Menteri Sosial: Pembentukan KPAI Transparan

Reporter

Editor

Senin, 27 Oktober 2003 17:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengatakan, pembentukan Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) demokratis dan transparan. Hal itu disampaikan Bachtiar sehubungan dengan adanya protes dari Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, mengenai proses pemilihan anggota Komite.Bachtiar mengatakan, alasan pembentuan panitia seleksi menggunakan Surat Keputusan Mensos dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan adalah untuk efesiensi waktu. "Kita dikejar waktu untuk segera membentuk komite ini. Keterbatasan waktu yang ditentukan oleh undang-undang itu yang membuat kita harus cepat-cepat mengeluarkan surat keputusan," ujarnya seusai acara penyerahan bentuan korban penggusuran di Kali Adem, Jakarta, Senin (27/10).Bachtiar juga menjelaskan, nama-nama anggota Komite sudah diajukan ke Presiden. Mereka dari berbagai unsur. Dari kalangan cendikiawan, perguruan tinggi, usahawan dan lain-lainnya. Jumlahnya sekitar 18 orang. Pengumunan nama-nama Komite itu menunggu keluarnya Keputusan Presiden. "Karena itu saya belum bisa mengumumkan," katanya. Ia juga menjelaskan, terkait dengan protes yang disampaikan Seto Mulyadi, Departemen Sosial sudah menyelesaikannya. "Saya sudah memberitahu Seto dan dia bisa memahaminya," katanya. Selain itu, terkait dengan adanya ancaman demo dari berbagai lembaga swadaya masyarakat perlindungan anak, Bachtiar menegaskan, hal itu sah-sah saja. "Sepanjang dilakukan dengan tertib, sopan, dan tidak asal menyerang," katanya. Siti Masriyah - Tempo News Room

Berita terkait

BEM USU: Mahasiswa Baru Dijebak, UKT Naik Diumumkan Usai Dinyatakan Lulus

3 menit lalu

BEM USU: Mahasiswa Baru Dijebak, UKT Naik Diumumkan Usai Dinyatakan Lulus

Kata BEM USU soal kenaikan UKT di kampusnya.

Baca Selengkapnya

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

9 menit lalu

Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

Olahraga seperti mengangkat beban dapat membantu penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatan dan mengurangi obat-obatan.

Baca Selengkapnya

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

9 menit lalu

Polda Sumut Pakai Teknologi BRIN untuk Menemukan Ladang Ganja

Polda Sumut memanfaatkan tekonologi dari BRIN untuk melacak keberadaan ladang ganja.

Baca Selengkapnya

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

15 menit lalu

Usia Pensiun Diperpanjang di Draf Revisi UU Polri, IPW: Lewat 60 Tahun, Fisik dan Mental Sudah Menurun

Indonesia Police Watch menanggapi soal revisi UU Polri yang tengah bergulir di DPR.

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

16 menit lalu

8 Destinasi Wisata Ikonik yang Bergulat dengan Dampak Buruk Overtourism

Destinasi wisata populer di dunia mengalami overtourism dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

16 menit lalu

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

Rekomendasi dikeluarkan sekalipun status aktivitas Gunung Slamet tetap pada Level II alias Waspada, tidak berubah sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

16 menit lalu

Penghapusan Kelas Rawat Inap, BPJS Kesehatan akan Gandeng Asuransi Swasta

Pembagian kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatan dihapus. BPJS Kesehatan membuka kemungkinan kerja sama dengan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

17 menit lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

22 menit lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Benih Lobster Selundupan dari Bogor Dihargai Rp 200 Ribu - Rp 250 Ribu per Ekor

30 menit lalu

Benih Lobster Selundupan dari Bogor Dihargai Rp 200 Ribu - Rp 250 Ribu per Ekor

Berdasarkan pemeriksaan, tiga tersangka yang melakukan penyelundupan benih lobster baru satu kali menggunakan gudang di lokasi penangkapan.

Baca Selengkapnya