Pesan Puan Maharani untuk Anggota DPR-DPD Terpilih di Pemilu 2024
Reporter
Novali Panji Nugroho
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 21 September 2024 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR periode 2019-2024, Puan Maharani mengimbau kepada calon anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih untuk bekerja sama dalam menghadapi sejumlah tantangan bangsa di masa mendatang. Hal itu ia sampaikan ketika menghadiri kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan untuk Calon Anggota DPR-DPD Terpilih di Jakarta pada Sabtu, 21 September 2024.
Sebelum dilantik, Puan mewanti-wanti agar para anggota dewan itu bisa melakukan intervensi kebijakan negara yang efektif. "Baik dari segi aspek kebijakan politik negara, politik hukum, politik pembangunan, dan anggaran," ujarnya, Sabtu, 21 September 2024.
Terlebih lagi, kata Puan, tugas dan fungsi para anggota dewan itu merupakan kepercayaan rakyat Indonesia. Karena itu, ia mengatakan bahwa anggota DPR dan DPD terpilih harus ikut mengawal jalannya pemerintahan baru.
Menurut dia, fungsi pengawalan terhadap pemerintahan Prabowo Subianto itu dalam rangka menyelenggarakan pembangunan nasional. Dengan demikian, katanya, tercapai kesejahteraan rakyat serta kemajuan di segala bidang di seluruh wilayah Indonesia.
Ketua DPP PDIP ini menyebut, Indonesia tengah menghadapi banyak tantangan dan masalah struktural. Di antaranya ialah masalah kedaulatan pangan energi, kesenjangan ekonomi, kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, hingga sumber daya manusia.
Karena itu, ia meminta kepada para anggota DPR dan DPD yang telah dipercaya rakyat supaya bisa menyelesaikan pelbagai problem tersebut. "Agar (Indonesia) dapat keluar dalam middle income trap," ujarnya.
Selain itu, Puan juga menyinggung ihwal persoalan globalisasi budaya dan nilai. Hal itu, katanya, menuntut anggota DPR dan DPD untuk dapat memperkuat nasionalisme dan pembangunan karakter dalam membangun kebudayaan nasional.
"Apabila kebudayaan yang berkembang di wilayah Indonesia dibiarkan secara alamiah, maka nantinya tidak mustahil kebudayaan transnasional akan menjadi tuan," katanya.