Anggota NII Rambah Partai Politik

Reporter

Editor

Selasa, 3 Mei 2011 07:02 WIB

Ilustrasi NII menyusup dalam birokrasi. TEMPO/Adi Prasetya Gilang

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan anggota Negara Islam Indonesia (NII) secara ideologi sudah menyusup ke partai politik, dari yang kecil hingga besar. "Mereka infiltrasi ke partai politik. Di Golkar menjadi anggota, belum masuk ke kepengurusan,” katanya di gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin 2 Mei 2011 kemarin.


Priyo menerima Imam Supriyanto, bekas Menteri Peningkatan Produksi NII KW-9, yang menjabat pada 1997-2007. Imam didampingi empat bekas anggota lainnya, antara lain dua wanita dan satu lagi Kamal Singadirata, mantan Bupati NII Jakarta Barat.

Priyo menjelaskan, berdasarkan informasi dari Imam, NII berencana menguasai Jakarta jika nanti NKRI menjadi NII. “Intelijen kecolongan lagi soal ini."

Imam membenarkan bahwa NII menggunakan jalur politik, pendidikan, dan ekonomi untuk mempersiapkan diri mendirikan negara. "Anggota NII memang disusupkan ke berbagai kalangan," ucapnya seusai pertemuan. Menurut dia, pada era kebebasan ini NII lebih mudah menyusupkan anggotanya ke partai.

Menurut dia, partai mengetahui penyusupan ini tapi hingga kini belum ada partai yang mendukung pendirian negara Islam. "Putra Syekh Panji Gumilang itu anggota DPRD tingkat II di Indramayu dari Partai Golkar," katanya. Imam sengaja menemui Priyo untuk menghapus sepak terjang NII yang semakin meresahkan publik.

Imam menerangkan bahwa sejumlah pelaku terorisme adalah alumnus NII. Ia menyebut Imam Samudera, pelaku bom Bali yang sudah dieksekusi mati, berlatar belakang anggota NII sebelum berubah ideologi. “Abu Bakar Ba'asyir (terdakwa perkara terorisme di Aceh) pada 1970-an bersama Abdullah Sungkar aktif di NII."

Gerakan NII mulai muncul di Garut, Tasik, dan Ciamis sejak Agustus 1948, dimotori oleh S.M. Kartosuwiryo.

Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf mengatakan birokrasi di pemerintah provinsi sudah disusupi anggota Negara Islam Indonesia (NII) sejak 1990-an. "Tahun itu di Kota Bandung ini banyak (birokrat NII)," katanya di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, kemarin. Menurut dia, pemerintah provinsi belum memantau aktivitas birokrat. Kini Pemerintah Kota Bandung masih berfokus memantau kampus, sekolah, dan tempat berkumpul kelompok tertentu.

Wali Kota Cirebon Subardi juga mengakui sejumlah warganya, termasuk pegawai negeri, terindikasi terlibat gerakan ini. Informasi ini diperoleh dari Komunitas Intelijen Daerah. Sebelumnya, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyatakan sejumlah anggota NII menjadi pegawai negeri sipil di Banten, dari total 1.000 lebih anggota NII di provinsinya. Tapi tak ada aturan yang melarang mereka menjadi birokrat.

Pengacara senior Todung Mulya Lubis berpendapat, banyaknya anggota NII di birokrasi dan militer di Banten dan Jawa Barat membuktikan pemerintah lalai menjaga loyalitas terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD '45, dan Pancasila. Untuk mencegah radikalisme, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh akan bertemu dengan para rektor perguruan tinggi pada Rabu malam nanti. “Kampus memiliki otonomi untuk mencegah penyebaran pemikiran radikalisme,” katanya.

MAHARDIKA SH | A FIKRI | IVANSYAH | W. ULUM | RIRIN | PURWANTO

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

43 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Geledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Polda Temukan Buku NII hingga ISIS

9 Juni 2022

Geledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Polda Temukan Buku NII hingga ISIS

Polisi menemukan buku NII, ISIS, dan khilafah dalam penggeledahan Kantor Pusat Khilafatul Muslimin di Bandar Lampung.

Baca Selengkapnya

Kadensus 88 Apresiasi Cabut Bai'at Massal mantan anggota NII

28 April 2022

Kadensus 88 Apresiasi Cabut Bai'at Massal mantan anggota NII

Polri senang bisa merangkul kembali saudara-saudara sebangsa yang sempat tersesat.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya