Pelarian Anggota JI, Membuat Paspor Palsu (2)

Reporter

Editor

Selasa, 1 September 2009 17:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ia bukan “ahli jihad” sembarangan. Terlibat serangkaian kasus kekerasan di Poso, Sulawesi Tengah, Agus Purwantoro lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada 1997. Ia antara lain terkait dengan kasus mutilasi tiga siswi, perampokan toko emas, penembakan terhadap Kepala Kepolisian Resort Poso, dan menyembunyikan sejumlah buron polisi. Tiga tahun lebih diburu polisi, Agus ditangkap polisi Malaysia, tahun lalu. Nama aliasnya berderet: Deddy Acmadi Machdan, Tri Sutanto, Idris, Abbas, dan Sofian. Februari lalu, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman delapan tahun penjara buat pria kelahiran 19 Agustus 1969 itu.

Agus menjadi anggota Jemaah Islamiyah sejak 1993. Enam tahun kemudian, pada bulan Agustus, ia berangkat ke Kamp Hudaybiyah, Filipina Selatan, bersama 21 orang lainnya. Tahun berikutnya, ia dikirim oleh Wakalah Jawa Timur untuk berangkat ke Poso. Di sana, ia menularkan hasil pendidikannya di Filipina Selatan dengan membentuk pelatihan militer di daerah pegunungan Desa Tongko, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-una.

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengakuannya, untuk menggambarkan cara para buron, terutama dari kelompok Jemaah Islamiyah, melarikan diri dari kejaran polisi. Agus lari ke Malaysia dengan paspor palsu. Cara serupa juga dipakai para tersangka lain, termasuk Hambali, pria asal Cianjur, Jawa Barat, yang hingga kini masih ditahan dinas rahasia Amerika Serikat, CIA. Tulisan ini merupakan bagian kedua.


***

Agus Purwantoro diantar menuju Kantor Imigrasi Jakarta Utara. Ia dibonceng pria yang menjemputnya di UKI. Ayi dibonceng pria bernama Patria. Tiba di tujuan pukul 10.00, Agus, Ayi, dan Patria segera menuju lantai dua. Pria penjemput Agus bergegas balik. Patria menemui kenalannya di Imigrasi, dan keluar beberapa saat kemudian. Ia membawa potongan kertas yang disodorkan kepada Agus.

Isi potongan kertas itu: Tri Sutanto, tempat tanggal lahir, nama ayah, nama ibu, saudara kandung, alamat tempat tinggal. “Kamu hapalkan data-data itu,” kata Patria kepada Agus. Patria lalu pamit pergi. Data di potongan kertas, rupanya, data-data yang akan dipakai pada paspor Agus.

Dua jam menunggu, seorang perempuan tak berseragam memanggil: “Tri Susanto...mana?” Agus mendekati perempuan itu, dan mengenalkan diri dengan nama baru. Perempuan itu mengantar Agus ke lantai satu, dan menunggu giliran wawancara. Ia juga disodor berkas-berkas yang telah diisi. Di situ, tertera foto kopi KTP, akta kelahiran, kartu keluarga, formulir permohonan. Semua bernama Agus Sutanto, tapi berfoto Agus.

Sekitar pukul 14.00. “Tri Sutanto” dipanggil buat wawancara. Pewawancara, seorang perempuan 45 tahunan, menanyakan identitasnya. Ia pun menyebutkan data-data Tri Sutanto yang sudah dihapalkan selama menunggu. Setelah wawancara sekitar sepuluh menit, ia menunggu giliran foto dan diambil sidik jari. Semua dilewati dengan lancar. Akhirnya, pada pukul 15.00, ia menandatangani berkas yang telah diketik petugas.

Satu jam kemudian, Agus alis Tri Sutanto menyelesaikan pembuatan paspornya. Pada sekitar 17.30, Patria datang dan berkata, “Kalau sudah selesai, silakan kembali, nanti saya yang ambil paspornya”. Agus balik ke Cilodong.

Sambil menunggu selesai paspor, Agus pergi ke Surabaya. Ia menemui keluarganya di sebuah penginapan di daerah Tuban, Jawa Timur. Dua hari kemudian, ia kembali ke Cilodong. Esok harinya, Panut datang menjemput. Mereka menuju Cawang, di sana Patria sudah menunggu. Mereka berputar-putar kota dan berhenti di sebuah warnet. Patria mengajari Agus membuat e-mail baru.

Mereka tak lama ada di satu warnet. Hari itu, ketiganya pindah di tiga warnet. Di warnet ketiga, Patria menyerahkan paspor atas nama Tri Sutanto kepada Agus. Setelah itu mereka berpisah. Agus diantar kembali oleh Panut ke Cilodong.

Pada 25 Januari 2008, Agus –kini sudah berganti nama menjadi Tri Sutanto-- dijemput Panut. Mereka berdua menuju halte depan Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat. Di sana sudah menunggu seorang lelaki, yang kemudian mengantar Agus ke sebuah penginapan di Tanah Abang. Patria sudah ada di sana. Tak lama kemudian datang Abu Husna, pria yang dikenal di Solo sejak 1993.

Di situlah Patria menyampaikan beberapa rencana kepergian Agus dan Abu Husna ke Malaysia. Patria memberi petunjuk perjalanan. “Ia tahu saya belum pernah ke Kuala Lumpur,” kata Agus kepada polisi. Lalu Patria menyatakan akan berangkat ke Kuala Lumpur mendahului Agus dan Abu Husna. “Semua tiket perjalanan ke Malaysia, dan selanjutnya ke Timur Tengah, sudah diatur,” kata Patria.
Pada 28 Januari 2008, lagi-lagi Panut menjemput. Ia membawa Agus ke sebuah penginapan di Jakarta. Di sana ia bertemu Abu Husna, bersama seseorang yang mengaku bernama Rudi. Di penginapan itu, Rudi menyerahkan tiket Lion Air penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur. Ia juga memberi nomor telepon Patria di ibukota Malaysia itu. “Malam itu saya bersama Abu Husna dan Rudi bermalam di penginapan,” ujar Agus. (Bersambung)

BUDI SETYARSO

BERITA TERKAIT:

Pelarian Anggota JI, Sebulan Pindah Enam Rumah (1 dari 3)

Pelarian Anggota JI, Membuat Paspor Palsu (2 dari 3)

Pelarian Anggota JI, Dibantu Calo Lolos ke Kuala Lumpur (3-Habis)



Advertising
Advertising

Berita terkait

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

17 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

17 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Terduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah

29 Januari 2024

Terduga Teroris yang Ditangkap Lagi di Boyolali Kelompok Jamaah Islamiyah

Terduga teroris yang ditangkap di Boyolali masuk kelompok Jamaah Islamiyah. Total ada 11 orang yang diringkus.

Baca Selengkapnya

Polisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur

26 Januari 2024

Polisi: 10 Terduga Teroris di Jateng Bagian Jamaah Islamiyah Wilayah Timur

Penangkapan sepuluh terduga teroris dilakukan di beberapa wilayah di Jawa Tengah pada Kamis

Baca Selengkapnya

Densus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah

26 Januari 2024

Densus 88 Masih Selidiki Peran 10 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah

10 orang terduga teroris di Jawa Tengah diduga berasal dari kelompok Jamaah Islam (JI).

Baca Selengkapnya

Bom Natal 2000: Mengenang Riyanto, Banser yang Berkorban Bagi Umat Kristen Mojokerto

25 Desember 2023

Bom Natal 2000: Mengenang Riyanto, Banser yang Berkorban Bagi Umat Kristen Mojokerto

Perayaan malam Natal di Mojokerto tidak terlepas dari ingatan pengorbanan Riyanto, khususnya bagi Gereja Eben Haezer. 23 tahun yang lalu, Riyanto meregang nyawa akibat teror Bom Natal 2000.

Baca Selengkapnya

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

24 Desember 2023

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

Kelompok ini diduga membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan lalu disebut dalang peristiwa Bom Natal 2000 dan Bom Bali.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 23 Tahun Lalu Bom Natal 2000 Meneror Berbagai Kota di Indonesia

24 Desember 2023

Hari Ini 23 Tahun Lalu Bom Natal 2000 Meneror Berbagai Kota di Indonesia

Pada malam Natal tahun 2000, terjadi rentetan serangan bom Natal 2000 di sejumlah gereja di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Ungkap Modus Pendanaan Terorisme 2023: Kripto hingga Fundraising

21 Desember 2023

Densus 88 Ungkap Modus Pendanaan Terorisme 2023: Kripto hingga Fundraising

Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan modus penggalangan dana tersangka tindak pidana terorisme selama 2023.

Baca Selengkapnya