Elektabilitas Dedi Mulyadi Unggul di Pilkada Jabar Versi 2 Lembaga Survei

Jumat, 27 September 2024 10:25 WIB

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan berpose setelah mendaftar diri ke kantor KPUD Jawa Barat di Bandung, Selasa, 27 Agustus 2024. Dedi Mulyadi bersama Erwan Setiawan diiringi simpatisan, partai pengusung, dan partai pendukung menjadi pendaftar pertama ke KPU Jawa Barat dalam kontestasi pemilihan gubernur Jawa Barat 2024. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Dua lembaga survei merilis hasil sigi peta elektoral pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jawa Barat 2024. Hasilnya, kedua lembaga survei ini menunjukkan bahwa pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul dibandingkan tiga paslon lainnya.

LSI Denny JA: Naik 30-40 persen

Hasil survei terkini dari LSI Denny JA menunjukkan, elektabilitas Dedi meningkat signifikan dengan rata-rata kenaikan 30-40 persen di wilayah yang disurvei.

"Setelah Ridwan Kamil maju di Pilkada DKI Jakarta, elektabilitas Dedi Mulyadi memang naik sangat signifikan," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, Kamis, 26 September 2024, dikutip dari Antara.

Ia menyampaikan, kenaikan elektabilitas mantan Bupati Purwakarta itu rata-rata di angka 30 sampai 40 persen pada setiap wilayah yang disurvei, termasuk di wilayah sekitar Tasikmalaya yang merupakan basis partai Islam dan Kota Bekasi yang menjadi basis Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan elektabilitas Dedi di Subang unggul telak.

Menurut dia, kenaikan signifikan elektabilitas Dedi bukan semata-mata tak ada kompetitor utama seperti Ridwan Kamil. Namun karena secara personal, Dedi memang punya modal elektabilitas dan brand yang kuat untuk ‘dijual’. Apalagi ia punya bekal tingkat kesukaan masyarakat yang tinggi.

Advertising
Advertising

Atas hal tersebut, elektabilitas Dedi kini bukan saja unggul di basis tradisionalnya, tapi sudah merambah kokoh di basis hijau atau basis partai-partai Islam seperti PKS dan PPP. Bahkan, termasuk di basis merah yang dikuasai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.

Toto menyebutkan, seperti di Kota Tasikmalaya yang merupakan basis PPP dan Kota Bekasi yang menjadi basis PKS, Dedi mampu mengungguli seluruh kandidat dengan elektabilitas 62,0 persen di Kota Bekasi dan 78,6 persen di Kota Tasikmalaya.

Kondisi itu perlu mendapat sorotan, karena di Bekasi misalnya, ada Ahmad Syaikhu, kader PKS yang diusung partainya sebagai calon gubernur Jabar, dan tinggal juga di Bekasi. Namun elektabilitas Syaikhu tertinggal jauh dari Dedi dengan hanya 28,9 persen.

Kemudian di Kota Tasikmalaya yang menjadi basis pemilih PPP, Dedi lebih moncer lagi dengan elektabilitasnya 78,6 persen. Sementara tiga kandidat lainnya di bawah 10 persen, termasuk Ahmad Syaikhu yang hanya 9,3 persen.

Ada kejadian yang cukup fenomenal sesuai dengan hasil survei itu, kata Toto, di Kabupaten Subang yang selama ini merupakan kantong PDIP, Dedi unggul telak dengan 92 persen. Sedangkan tiga kandidat lainnya di bawah 5 persen. Kasus yang sama terjadi basis tradisionalnya di Purwakarta, Dedi unggul telak dengan 89,5 persen.

Atas hasil survei itu, katanya, dapat disimpulkan bahwa perilaku pemilih pada pemilihan legislatif atau Pileg itu berbeda dengan Pilkada. Artinya, hasil Pileg itu tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di Pilkada.

"Berbeda dengan di Pileg. Kalau di Pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur. Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” kata Toto.

Sementara itu, terkait dengan faktor yang memicu Dedi unggul merata di hampir seluruh wilayah di Jabar, disebutkan kalau itu terjadi karena intensitasnya turun ke lapangan menyapa masyarakat yang jauh melampaui tiga kandidat lain. Alasan itu terpotret dari hasil survei.

Dari pemantauannya selama ini, kata Toto, Dedi termasuk calon gubernur yang paling intens turun ke masyarakat dengan aneka kemasan. Salah satunya, dengan kemasan seni dan budaya. Simpati publik juga menguat karena Dedi berani mengambil risiko untuk membela orang-orang kecil.

<!--more-->

Poltracking

Lembaga survei Poltracking juga merilis hasil survei peta elektoral Pilkada Jawa Barat 2024. Berdasarkan elektabilitas paslon, Dedi-Erwan disebutkan unggul jauh ketimbang tiga pasangan lain.

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan, pasangan Dedi-Erwan memperoleh 65,9 persen. Posisi kedua ditempati oleh pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie dengan 11,8 persen.

Disusul pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dengan 5,2 persen. Posisi terakhir ditempati Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 2,9 persen.

"Sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 14,2 persen persen. Meski begitu pasangan Dedi-Erwan sudah unggul jauh ketimbang pasangan lain," kata Hanta dalam konferensi pers yang tayang di Youtube Poltracking TV, Kamis 26 September 2024.

Hanta menjelaskan, Dedi-Erwan unggul di semua basis aglomerasi di Jawa Barat, yakni Megapolitan sebesar 55,3 persen, Pantura sebesar 67,3 persen, Bandung Raya sebesar 79,6 persen.

"Lalu di Priangan Timur sebesar 65,8 persen dan Priangan Barat sebesar 64,3 persen," kata Hanta.

Adapun wilayah Megapolitan terdiri dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok. Sementara Pantura terdiri dari Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta dan Subang.

Sedangkan Bandung Raya meliputi Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang. Lalu Priangan Timur terdiri dari Ciamis, Garut, Pangandaran, Tasikmalaya, Banjar. Priangan Barat meliputi Cianjur dan Sukabumi.

Survei Poltracking dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Pelaksanaan survei pada 8-14 September dengan metode multistage random sampling.

Diketahui, Pilkada Jabar 2024 diikuti empat pasangan calon. Pasangan Dedi-Erwan dicalonkan oleh koalisi gemuk 13 partai, yaitu Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PSI, Perindo, Hanura, Gelora, Garuda, PBB, PKN, Partai Ummat dan Partai Buruh.

Sedangkan, Acep-Gita yang dicalonkan oleh PKB; Syaikhu-Ilham dicalonkan oleh PKS, NasDem, dan PBB. Lalu Jeje-Ronal dicalonkan oleh PDIP.

HENDRIK YAPUTRA | ANTARA

Pilihan Editor: Pilkada Jabar 2024: Nomor Urut hingga Imbauan Persaingan Tanpa SARA

Berita terkait

Puan Maharani Sebut Lokasi Pertemuan Megawati-Prabowo Tak Jadi Soal

2 menit lalu

Puan Maharani Sebut Lokasi Pertemuan Megawati-Prabowo Tak Jadi Soal

Puan menyebut bahwa Megawati dan Prabowo tetap dalam komunikasi yang intensif

Baca Selengkapnya

Tia Rahmania Baru Terima Surat Pemecatan PDIP

15 menit lalu

Tia Rahmania Baru Terima Surat Pemecatan PDIP

Tia Rahmania terlambat menerima surat pemecatan dirinya sebagai anggota PDIP. Pihak Tia menganggap partainya berbuat semena-mena.

Baca Selengkapnya

Ragam Respons Tokoh Soal Kaesang Pakai Rompi Putra Mulyono, Sosiolog: Sok Asyik, Pakar Hukum: Strategi Pembalikan Isu

52 menit lalu

Ragam Respons Tokoh Soal Kaesang Pakai Rompi Putra Mulyono, Sosiolog: Sok Asyik, Pakar Hukum: Strategi Pembalikan Isu

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep kembali mengundang polemik. Anak Jokowi itu mengenakan rompi bertuliskan Putra Mulyono. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Respons PDIP terhadap Gugatan Tia Rahmania ke PN Jakarta Pusat

2 jam lalu

Respons PDIP terhadap Gugatan Tia Rahmania ke PN Jakarta Pusat

Caleg terpilih yang dipecat PDIP, Tia Rahmania, telah mendaftarkan gugatan perdata ke PN Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Caleg Terpilih PDIP Tia Rahmania Bakal Laporkan Bonnie dan Hasbi ke Polisi Hari Ini

3 jam lalu

Caleg Terpilih PDIP Tia Rahmania Bakal Laporkan Bonnie dan Hasbi ke Polisi Hari Ini

Caleg terpilih PDIP Tia Rahmania akan melaporkan Bonnie Triyana dan Mochamad Hasbi ke Bareskrim dalam dugaan memberikan keterangan palsu

Baca Selengkapnya

Dasco soal Penyusunan Kabinet Prabowo: Implementasikan Aspirasi dari Mana-mana

3 jam lalu

Dasco soal Penyusunan Kabinet Prabowo: Implementasikan Aspirasi dari Mana-mana

Sufmi Dasco Ahmad mengatakan masih belum tahu secara persis baik jumlah maupun nomenklatur kementerian Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peluang PDIP Jadi Oposisi atau Koalisi terhadap Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Peluang PDIP Jadi Oposisi atau Koalisi terhadap Prabowo-Gibran

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, mengungkapkan faktor yang membuat PDIP menjadi oposisi atau koalisi terhadap Prabowo

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD Depok yang Dilaporkan Kasus Pencabulan Anak Diduga Politikus PDIP

5 jam lalu

Anggota DPRD Depok yang Dilaporkan Kasus Pencabulan Anak Diduga Politikus PDIP

Anggota DPRD Depok yang dilaporkan kasus pencabulan diduga politikus PDIP yang merupakan petahana.

Baca Selengkapnya

Eriko Yakini PDIP Akan Dukung Puan Maharani Jadi Ketua DPR Lagi

5 jam lalu

Eriko Yakini PDIP Akan Dukung Puan Maharani Jadi Ketua DPR Lagi

Eriko Sotarduga menyakini PDIP akan mendukung Puan Maharani untuk kembali menjabat sebagai ketua DPR RI pada periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bilang Keputusan Pindah IKN dari Seluruh Rakyat Bukan Mau Presiden Saja, Tapi Survei Berkata Lain

5 jam lalu

Jokowi Bilang Keputusan Pindah IKN dari Seluruh Rakyat Bukan Mau Presiden Saja, Tapi Survei Berkata Lain

Jokowi sebut keputusan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN disetujui seluruh rakyat melalui DPR. Survei bilang lain.

Baca Selengkapnya