KontraS: Kekerasan oleh Negara Masih Marak

Reporter

Editor

Minggu, 20 Maret 2011 13:57 WIB

Haris Azhar. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kasus kekerasan terhadap masyarakat masih cukup marak selama 2010. Kekerasan tersebut dilakukan oleh negara maupun oleh masyarakat mayoritas terhadap golongan minoritas.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menilai negara belum memiliki itikad untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di masa lalu. Dia menyebut, kasus-kasus Yang terjadi di masa orde baru harus mendapat prioritas untuk diselesaikan. "Penyelesaian ini menyangkut martabat dan kehormatan negara," kata Haris, saat ulang tahun Kontras ke -13 di kantor Kontras, Jakarta, Ahad(20/3).

Kontras juga mencatat, masih sering terjadi tindak kekerasan dari kalangan mayoritas terhadap masyarakat minoritas. Negara dinilai belum bisa memberikan perlindungan yang memadai bagi kalangan minoritas.

Haris juga menyebut, negara masih lemah dalam mendorong upaya perbaikan sistem, terutama di lembaga pertahanan dan keamanan. "Keberadaan polisi dan militer memang diperlukan dalam sebuah negara," kata Haris. Hanya saja, Garis menilai seringkali lembaga tersebut justru menjadi ancaman bagi masyarakat lantaran sistem yang belum beres.

Haris mengaku belum memiliki angka pasti kasus kekerasan yang terjadi di tanah air. "Tapi ada kasus kekerasan yang cukup khas di 2010," katanya. Kasus tersebut adalah kekerasan terhadap kelompok profesi tertentu, seperti jurnalis, aktivis, petani serta nelayan. Jumlah kejadiannya hampir mencapai 100 kasus

Salah satu rohaniawan, Franz Magnis-Suseno menyatakan keprihatinannya terhadap masih maraknya kasus kekerasan dan pelanggaran HAM. "Namun, Kontras berhasil menyelamatkan kehormatan bangsa," katanya. Menurut Franz, lembaga seperti Kontras sangat dibutuhkan di negara yang sarat dengan kekerasan, ancaman teror, serta kasus korupsi.

Ahmad Rafiq

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

15 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

43 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

47 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

49 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

53 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

56 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya