Itu Tangung Jawab Penggerak Demontrasi Brutal

Reporter

Editor

Selasa, 28 Oktober 2003 11:01 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jenderal (Purn) Wiranto menyalahkan demonstrasi yang brutal dalam kasus Tri Sakti, Semanggi I, dan Semanggi II. “Menurut saya yang bertanggung jawab adalah orang-orang yang menggerakkan demonstrasi yang brutal itu,” kata Wiranto dalam rapat dengan Pansus Trisakti, Semanggi I-II, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 29 Maret. Ia menambahkan, bahwa hal itu masih relevan sampai sekarang.

Wiranto hadir dalam rapat Pansus Tri Sakti, Semanggi I-II dalam kapasitas sebagai mantan Panglima TNI pada saat kejadian berlangsung. Nama Wiranto disebut-sebut oleh mantan Kapolri, Jendral Dibyo Widodo. Dibyo mempermasalahkan bahwa Wiranto lebih menekankan masalah politis dibanding teknis dalam penyelidikan kasus-kasus penembakan itu.

Dalam rapat itu, sebelum sesi tanya jawab, Wiranto meminta untuk memutar rekaman video tentang kerusuhan-kerusuhan yang berkaitan dengan demonstrasi yang terjadi saat itu. Rekaman kejadian pada 1998 itu diawali dengan judul, “Demonstrasi Mengarah ke Kebrutalan” dan diakhiri dengan pertanyaan Siapa yang Bertanggung Jawab.

Mengenai istilah kebrutalan itu, dipertanyakan oleh anggota Pansus Lomban Toruan. Ia menganggap istilah itu mendeskriditkan demonstran dan berpihak pada penguasa. “Dengan menggunakan kata kebrutalan itu sudah memihak pada kekuasaan, bukan pada rakyat,” lata anggota DPR dari Fraksi PDI-P ini.

Bahkan secara satire, Ketua Pansus Panda Nababan mempertanyakan mengapa penjarahan-penjarahan yang diakibatkan demonstasi itu direkam, sementara penjarahan-penjarahan oleh konglomerat tidak direkam. Dengan setengah berkelit, Wiranto berargumen dai menggunakan kata brutal karena ada demonstrasi yang dilakukan tidak brutal. Alasan ini banyak dicibir oleh mahasiswa yang juga datang pada rapat tersebut.

Sementara itu, sebelum Wiranto memberikan keterangan, Dokter Mun’im Idris, bagian forensik Fakultas Kedokteran UI, dipanggil untuk kedua kalinyan oleh Panitia Khusus itu. Dalam kesempatan tersebut, Mun’im dikritik oleh beberapa anggota Pansus karena laporan visumnya terdapat perbedaan waktu yang tidak signifikan dalam konteks kejadian. Misalnya, waktu kematian Heri Hartanto, mahasiswa Tri Sakti yang menjadi korban kasus 12 Mei 1998. Dalam laporan itu disebutkan, waktu kematiannya sekitar pukul 12:32 sampai 16.22. Sementara kejadian penembakan, setelah pukul 17.00.

Advertising
Advertising

Dokter Mun’im Idris kemudian membuat ralat laporan itu tanggal 30 Maret 1999 di mana waktu kematiannya berkisar pukul 12:32 sampai 20:22. “Itu saya kira harus diragukan keahliannya,” kata Manase Malo dari Fraksi Demokrasi Kasih Bangsa (F-DKB).

Menanggapi keraguan para anggota Pansus, Mun’im berkilah bahwa hal itu bisa terjadi karena banyak faktor, di antaranya faktor suhu ruang yang dingin tempat mayat di simpan. Di samping itu, karena kondisi pemeriksa sendiri yang lelah. Pada saat kejadian, Dokter Mun’im mengaku tidak datang ke tempat kejadian, sehingga tidak bisa mendeskripsikan lebam mayat secara tepat.

Sementara, menanggapi adanya isu yang mengatakan Mun’im mendapat intimidasi dari pihak TNI, ia dengan tegas menyangkalnya. “Kalau tekanan (dari TNI) tidak pernah ada,” katanya. (Anggoro Gunawan)

Berita terkait

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

2 menit lalu

PNM Mekaar Beri Reward untuk Nasabah Berprestasi

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memberikan reward studi banding kepada Ketua Kelompok Mekaar.

Baca Selengkapnya

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

7 menit lalu

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

Ujang menyebut belum ada figur yang berani muncul lantaran Khofifah memiliki elektabilitas baik di Jatim dan didukung oleh partai pemenang pilpres.

Baca Selengkapnya

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

12 menit lalu

Polisi Proses Laporan Rektor Unri Terhadap Mahasiswa yang Kritik Biaya Kuliah

Polda Riau menyelidiki laporan Rektor Universitas Riau (UNRI) Sri Indarti terhadap mahasiswa bernama Khairiq Anhar yang mengkritik biaya kuliah

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

13 menit lalu

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

Starlink mulai menawarkan produknya ke masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

15 menit lalu

Istana Sebut Pansel Calon Pimpinan KPK Diumumkan Bulan Ini

Pansel KPK bertugas menyeleksi para calon pimpinan KPK sebelum diserahkan kepada DPR untuk melakukan tes uji kepatutan dan kelayakan.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

22 menit lalu

Pertamina dan Polri Bekerjasama Mengamankan Objek Vital Nasional

Pertamina dan Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani perjanjian kerjasama pengamanan objek vital nasional.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

25 menit lalu

Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.

Baca Selengkapnya

Long Weekend Bersama Keluarga, Coba ke Destinasi Wisata Baru di Bogor dan Jakarta

27 menit lalu

Long Weekend Bersama Keluarga, Coba ke Destinasi Wisata Baru di Bogor dan Jakarta

Bogor dan Jakarta menawarkan destinasi wisata menarik, dari alam hingga seni, untuk long weekend besok.

Baca Selengkapnya

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

28 menit lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

30 menit lalu

Pemerintah Anggarkan Rp 355 Miliar untuk Bangun Taman Peringatan di Ibu Kota Nusantara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyebut taman peringatan di Ibu Kota Nusantara bisa jadi lokasi kunjungan tamu negara

Baca Selengkapnya