Komisi I DPR Dan Dubes AS Beda Pendapat Soal Rencana Serangan ke Irak

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 15:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisi I DPR berbeda pendapat dengan Duta Besar AS, Ralph Boyce, dalam pertemuan tertutup di gedung MPR/DPR, Jumat (7/2). Ralph Boyce dan Dubes Inggris, Richard Grozney, menemui Komisi I DPR, di Ruang Pimpinan Komisi I, untuk membicarakan masalah rencana serangan AS ke Irak. Dalam urusan ini, Komisi I menolak dan menentang sangat keras rencana serangan itu, sementara Boyce kembali menegaskan kebijakan negaranya untuk melucuti senjata milik negara tersebut, jika perlu dengan serangan militer. Ketua Komisi I, Ibrahim Ambong, dalam keterangan pers, usai pertemuan, menyatakan posisi DPR tetap menolak rencana serangan AS ke Irak tersebut. Sebab, tindakan itu bertentangan dengan prinsip-prinsip negara yang berdaulat. Kita (Komisi I) tetap tidak menghendaki penyelesaian masalah dengan cara perang. Kita juga memberi beberapa contoh alternatif untuk mencegah perang, walaupun contoh itu tidak demokratis, kata Ambong. Wakil Ketua Komisi I, Ishak Latuconsina, menambahkan komisinya juga telah mengingatkan kepada pihak AS melalui Dubes AS bahwa korban yang jatuh akan jauh lebih besar dan sulit diatasi jika dilakukan serangan terhadap Irak. Walaupun Amerika Serikat merencanakan memberikan bantuan, tapi jelas akan jatuh korban lebih besar, katanya. Sementara, Boyce menegaskan negaranya akan berusaha dengan segala cara menghindari korban sipil, jika terpaksa dilakukan penyerangan terhadap negara pimpinan Saddam Hussein tersebut. Ia menilai, Irak menyia-nyiakan kesempatan terakhirnya untuk penyelesaian damai. Irak, yang menurut Resolusi PBB 1441 harus memberi penjelasan akurat soal persenjataan pemusnah massal yang dimilikinya, justru memberikan informasi yang tidak akurat dan bersifat basi. Grozney, yang juga ikut pertemuan itu, berharap masih adanya kemungkinan perubahan sikap dari pemerintahan Saddam Hussein untuk menyerahkan senjata pemusnah massal-nya. Dengan begitu, tidak perlu dilakukan serangan ke negara tersebut. Namun, Grozney mengaku harapan itu semakin kecil. Biarpun memiliki perbedaan pendapat dengan pemerintah RI dan DPR-RI, Grozney menegaskan pihak AS dan Inggris tetap menghormati kebijakan Indonesia tersebut. Yang penting, masih ada jalur terbuka untuk saling menukar keterangan dan kebijaksanaan masing-masing. Kami tidak harapkan ada persetujuan, tapi bisa ada pengertian masing-masing, kata Grozney. Ia menambahkan, kini sudah ada persetujuan dari 15 negara anggota Uni Eropa bahwa pimpinan Irak, Saddam Hussein, harus memenuhi kewajibannya mematuhi Resolusi DK PBB tersebut. Dimas Adityo-Tempo News Room)

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

4 menit lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

4 menit lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

9 menit lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Profil Tanzania, Lawan Timnas Indonesia dalam Uji Coba Sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026

9 menit lalu

Profil Tanzania, Lawan Timnas Indonesia dalam Uji Coba Sebelum Kualifikasi Piala Dunia 2026

Duel Timnas Indonesia vs Tanzania nanti akan menjadi pertemuan kedua mereka sepanjang sejarah. Bagaimana profil tim asal benua Afrika tersebut?

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia: Penyebab Percikan Api Pesawat Pengangkut Calon Jemaah Haji Masih Diinvestigasi

12 menit lalu

Garuda Indonesia: Penyebab Percikan Api Pesawat Pengangkut Calon Jemaah Haji Masih Diinvestigasi

Salah satu tugas Garuda Indonesia adalah melakukan pemeriksaan serta perbaikan pesawat secara rutin dan regular.

Baca Selengkapnya

BEM USU: Mahasiswa Baru Dijebak, UKT Naik Diumumkan Usai Dinyatakan Lulus

25 menit lalu

BEM USU: Mahasiswa Baru Dijebak, UKT Naik Diumumkan Usai Dinyatakan Lulus

Kata BEM USU soal kenaikan UKT di kampusnya.

Baca Selengkapnya

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

30 menit lalu

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

Olahraga seperti mengangkat beban dapat membantu penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatan dan mengurangi obat-obatan.

Baca Selengkapnya

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

31 menit lalu

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

Polda Sumut memanfaatkan tekonologi dari BRIN untuk melacak keberadaan ladang ganja.

Baca Selengkapnya

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

37 menit lalu

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

Indonesia Police Watch menanggapi soal revisi UU Polri yang tengah bergulir di DPR.

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

37 menit lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya