Perda Larangan Ahmadiyah Dinilai Solusi Sementara

Reporter

Editor

Selasa, 8 Maret 2011 12:27 WIB

ANTARA/Irsan Mulyadi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama, Slamet Effendy Yusuf menilai, sejumlah aturan pelarangan terhadap aktivitas Ahmadiyah yang hendak diberlakukan di daerah tingkat provinsi, kabupaten dan kota, baik dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Bupati atau Walikota, merupakan solusi sementara untuk menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat.

"Jadi, jangan bilang itu inkonstitusional," kata Slamet, usai mengikuti pertemuan tokoh agama di kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, Senin 8 Maret 2011.

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu beralasan, jika keberadaan Ahmadiyah ini dibiarkan, bakal terjadi konflik lagi di tengah masyarakat. Karena itu, ia dan beberapa tokoh agama lainnya dari Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah meminta kepada pemerintah untuk secepatnya mencari solusi yang jernih dan teliti, dalam mensikapi konflik atau masalah-masalah berbau agama.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksnono mengatakan pembuatan aturan daerah tentang pelarangan aktivitas Ahmadiyah di berbagai daerah provinsi, kabupaten dan kota itu terburu-buru.

Alasannya, hingga kini pemerintah pusat belum memiliki sikap, apakah Jamaah Ahmadiyah ini dibubarkan atau cukup dilarang beribadah saja. "Ini menyangkut kepercayaan. Saya tidak bisa menilai, apakah Perda itu konstitusional atau inskostitusional. Pemerintah tak mau buru-buru," kata dia.

Menurut mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2004-2009 itu, ada dua pandangan ihwal perda. Yakni menganggapnya tidak sah karena inkonstitusional (tak sesuai konstitusi), atau sah karena konstitusional. Itu yang menyebabkan munculnya perbedaan sikap dari berbagai daerah. Karena itu sudah ada daerah yang mengeluarkan Perda larangan Ahmadiyah ini, namun ada juga yang belum.

Advertising
Advertising

Sementara, pemerintah, kata Agung, masih berusaha untuk mencari solusi terrbaik soal Ahmadiyah. "Ini sangat penting karena kami belum bisa mengambil kesimpulan," kata dia.

MUHAMMAD TAUFIK


Berita terkait

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

4 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

4 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

4 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

14 hari lalu

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

20 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

23 hari lalu

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

23 hari lalu

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?

Baca Selengkapnya

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

39 hari lalu

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

KPU menetapkan Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024. Begini tanggapan PBNU dan PP Muhammadiyah, dua ormas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

41 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

49 hari lalu

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersaudara, keduanya putra K.H. Muhammad Cholil Bisri.

Baca Selengkapnya