Pertama di Indonesia, Semarang Sediakan Konseling HIV/AIDS Swalayan

Reporter

Editor

Jumat, 18 Desember 2009 08:45 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang - Yayasan Wahana Bakti Sejahtera (YWBS) akan membuka klinik voluntary counseling and testing (VCT) atau tes untuk mendeteksi penyakit HIV/AIDS secara swalayan. Klinik jenis ini untuk melakukan tes VCT bagi pengidap secara sendiri.

"Kerahasiaan tes VCT swalayan cukup tinggi karena yang pertama mengetahui hasil tes adalah pribadi masing-masing," kata Pembina Yayasan Wahana Bakti Sejahtera (YWBS) Budi Laksono, Jumat (18/12).

Budi menyatakan, keberadaan klinik itu baru pertama kali di Indonesia, sedangkan konsep ini ia dapatkan dari beberapa negara maju yang sudah menerapkannya.

Dalam tes itu, petugas hanya akan membantu mengambilkan darah. Setelah itu di tes sendiri dan hasilnya diketahui sendiri. Karena dilakukan secara pribadi maka dari hasil negatif ataupun positif mengidap maka si pasien berhak untuk tidak mengatakan pada siapapun. "Bahkan dokternya juga tidak berhak tahu, dalam VCT swalayan ini kerahasiaan sangat terjamin" terangnya.

Namun dalam tes tersebut tetap akan dilakukan konseling pra tes dan pascates VCT. Hal ini untuk pendampingan terhadap orang-orang yang melakukan tes tersebut. "Kalau yang hasilnya positif kan nanti bisa syok atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, makanya kami terus melakukan konseling," jelas Budi.

Lebih lanjut dijelaskan, keberadaan VCT syawalan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemauan orang-orang untuk memeriksakan dirinya. Pasalnya, penularan penyakit yang masih menjadi momok bagi banyak orang ini bukan hanya karena perilaku seks yang menyimpang serta penggunaan obat-obat terlarang secara suntik. Tapi juga ditularkan karena transfusi darah serta penggunaan jarum suntik, sehingga tes VCT ini bisa dilakukan siapapun untuk memastikan.

Harapannya, jika memang ada kasus-kasus penyakit tersebut maka bisa diketahui sejak dini. "Karena terkadang orang yang mengidap penyakit ini merasa baik-baik saja," kata Budi. Selain itu, dari hari ke hari penularan HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi.

Selama ini klinik VCT sudah disediakan, namun masih memungkinkan bagi petugas atau dokter mengetahui hasil tes tersebut.

Advertising
Advertising

ROFIUDDIN

Berita terkait

Upaya Pencegahan HIV/AIDS Terkendala Persepsi Masyarakat

2 Desember 2017

Upaya Pencegahan HIV/AIDS Terkendala Persepsi Masyarakat

Upaya pencegahan HIV- AIDS di Indonesia masih terkendala persepsi masyarakat

Baca Selengkapnya

Koalisi AIDS Sambut Izin Edar Obat Generik Hepatitis C

5 Juli 2016

Koalisi AIDS Sambut Izin Edar Obat Generik Hepatitis C

Obat generik untuk hepatitis C ini murah namun sangat efektif.

Baca Selengkapnya

PBB Bentuk Klinik Reproduksi Pasien Muda di Yogya

15 Juli 2014

PBB Bentuk Klinik Reproduksi Pasien Muda di Yogya

Layanan konsultasi di klinik ini relatif lebih lama, sekitar 20 menit.

Baca Selengkapnya

Klinik Terapi Metadon Dibuka di Depok

1 Desember 2010

Klinik Terapi Metadon Dibuka di Depok

Program Manajer Lembaga Swadaya Masyarakat STIGMA, Aditya Wardhana, mengatakan klinik ini ditunggu-tunggu oleh pecandu narkoba di kota itu. Selama ini mereka mencarinya hingga ke Bogor.

Baca Selengkapnya

Stok Obat ARV Dikhawatirkan Menipis

30 Oktober 2008

Stok Obat ARV Dikhawatirkan Menipis

Koordinator Ikatan Perempuan Positif Indonesia Santi khawatir para penderita akan putus obat akibat menipisnya ketersediaan obat ARV. Untuk stok satu bulan ini memang masih ada, tapi setelah itu belum tahu.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Penjangkauan Warga Berpotensi AIDS Terhambat

7 Mei 2007

Aktivitas Penjangkauan Warga Berpotensi AIDS Terhambat

“Sejak dana dari Global Fund dihentikan, honor pejangkau untuk bulan Maret belum dibayar, sehingga sejak April aktivitas dihentikan. Kami tidak mau mengambil risiko dengan meneruskan program penjangkauan,” kata District Project Officer The Global Fund-AIDS Tuberculoses Malaria (GF-ATM) District Implementing Unit Surakarta Anwar Fauzi, Senin (7/9).

Baca Selengkapnya