TEMPO Interaktif, Madiun - Inovasi batu bata tahan gempa temuan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Madiun belum diproduksi massal baik oleh pemerintah maupun swasta. Karya ilmiah dan temuan siswa itu memenangkan salah satu medali emas pada olimpade pelajar internasional bidang lingkungan bertajuk International Environtmental Project Olympiad (Inepo) 2010 di Istanbul, Turki, Mei 2010 lalu.
"Saya malah baru dengar Kalau memang sudah teruji, seharusnya bisa dikembangkan atau dikomersilkan karena ini potensi daerah yang bermanfaat bagi masyarakat luas bahkan dunia,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Madiun Purwanto, Jumat (17/3).
Menurut dia, pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pusat seharusnya bisa merumuskan kebijakan untuk mematenkan dan membantu produksinya secara komersil dan massal. Apalagi Indonesia termasuk negara berpoteni gempa cukup tinggi.
Dukungan serupa datang dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata (Disperindagta) Kabupaten Madiun. “Itu bisa dikembangkan kepada pengrajin batu bata, kalau memang lebih efektif dan menguntungkan, ” ucap Kepala Bidang Perindustrian Disperindagta Kabupaten Madiun Ahmad Najib Farid.
Karena itu, kata Ahmad, ihaknya berencana mengundang SMAN 5 untuk memberikan penyuluhan ke pengrajin batu bata.
Guru pembina Fisika SMA Negeri 5 Kota Madiun, Imam Zuhri, mengaku pernah ada pengusaha asosiasi kontraktor bangunan ramah lingkungan yang menghubunginya dan tertarik untuk bekerjasama. “Tapi tidak ada tindak lanjutnya,” ujarnya.
Sejauh ini, sekolah sesekali memberikan pengarahan pada pengrajin batu bata tradisional untuk memanfaatkan formula batu bata tahan gempa tersebut.
Penemuan batu bata tahan gempa ini juga belum dipatenkan. “Untuk mengurus hak paten mahal dan sekolah tidak mungkin membiayainya,” ucap lulusan Pendidikan Fisika IKIP Surabaya –sekarang Universitas Negeri Surabaya (Unesa)- ini.
Dengan bimbingan guru, siswa enemukan formula bahan baku pembuatan batu bata yang terbukti memiliki daya tahan dan daya lekat lebih kuat dibanding batu bata yang biasa. “Bahan bakunya hanya tanah liat dan abu limbah pembakaran tebu pabrik gula yang mengandung senyawa silikat,” kata Nina Milasari, salah satu siswa peraih medali emas Inepo itu.
Karya ilmiah berjudul The Use of Sugar Factory Dust in Making Seismic Resistant Bricks atau kegunaan limbah abu (dust) asap pabrik gula dalam pembuatan batu bata tahan getaran atau gempa ini sebelumnya menang dalam lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat kabupaten dan nasional. Pengujian daya tahan batu bata sudah diuji di Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (TSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ISHOMUDDIN