22 Ribu Anak Inklusi di Jawa Tengah Belum Nikmati Pendidikan

Reporter

Editor

Kamis, 15 Juli 2010 15:32 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mencatat hingga kini masih ada 22 ribu anak berkebutuhan khusus atau biasa disebut inklusi di Jawa Tengah yang belum bisa menikmati pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.

"22 ribu anak yang belum bisa mengakses bangku sekolah itu tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Kunto Nugroho dalam rapat dengan Komisi E (Bidang Pendidikan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Kamis (15/7).

Pendidikan inklusi adalah sebuah sistem pendidikan di mana anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat belajar di sekolah umum yang ada di lingkungan mereka dan sekolah tersebut dilengkapi dengan layanan pendukung serta pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, kesulitan belajar, gangguan perilaku, dan anak cerdas/berbakat, serta anak dengan gangguan kesehatan.

Kunto meminta agar para pengelola sekolah tetap menampung para anak yang berkebutuhan khusus itu. Setidaknya ada dua kendala kenapa anak inklusi belum bisa mengankses pendidikan, yakni masih banyak sekolah yang belum mau menerima anak-anak berkebutuhan khusus.

Padahal, tidak semua anak berkebutuhan khusus harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Kunto mencontohkan, anak dengan cacat kaki masih sulit mengakses pendidikan karena harus menggunakan kursi roda dalam beraktivitasnya. Padahal, fasilitas seperti ini tentunya tidak ada di sekoloah umum.

Kendala lain adalah masih banyak orang tua anak inklusi yang enggan menyekolahkan anaknya. "Biasanya, orang tua seperti ini malu punya anak yang tidak sempurna," kata Kunto. Ke depan, kata Kunto, Dinas Pendidikan, akan terus mengupayakan realisasi kesempatan mengenyam pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Akhir-akhir ini, kata Kunto, Dinas Pendidikan sudah berulangkali melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus mengikuti kegiatan-kegiatan, seperti pentas tari, menyangi, dan lain-lain.

M ROFIUDDIN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

4 jam lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

19 jam lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

1 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

2 hari lalu

Pasca-Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok Keluarkan SE Tentang Study Tour

Pasca kecelakaan bus rombongan perpisahan siswa SMK Lingga Kencana, Wali Kota Depok mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan study tour.

Baca Selengkapnya

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

4 hari lalu

Politikus PKS Soroti Komitmen Konstitusi dalam Mengatasi Masalah Pendidikan

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mardani Ali menyoroti peran penting komitmen dan investasi negara dalam mengatasi masalah di sektor pendidikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

4 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di UNDIP

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan tema 'Survival Leadership, Facing Uncertainties'.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

5 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

6 hari lalu

Faktor yang Mempercepat Penuaan Otak, Kesepian sampai Kurang Pendidikan

Para ilmuwan menemukan beberapa faktor dan kebiasaan yang tampak tak berbahaya bisa mempercepat penuaan otak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

8 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

9 hari lalu

Mbak Cicha Peduli pada Keseimbangan Pendidikan

Keseimbangan antara kemampuan akademis, karakter, entrepreneur harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kunci utama kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya