TEMPO Interaktif, Jakarta - Kasus kekerasan terhadap masyarakat masih cukup marak selama 2010. Kekerasan tersebut dilakukan oleh negara maupun oleh masyarakat mayoritas terhadap golongan minoritas.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menilai negara belum memiliki itikad untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di masa lalu. Dia menyebut, kasus-kasus Yang terjadi di masa orde baru harus mendapat prioritas untuk diselesaikan. "Penyelesaian ini menyangkut martabat dan kehormatan negara," kata Haris, saat ulang tahun Kontras ke -13 di kantor Kontras, Jakarta, Ahad(20/3).
Kontras juga mencatat, masih sering terjadi tindak kekerasan dari kalangan mayoritas terhadap masyarakat minoritas. Negara dinilai belum bisa memberikan perlindungan yang memadai bagi kalangan minoritas.
Haris juga menyebut, negara masih lemah dalam mendorong upaya perbaikan sistem, terutama di lembaga pertahanan dan keamanan. "Keberadaan polisi dan militer memang diperlukan dalam sebuah negara," kata Haris. Hanya saja, Garis menilai seringkali lembaga tersebut justru menjadi ancaman bagi masyarakat lantaran sistem yang belum beres.
Haris mengaku belum memiliki angka pasti kasus kekerasan yang terjadi di tanah air. "Tapi ada kasus kekerasan yang cukup khas di 2010," katanya. Kasus tersebut adalah kekerasan terhadap kelompok profesi tertentu, seperti jurnalis, aktivis, petani serta nelayan. Jumlah kejadiannya hampir mencapai 100 kasus
Salah satu rohaniawan, Franz Magnis-Suseno menyatakan keprihatinannya terhadap masih maraknya kasus kekerasan dan pelanggaran HAM. "Namun, Kontras berhasil menyelamatkan kehormatan bangsa," katanya. Menurut Franz, lembaga seperti Kontras sangat dibutuhkan di negara yang sarat dengan kekerasan, ancaman teror, serta kasus korupsi.
Ahmad Rafiq
Berita terkait
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna
10 hari lalu
Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976
Baca SelengkapnyaIsrael Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
15 hari lalu
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Baca SelengkapnyaMK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia
43 hari lalu
MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.
Baca SelengkapnyaAnggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?
47 hari lalu
Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.
Baca SelengkapnyaKontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa
49 hari lalu
KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.
Baca SelengkapnyaInternational Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi
53 hari lalu
Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum
Baca SelengkapnyaKini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?
56 hari lalu
Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaAndri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan
29 Februari 2024
Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi
25 Februari 2024
Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.
Baca SelengkapnyaAlasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA
22 Februari 2024
KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.
Baca Selengkapnya