TEMPO Interaktif, Surabaya -Dewan Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jawa Timur mendukung upaya Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah yang akan menghitung ulang awal waktu sholat subuh yang di Indonesia dinilai terlalu pagi.

“Ya kita dukung, waktu awal sholat subuh memang harus dikaji ulang melalui perhitungan ilmu falaq (perbintangan) yang lebih bagus,” kata Ketua DPW Muhammadiyah Jatim Syafiq Muqni, Minggu (28/3).

Sekedar diketahui, pada tanggal 1 sampai 4 April 2010 mendatang, majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memang akan menggelar Musyawarah Nasional, yang salah satu diantaranya akan membahas waktu awal sholat subuh.

Menurut Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, waktu awal sholat subuh di Indonesia memang yang paling pagi karena berada di 20 derajat dibawah ufuk (titik terbitnya matahari). Padahal dinegara lainnya misalnya di Maroko awal sholat subuh dimulai pada 18 derajat dibawah ufuk.

Karenanya, dalam Munas di Universitas Muhammadiyah Malang nanti Majelis Tarjih akan memasukkan waktu sholat subuh ini kedalam salah satu agenda pembahasan.

Menurut Syafiq Mughni, pembahasan waktu awal sholat subuh ini minimal bisa menjadikan pembelajaran pengetahuan baru bagi masyarakat mengenai ilmu falaq (perbintangan).

ROHMAN TAUFIQ