Pembalakan Liar Di Taman Meru Betiri Masih Tertinggi
Senin, 4 Januari 2010 10:27 WIB
TEMPO Interaktif, Jember -Kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) masih menjadi sasaran tertinggi pembalakan liar selama tahun 2009. "Di TNMB memang pembalakan liar masih tertinggi dibanding tindak pidana kehutanan lainnya," kata Kepala Balai TNMB, Herry Subagiadi, Senin (4/1).
Dalam catatan TNMB pada 2009, sedikitnya telah terjadi 55 kasus pembalakan liar di kawasan hutan yang membentang dari kawasan selatan Jember hingga selatan Banyuwangi itu.
Selain kayu jati, kayu-kayu yang dicuri merupakan flora endemik wilayah TNMB seperti kayu Sapen, Suren, Gaharu dan Bayur. Sedangkan hasil hutan selain kayu yang diambil adalah bambu Lanjaran (Schyzostchyum cilliatrum), Iles-iles (Amarphophallus oncophyllus prain), Bambann (Donax cannaeformis) dan Getah Bendo (Artocarpus elasticus). "Itu jenis tumbuhan yang dilindungi dan hanya ada di kawasan TNMB," ujarnya.
Kasus diurutan kedua, kata Herry, adalah perburuan satwa. Pada tahun lalu kasus ini mencapai 12 kasus. Sedangkan kasus lainnya meliputi empat kasus perambahan, empat kasus kebakaran hutan, dan 30 kasus pencurian hasil hutan bukan kayu.
MAHBUB DJUNAIDY
Dalam catatan TNMB pada 2009, sedikitnya telah terjadi 55 kasus pembalakan liar di kawasan hutan yang membentang dari kawasan selatan Jember hingga selatan Banyuwangi itu.
Selain kayu jati, kayu-kayu yang dicuri merupakan flora endemik wilayah TNMB seperti kayu Sapen, Suren, Gaharu dan Bayur. Sedangkan hasil hutan selain kayu yang diambil adalah bambu Lanjaran (Schyzostchyum cilliatrum), Iles-iles (Amarphophallus oncophyllus prain), Bambann (Donax cannaeformis) dan Getah Bendo (Artocarpus elasticus). "Itu jenis tumbuhan yang dilindungi dan hanya ada di kawasan TNMB," ujarnya.
Kasus diurutan kedua, kata Herry, adalah perburuan satwa. Pada tahun lalu kasus ini mencapai 12 kasus. Sedangkan kasus lainnya meliputi empat kasus perambahan, empat kasus kebakaran hutan, dan 30 kasus pencurian hasil hutan bukan kayu.
MAHBUB DJUNAIDY
