Capim KPK: Penyerahan Nama hingga Sorotan dari IM57+ Institute

Kamis, 3 Oktober 2024 19:39 WIB

Ilustrasi KPK. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Nama-nama calon pimpinan dan dewan pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi atau capim KPK yang lolos seleksi akhir pansel KPK sudah di tangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi hingga kini belum diserahkan ke DPR.

Jokowi punya waktu dua pekan setelah menerima daftar nama capim dan cadewas KPK dari pansel untuk diserahkan ke DPR. “Sejauh ini belum ada tanggal yang pasti terkait penyerahan nama ke DPR,” kata Staf Khusus Presiden bidang Hukum, Dini Purwono, Kamis, 3 Oktober 2024.

1. Penyerahan Nama ke DPR

Staf Khusus Presiden bidang Hukum, Dini Purwono, mengatakan, proses penyerahan nama-nama capim dan cadewas ke DPR sifatnya hanya administratif, karena kandidat tersebut sudah diseleksi dan diumumkan oleh pansel.

“Tidak ada masalah siapa yang akan menyerahkan nama-nama calon pimpinan dan calon anggota dewas KPK ke DPR, apakah Presiden Jokowi atau Presiden terpilih Prabowo sesudah pelantikan pada 20 Oktober,” kata Dini, pada Kamis, 3 Oktober 2024. “Karena siapa pun yang menyerahkan, hasil yang disampaikan akan tetap sama sesuai proses seleksi pansel.”

Advertising
Advertising

2. Andil Jokowi

Ketua IM57+ Institute, M. Praswad Nugraha mengatakan bahwa, Jokowi, memiliki andil terhadap sepuluh nama capim KPK yang lolos seleksi akhir. "Perlu diluruskan bahwa sepuluh nama yang diusulkan adalah pilihan presiden," katanya ketika dihubungi, Rabu, 2 Oktober 2024.

Hal itu telah tertuang dalam Pasal 30 ayat 9 Undang-undang KPK. "Jangan sampai pengumuman pansel ke publik menjadi distorsi, sehingga seakan presiden tidak bertanggung jawab," ucapnya.

Praswad menyoroti sejumlah nama capim KPK yang berasal dari aparat penegak hukum. Menurut Praswad, capim yang berlatar belakang penegak hukum itu berpotensi menimbulkan konflik kepentingan. Menurut dia, hal itu uga menjadi problem seperti komposisi KPK era Firli Bahuri. "Upaya mencegah (konflik kepentingan) harus serius, termasuk seluruh kandidat dari unsur penegak hukum harus berhenti sebelum dilantik," jelasnya.

3. Rekam Jejak Kandidat Kurang Baik

Dari sepuluh calon pimpinan KPK, terdapat beberapa nama yang menjadi sorotan karena memiliki rekam jejak yang kurang baik. Salah satunya, Ibnu Basuki Widodo, yang menjadi satu-satunya hakim, yang lolos seleksi akhir capim KPK.

Sebagai hakim, Ibnu Basuki Widodo, tercatat pernah memvonis bebas terdakwa korupsi, Ida Bagus Mahendra Jaya Marth, pada Oktober 2014 dalam kasus pengadaan alat laboratorium IPA MTs di Kementerian Agama pada 2010.

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap menilai bahwa rekam jejak yang dimiliki figur bermasalah ini patut dipertanyakan oleh DPR ketika fit and proper test. "Bukankah bisa dianggap tidak pro pemberantasan korupsi," katanya, Selasa, 1 Oktober 2024.

Ada pula Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Johanis Tanak yang lolos seleksi akhir tes calon pimpinan lembaga antirasuah periode 2024-2029. Pada 2023, Johanis sempat terjerat kasus dugaan pelanggaran etik oleh Dewas KPK. Namun, dia lolos dari dugaan pelanggaran etik tersebut dan dinyatakan tidak bersalah.

3. Kriteria Capim

Sebelumnya, pansel KPK telah menyerahkan sepuluh nama, masing-masing capim dan cadewas KPK ke Jokowi pada Selasa, 1 Oktober 2024. Nama-nama yang diserahkan ke kepala negara itu dinyatakan lolos seleksi akhir tes wawancara dan tes kesehatan.

Wakil Ketua Pansel KPK Arif Satria, mengatakan terdapat tiga kriteria yang digunakan untuk menyaring para capim dan calon dewas tersebut. "Kriteria yang kami terapkan, integritas, kapabilitas, dan aksesibilitas," katanya di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Arif menambahkan, Pansel KPK juga mempertimbangkan masukan dari berbagai kalangan untuk memutuskan kandidat yang lolos rangkaian seleksi termasuk reputasi dan kepercayaan publik terhadap capim dan cadewas KPK.

4. Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda

Ketua Pengadilan Tinggi Samarinda Gusrizal juga menjadi salah satu yang disorot dalam seleksi calon dewas lembaga antirasuah ini. Dalam catatan Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia atau PBHI, Gusrizal terindikasi memiliki relasi politik dengan kekuasaan eksekutif dan legislatif yang anti-KPK. Gusrizal juga tercatat sebagai hakim yang pernah memvonis ringan Miranda S. Gultom dalam perkara korupsi Bank Indonesia pada September 2012.

Pernikahan mewah anaknya, Muhammad Khairi dengan Kiky Saputri, juga menjadi salah satu pertanyaan pansel saat tes wawancara calon dewas KPK pada 19 September 2024.
Gusrizal menyatakan apabila dirinya menjadi dewas KPK, ia akan berupaya menjaga keluarganya supaya tidak ada penyalahgunaan. "Jika terpilih, saya akan menjaga sikap. Anak dan menantu saya, akan saya jaga agar tidak terjadi penyalahgunaan jabatan,” katanya.

NOVALI PANJI NUGROHO | ERVANA TRIKARINAPUTRI | HENDRIK YAPUTRA | DANIEL A. FAJRI

Pilihan Editor: Istana sebut Belum Ada Tanggal Pasti Penyerahan Nama Capim KPK ke DPR

Berita terkait

Habiburokhman: DPR Bakal RDPU dengan Hakim, Bahas Masalah Kesejahteraan

2 jam lalu

Habiburokhman: DPR Bakal RDPU dengan Hakim, Bahas Masalah Kesejahteraan

Anggota DPR terpilih Habiburokhman mengatakan, DPR akan menggelar audiensi RDPU dengan Solidaritas Hakim Indonesia terkait masalah kesejahteraan.

Baca Selengkapnya

KPK Gelar Rapat Koordinasi Soal Tata Kelola Pertambangan dengan Pemprov NTB

2 jam lalu

KPK Gelar Rapat Koordinasi Soal Tata Kelola Pertambangan dengan Pemprov NTB

KPK menggelar rapat koordinasi soal perbaikan tata kelola pertambangan dengan Pemprov NTB selama dua hari.

Baca Selengkapnya

ICW Minta Audiensi dengan Komisi III DPR Bahas Rekam Jejak Capim KPK

3 jam lalu

ICW Minta Audiensi dengan Komisi III DPR Bahas Rekam Jejak Capim KPK

Tujuan audiensi dengan legislator Senayan itu untuk memberikan masukan tentang rekam jejak daftar calon komisioner dan Dewan Pengawas KPK.

Baca Selengkapnya

Rusdi Kirana Berjanji Perjuangkan UMKM di Senayan

5 jam lalu

Rusdi Kirana Berjanji Perjuangkan UMKM di Senayan

Rusdi Kirana akan perjuangkan UMKM di Senayan. Ia memilih pensiun mengurus Lion Air Grup.

Baca Selengkapnya

Istana sebut Belum Ada Tanggal Pasti Penyerahan Nama Capim KPK ke DPR

7 jam lalu

Istana sebut Belum Ada Tanggal Pasti Penyerahan Nama Capim KPK ke DPR

Istana mengatakan belum ada waktu yang pasti soal pengiriman nama Capim KPK dan calon anggota Dewas ke DPR oleh Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Said Abdullah: DPR Siapkan Jumlah Komisi Jadi 13

7 jam lalu

Said Abdullah: DPR Siapkan Jumlah Komisi Jadi 13

Said Abdullah mengonfirmasi bahwa DPR akan membentuk 13 komisi. Sudah mendapatkan restu dari fraksi-fraksi.

Baca Selengkapnya

Istana: Tak Masalah Jokowi atau Prabowo yang Serahkan Nama Capim KPK ke DPR

8 jam lalu

Istana: Tak Masalah Jokowi atau Prabowo yang Serahkan Nama Capim KPK ke DPR

Staf Khusus Presiden bidang Hukum, Dini Purwono, mengatakan, proses penyerahan nama Capim KPK dan Calon Dewas ke DPR sifatnya hanya administratif.

Baca Selengkapnya

DPR 2019-2024 Dinilai Tinggalkan Deret Panjang Catatan Negatif Bidang Agraria

10 jam lalu

DPR 2019-2024 Dinilai Tinggalkan Deret Panjang Catatan Negatif Bidang Agraria

Tak pernah ada evaluasi dari DPR sehingga menjadikan satu dekade Pemerintahan Presiden Jokowi sebagai era tertinggi letusan konflik agraria.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketua DPR Lagi, Ini Deretan Kontroversi Puan Maharani

10 jam lalu

Jadi Ketua DPR Lagi, Ini Deretan Kontroversi Puan Maharani

Sebagai pejabat publik, Puan Maharani tercatat beberapa kali menuai kontroversi. Berikut sederet kontroversi Puan saat jadi ketua DPR RI.

Baca Selengkapnya

Penyidik KPK Periksa 4 Saksi Dugaan Korupsi di Pemerintah Kota Bandung

10 jam lalu

Penyidik KPK Periksa 4 Saksi Dugaan Korupsi di Pemerintah Kota Bandung

Keempat saksi diperiksa penyidik KPK perihal sejumlah paket pekerjaan di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung serta peran mereka.

Baca Selengkapnya