang akan dipelajari untuk dijadikan bahan kampanye pemberantasan korupsi.

"Masih dipelajari, apakah bisa jadi salah satu bahan sosialisasi dan kampanye," kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., Jumat, 17 Juni 2011. "Ada beberapa lagu, soal Indonesia Raya dan soal pendidikan juga."

Hari menciptakan lagu Nyasaruddin pada 2 Juni 2011. Lagu ini kemudian beredar di situs YouTube pada 4 Juni lalu. Duduk melingkar di ruang tamu, dalam rekaman video itu, tampak lima orang yang terlihat seperti anggota keluarga tengah mendendangkan lagu tersebut dengan sangat santai.

Lirik lagu ini di antaranya, "Aku lari dari kenyataan, karena aku ketahuan. Ku tak mau dikambinghitamkan, karena semua ikut merasakan. Aku kabur ke luar negeri, menghindari panggilan polisi. Aku taku akan diadili, karena aku pelaku korupsi."

"Lagu ini kupersembahkan KPK dan bangsa ini," kata pencipta, Hari Widiyanto, di KPK.

Menurut Hari, lagu Nyasaruddin tersebut diciptakan setelah ramai pemberitaan mengenai bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, ke luar negeri. Namun, dia berkilah tak ada kaitannya dengan anggota Komisi Energi DPR ini. "Bukan soal itu, ini hanya terinspirasi dengan maraknya korupsi," kata Hari. "Karena kebanyakan para pelaku koruptor lari ke luar negeri dan tidak kembali lagi ke Indonesia."

Penyanyi lagu Nyasaruddin adalah pasangan suami-istri Hari Widiyanto dan Nurul Khoiriyah, serta ketiga anaknya, Fandi Winurdani, Savelli Winurdani, dan Rendi Winurdani, serta keponakan Nurul bernama Subhan dan keponakan Hari bernama Dini Dwilestari. Mereka warga Pasuruan, Jawa Timur.

Tamatan SMA yang mengaku telah banyak menciptakan lagu ini lahir pada 1967. Istrinya, Nurul kelahiran 13 Agustus 1968. Anak-anaknya adalah Fandi kelahiran 1 Februari 1989 (mahasiswa), Savelli (lahir 25 Mei 1994, kelas dua SMA), Rendi (lahir 28 April 2000, kelas V SD).

RUSMAN PARAQBUEQ

Berita terkait

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

43 menit lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

2 jam lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

2 jam lalu

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.

Baca Selengkapnya

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

5 jam lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

5 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

10 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

12 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

12 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

18 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

18 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya