UGM Hapuskan Ujian Mandiri

Reporter

Editor

Selasa, 18 Januari 2011 16:55 WIB

Universitas Gadjah Mada/TEMPO/Sudaryono

TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - Secara mengejutkan, Universitas Gadjah Mada menghapuskan ujian mandiri dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru 2011. Padahal dengan mengadakan seleksi mandiri ini, UGM mendapatkan pemasukan dari biaya pendaftaran saja sebesar Rp 9,4 miliar.

Asumsi ini didasarkan pada mahasiswa yang mendaftar ke UGM pada ujian mandiri tahun lalu yang mencapai 47.000. Setiap mahasiswa membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 200.000. Namun Rektor Universitas Gadjah Mada Sudjarwadi menolak prinsip untung rugi institusi pendidikan yang dipimpinnya itu terhadap pembatalan ujian mandiri di UGM. “Kami tidak mau bicara untung rugi, wong itu uang masyarakat, kalau menghitung-hitung nanti malah sedih,” kata Sudjarwadi kepada Tempo usai jumpa pers di kantornya, Selasa, (18/1).

Apalagi, uang pendaftaran yang diperoleh UGM itu pada akhirnya dikembalikan ke mahasiswa melalui kegiatan kemahasiswaan. Pendapatan uang pendaftaran juga untuk penyelenggaraan tes ujian, verifikasi, yang menunjang proses seleksi ujianmandiri.

Sudjarwadi mengaku UGM telah mendapat sumber pemasukan dari pemerintah maupun industri yang memiliki kepedulian dengan pendidikan UGM. Dengan demikian potensial pendapatan melalui uang pendaftaran itu tidak terlalu penting untuk UGM.

Terkait dengan mahasiwa yang telah mendaftar untuk mengikuti seleksi ujian mandiri pada bulan Maret mendatang, Direktur Administrasi Akademik UGM Budi Prasetyo mengatakan calon mahasiswa yang mendaftar melalui Penelusuran Bibit Unggul 1600 orang, sementara melalui UTUL 7888.

Calon mahasiswa ini telah mendaftar sejak 3 Januari dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 200.000. meski begitu, uang yang telah dibayarkan ini tak serta merta hangus. “Kami akan memasukkan calon mahasiswa melalui jalur SNMPTN,” kata Budi. Sementara yang mendaftar melalui PBU akan dimasukkan dalam undangan. Tapi jika mereka menolak, uang tetap akan dikembalikan.

Kepala Humas Universitas Gadjah Mada Suryo Baskoro menambahkan, jika mengukur penghapusan ujian mandiri terkait dengan pemasukan UGM, maka menurut Suryo tak tepat. Pasalnya uang sebesar Rp 9,4 miliar itu sangat kecil jumlahnya mengingat Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) UGM untuk tahun 2011 sebanyak Rp 1,7 miliar. Sebagai perbandingan anggaran pendapatan dan belanja Provinsi DIY hanya sebesar Rp 1,3 trilyun. “Artinya penghapusan ujian mandiri ini pertimbangannya bukan materi semata, tetapi kami memikirkan kualitas pendidikan sebagai sumbangsih terhadap bangsa,” katanya.

Dengan menghapus ujian mandiri, pendapatan yang berpengaruh pada pemasukan UGM hanyalah uang pendaftarannya saja. Sebab, mahasiswa yang terjaring melalui SNMPTN tetap akan membayar biaya perkuliahan mengikuti mekanisme kampus masing-masing. “Angkanya tidak kurang tidak lebih, semua biaya telah ditetapkan seperti tahun sebelumnya,” kata Suryo.

Sebagai contoh, Fakultas Kedokteran membayar uang sumbangan potensial mahasiswa akademik, sebesar Rp 100 juta. Setaip mahasiswa baru UGM akan membayar tiga komponen yakni SPMA, biaya operasional pendidikan, dan biaya SPP.

Pada kesempatan ini, Rektor Sudjarwadi menyampaikan keputusan UGM meniadakan ujian masuk karena soal-soal yang dikembangkan UGM telah disepakati dan diintegrasikan dalam ujian tulis SNMPTN. UGM bersama Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung menjadi tim yang dominan dalam pembuatan soal. Sudjarwadi menganggap dengan integrasi soal tersebut, maka hasil seleksi SNMPTN 2011 lebih berkualitas dan mampu menjaring para mahasiswa. “Karena sudah diintegrasikan ke dalam SNMPTN maka seleksi mandiri UGM berupa ujian tertulis ditiadakan,” katanya.

Sudjarwadi memaparkan ujian tulis (UTUL) UGM yang dikembangkan UGM sejak 2003 telah terbukti berhasil dengan baik. Salah satu indikator keberhasilannya adalah capaian IPK mahasiswa yang mengikuti seleksi mandiri dengan ujian SNMPTN lebih tinggi hasilnya. “Berdasarkan riset yang kami lakukan, mahasiswa UGM yang masuk lewat UTUL UGM lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang masuk melalui UMPTN (SNMPTN),” paparnya.

Budi menambahkan tim UGM, UI, dan ITB menjadi kampus yang paling banyak menerjunkan tim pembuat soal. “Tim pembuat soal dari UGM, UI, dan ITB ada 15 orang bahkan lebih sementara kampus-kampus PTN lain hanya beberapaorang,” katanya.

Menariknya, meski tak menyelenggarakan ujian mandiri, UGM tetap menjaring mahasiswa barunya dari tes tertulis pola SNMPTN dan undangan. Budi memaparkan undangan yang dimaksud adalah mereka yang memenuhi syarat pencapaian akademisnya masuk 25 besar di kelas, mahasiswa berprestasi namun tak mampu, juara olimpiade, dan memiliki bakat khusus.

Advertising
Advertising

Penjaringan mahasiswa melalui undangan ini, menurut Sudjarwadi untuk menjadikan kampus UGM yang Bhineka Tunggal Ika. Budi menambahkan penjaringan mahasiswa baru melalui jalur undangan ini memiliki kuota paling kecil 17 persen dan tertinggi 54 persen. “Yang menentukan adalah dekan di fakultas-fakultas,” ujar Budi.

BERNADA RURIT


Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

7 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang unjuk rasa pro-Palestina di sejumlah negara adalah bentuk kekecewaan mahasiswa pada negara atas perang Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Soroti Kenaikan Biaya UKT, Apa Beda UKT dengan SPP?

12 jam lalu

Mahasiswa Soroti Kenaikan Biaya UKT, Apa Beda UKT dengan SPP?

Mahasiswa di berbagai kampus tolak kenaikan UKT. Apa beda UKT dan SPP?

Baca Selengkapnya

Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

13 jam lalu

Menuai Protes dan Kritik dari Mahasiswa, Ini Kilas Balik Penerapan UKT

Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia sudah menerapkan sistem UKT ini sejak 2013.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

2 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

3 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

4 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

5 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

6 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

6 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

6 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya