RI dan GAM Lakukan Pelangaran Serius

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 14:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tim monitor perdamaian di Nanggroe Aceh Darussalam (Joint Security Commitee) dan Henry Dunant Center (HDC) menilai Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah melakukan pelanggaran serius atas kesepakan damai yang telah ditandatangani kedua pihak. Seperti di beritakan kantor berita AFP, JSC mengemukakan hal tersebut, hari ini, menyusul ditemukannya mayat seorang anggota TNI yang sejak 10 Februari lalu dinyatakan hilang di Aceh Utara. Tidak diragukan lagi, kasus tersebut merupakan bentuk pelanggaran kesepakan penghentian permusuhan, ujar Mayor Jenderal Tanongsuk, komandan JSC, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah menjatuhkan sangsi terhadap kedua pihak. Adapun pelanggaran yang dilakukan RI, adalah kasus penembakan 25 Januari di Lamno, Aceh Barat yang menewaskan dua angggota GAM ketika TNI melakukan sweeping. Selain itu, juga kasus penembakan yang menewaskan warga sipil di Lueng Bata, Aceh Besar dan Langsa, Aceh Timur pada 8 dan 10 Januari yang dilakukan oleh Brimob. Sedangkan GAM juga dituding menembak mati dua anggota TNI dalam sebuah penyergapan di Manggamat, Aceh Selatan. Oleh sebab itu, baik RI maupun GAM, sesuai ketentuan sanksi yang diatur dalam kesepakatan, harus menyelidiki kasus-kasus pelanggaran tersebut dan memberikan hukuman bagi mereka, anggota TNI-Brimob dan GAM, yang telah melanggar kesepakatan. Hasil penyelidikan dan hukuman yang dijatuhkan harus dilaporkan pada JSC untuk dipublikasikan. Saya yakin, baik RI dan GAM menangani kasus-kasus ini dengan serius, kata Tanongsuk. Jenderal asal Thailand ini juga menyatakan bahwa kedua pihak telah mengakui pelanggaran tersebut, dan hal itu tertuang dalam dokumen yang ditandatangani perwakilan senior RI dan GAM pada 29 Januari lalu. Keputusan diambil berdasarkan bukti yang ada, kondisi dan keterangan dari utusan senior RI dan GAM, ujar Tanongsuk. Sejak penandatangan kesepakatan penghentian permusuhan pada 9 Desember tahun lalu, aksi kekerasan masih terjadi di Aceh walaupun intensitasnya menurun. Menurut Wakil Komandan Militer Operasi Aceh, Brigjend Bambang Darmono, korban terakhir adalah seorang anggota TNI yang ditemukan tewas di Lhok Ara, dekat Lhokseumawe, Aceh Utara, kemarin, Sabtu (15/2). Korban tersebut juga yang pertama sejak penerapan demiliterisasi dan penyimpanan senjata sepekan lalu. Menurut laporan, sebelum ditemukan tewas, Angggota TNI tersebut terlihat mengendarai sepeda motor di Muaradua in Lhokseumawe pada 10 Februari. Menurut Bambang, korban ditemukan dengan kondisi kedua mata tercungkil dan kepala berlubang. Belum dapat dipastikan apakah lubang tersebut disebabkan peluru atau benda lainnya. Bambang juga mengaku pihaknya telah melaporkan temuan tersebut kepada JSC. AFP/Adek

Berita terkait

DBS Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 5,2 Persen

8 menit lalu

DBS Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebesar 5,2 Persen

Bank DBS prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh dipengaruhi investasi bidang infrastruktur, meningkatnya output sektor industri dan sektor jasa

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Terusir dari Kampung Susun Bayam, Pindah ke Hunian Sementara

8 menit lalu

Cerita Warga Terusir dari Kampung Susun Bayam, Pindah ke Hunian Sementara

Dengan wajah sendu, satu per satu warga yang menghuni Kampung Susun Bayam terpaksa meninggalkan bangunan yang mereka tempati sejak Maret 2023 itu.

Baca Selengkapnya

Prediksi Atalanta vs Bayer Leverkusen di Final Liga Europa Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Komentar Pelatih, Perkiraan Pemain

20 menit lalu

Prediksi Atalanta vs Bayer Leverkusen di Final Liga Europa Malam Ini: Jadwal Live, H2H, Komentar Pelatih, Perkiraan Pemain

Final Liga Europa malam ini akan menghadirkan laga Atalanta vs Bayer Leverkusen. Simak H2H, perkiraan pemain, dan prediksinya.

Baca Selengkapnya

Asia Grassroots Forum Digelar 21-22 Mei, Genjot Investasi Berdampak untuk UMKM Asia Tenggara

23 menit lalu

Asia Grassroots Forum Digelar 21-22 Mei, Genjot Investasi Berdampak untuk UMKM Asia Tenggara

Amartha menggelar Asia Grassroots Forum tahun 2024 untuk mengakselerasi potensi ekonomi pada level akar rumput di Asia

Baca Selengkapnya

DKPP Gelar Sidang Etik Dugaan Asusila Ketua KPU Pagi Ini, Dilangsungkan Tertutup

25 menit lalu

DKPP Gelar Sidang Etik Dugaan Asusila Ketua KPU Pagi Ini, Dilangsungkan Tertutup

Agenda sidang DKPP ini adalah mendengarkan keterangan dari para pihak, baik Pengadu, Teradu, Saksi, maupun Pihak Terkait.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Jelaskan Alasan Pengadaan LNG, Singgung Perpres Zaman SBY

28 menit lalu

Karen Agustiawan Jelaskan Alasan Pengadaan LNG, Singgung Perpres Zaman SBY

Karen Agustiawan menuturkan dasar pengadaan LNG itu telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 yang diteken oleh Presiden SBY.

Baca Selengkapnya

SEVENTEEN Follow to Fellow Ajak CARAT Lihat Keseruan Tur Follow

29 menit lalu

SEVENTEEN Follow to Fellow Ajak CARAT Lihat Keseruan Tur Follow

Pameran SEVENTEEN Follow to Fellow di Jakarta mulai 12 Juli hingga 4 Agustus 2024

Baca Selengkapnya

Polres Bandara Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan 99.250 Benih Lobster ke Singapura dan Vietnam

35 menit lalu

Polres Bandara Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan 99.250 Benih Lobster ke Singapura dan Vietnam

Puluhan ribu benih bening lobster atau benih lobster dimasukkan ke dalam koper dan hendak diterbangkan ke Singapura dan Vietnam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Perlu Evaluasi Bea Cukai untuk Kembalikan Kepercayaan Rakyat, Promo Alfamart dan Indomaret

38 menit lalu

Terpopuler Bisnis: Perlu Evaluasi Bea Cukai untuk Kembalikan Kepercayaan Rakyat, Promo Alfamart dan Indomaret

Pemerintah perlu mengevaluasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Bea Cukai agar dapat mengembalikan kepercayaan publik.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Minta Bantuan AS hingga 5 Target Penangkapan ICC

38 menit lalu

Top 3 Dunia: Iran Minta Bantuan AS hingga 5 Target Penangkapan ICC

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 21 Mei 2024 diawali klaim AS soal permintaan bantuan Iran, setelah helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi jatuh

Baca Selengkapnya