Bom di Ambon Tewaskan Lima Orang, Dua Lainnya Luka-Luka

Reporter

Editor

Senin, 3 November 2003 11:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Warga kawasan Ahuru, Kelurahan Waihoka, Kecamatan Sirimau, Kotamadya Ambon, dikejutkan sebuah ledakan bom, sekitar pukul 17.55 WIT, Minggu (22/4). Akibat ledakan itu, lima orang meninggal dan dua orang lainnya luka-luka. Korban dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Bersalin Al-Fatah, Ambon.

Ledakan yang cukup keras itu, awalnya dilaporkan ke pos pengamanan personil Yonif 521 oleh masyarakat. Aparat kemudian mendekati salah satu bekas rumah berlantai dua milik warga, yang diduga sebagai sumber ledakan. Di sana, aparat menemukan sejumlah korban dan segera memberikan pertolongan.

Untuk sementara, aparat keamanan menduga ledakan itu terjadi akibat kesalahan merakit bom. Dansektor 1/Pengamanan Ambon, Kolonel Inf. Soegiartha, kepada wartawan di Ambon, Senin (23/4), menjelaskan, di tempat kejadian terlihat sebuah buku, yang masih dalam keadaan terbuka. Selain itu juga didapati bahan kimia dan perlengkapan pembuat bom lainnya.

Barang bukti lainnya yang diamankan aparat keamanan adalah sepucuk senjata MK1 standar polisi dengan 20 amunisinya, 20 amunisi colt, empat selongsong bom rakitan, 99 buah detenator, bahan kimia, dua lampu pelita, satu lampu petromax, satu tustel, tiga buah "veldples", dua timer, sejumlah baju kaos bertuliskan laskar mujahidin dan dua parang panjang. Barang bukti itu kini diamankan ke Kodam

Sayangnya, pelaku ledakan itu tidak berhasil ditangkap karena langsung melarikan diri. Namun, Soegiartha mengatakan, bekas ledakan dan fakta-fakta yang ditemukan di lokasi mengarah pada Laskar Mujahidin. "Yang pasti, kami belum mendeteksi apakah laskar mujahidin itu memiliki jaringan ke luar negeri. Kita perlu pelajari dari fakta-fakta yang ada," tandas Dansektor.

Hingga saat ini, aparat keamanan di Maluku telah melakukan sweeping senjata melalui pintu-pintu masuk, maupun lewat udara, setiap harinya. Soegiartha menegaskan bahwa pemantauan dan sweeping dilakukan sesuai dengan perintah Pangdam XVI/Pattimura maupun Penguasa Darurat Sipil Daerah (PDSD) Maluku.

Advertising
Advertising

Namun itu biasanya juga tergantung fakta maupun data otentik. "Hanya saja, fakta-fakta maupun kemungkinan adanya jaringan, baik nasional maupun luar negeri tetap dipelajari," tandas Dansektor

Pangdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI. I Made Yasa menghimbau agar masyarakat tidak menyimpan atau memiliki senjata maupun bahan peledak karena berbahaya. "Jadi sadarlah, pertikaian dengan menggunakan senjata itu menelan korban lebih besar," tutur Pangdam. Kendati demikian ia menolak anggapan bahwa ledakan bom di Ahuru itu menunjukkan situasi keamanan di Kodya Ambon kurang kondusif.

"Saya pun telah memerintahkan Dansektor untuk meningkatkan aktifitas patroli agar tidak terjadi kegiatan perkelahian maupun konflik baru, sehingga situasi keamanan semakin kondusif," katanya. (Antara/Dara Meutia Uning)

Berita terkait

Menghitung Cadangan Migas Kita, Masih Bisakah Optimistis?

4 menit lalu

Menghitung Cadangan Migas Kita, Masih Bisakah Optimistis?

Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan bahwa sektor migas masih berperan penting, meskipun dunia berkomitmen untuk melakukan transisi energi bersih,

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah UNJ 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

6 menit lalu

Biaya Kuliah UNJ 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

Rincian tarif UKT dan IPI UNJ melalui jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Nilai Pandangan Subsidi Silang dalam UKT Tidak Tepat

8 menit lalu

Kemendikbudristek Nilai Pandangan Subsidi Silang dalam UKT Tidak Tepat

Mahasiswa mampu yang mendapatkan UKT kelompok terakhir artinya membiayai biaya secara mandiri. Ia tak membantu mahasiswa kurang mampu.

Baca Selengkapnya

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

9 menit lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

11 menit lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 11 Ribu, Jadi Rp 1.343.000 per Gram

12 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 11 Ribu, Jadi Rp 1.343.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 17 ribu dibandingkan dengan harga dalam perdagangan Jumat pekan lalu, yakni Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

6 Buah Penurun Hipertensi, Ini Kandungan yang Membuatnya Berkhasiat

15 menit lalu

6 Buah Penurun Hipertensi, Ini Kandungan yang Membuatnya Berkhasiat

Ada beragam cara menurunkan hipertensi. Rutin mengonsumsi sejumlah buah-buahan bisa jadi pilihan.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

18 menit lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Preview Liga Inggris Pekan Terakhir, Mengapa Manchester City Lebih Difavoritkan Meraih Gelar?

21 menit lalu

Jadwal dan Preview Liga Inggris Pekan Terakhir, Mengapa Manchester City Lebih Difavoritkan Meraih Gelar?

Arsenal setidaknya telah membawa perburuan gelar Liga Inggris musim ini hingga pekan terakhir. Bagaimana peluangnya?

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

22 menit lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya