Menjelang Transisi Pemerintahan, Nadiem Makarim Disebut Tak Ingin Lanjut sebagai Menteri

Kamis, 19 September 2024 15:37 WIB

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 27 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Mendikbudristek Nadiem Makarim bakal mengakhiri tugasnya sebagai pembantu presiden pada pertengahan Oktober 2024 mendatang. Eks bos Gojek itu disebut tidak bakal melanjutkan kariernya sebagai Mendikbudristek untuk pemerintahan selanjutnya.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Nunuk Suryani. "Enggak lanjut, kayaknya beliau lebih ingin urus anaknya," ujarnya ditemui di sela-sela kunjungan kerjanya ke Merauke, Papua Selatan pada Rabu, 18 September 2024.

Indikasi lain, katanya, saat Nadiem secara tidak langsung berpamitan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada 11 September 2024 lalu. Di forum rapat kerja itu, Nadiem membacakan puisi sekaligus menitip program ciptaannya, Merdeka Belajar.

Nadiem masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju jilid II, ketika resmi dilantik Presiden Joko Widodo pada 2019. Kehadiran Nadiem di jajaran menteri kabinet itu menuai sorotan lantaran latar belakangnya sebagai pebisnis, bukan akademisi.

Sebelum menjadi menteri, Nadiem menjabat penasihat informal presiden di bidang teknologi. Nadiem kerap berdiskusi dengan kepala negara. Dari diskusi itu, Nadiem mengusulkan agar pembenahan kualitas sumber daya manusia dimulai dari sistem pendidikan yang ada.

Advertising
Advertising

Nadiem pernah mengungkapkan alasan Jokowi memilihnya sebagai Mendikbudristek. Pertama, ia dianggap mampu mengantisipasi tantangan masa depan, termasuk kebutuhan pekerjaan. Jokowi juga membutuhkan sosok inovatif yang ada di diri Nadiem.

Penunjukan Nadiem sebagai menteri pendidikan juga dikritisi oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia atau JPPI lantaran sejumlah kebijakan yang dibuat. Koordinator JPPI, Ubaid Matraji menduga Jokowi sengaja membawa sektor pendidikan ke arah komersialisasi dengan menunjuk Nadiem sebagai Mendikbudristek.

"Road map-nya ke komersialisasi dan liberalisasi. Jadi pendidikan ini bagian dari lahan bisnis sehingga yang ditunjuk adalah pebisnis," kata Ubaid, dikutip dari Majalah Tempo Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi.

Menjelang lengser, Nadiem justru mendapat kritikan dari Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla atau JK. Dia menilai, Nadiem tidak memiliki cukup pengalaman di dunia pendidikan.

JK juga menyinggung kinerja Nadiem sebagai menteri pendidikan yang tidak pernah datang ke daerah dan jarang berkantor. JK menilai, perlu sosok yang berkompeten untuk mengisi posisi kementerian ini.

Sebab, ujarnya, jika menteri pendidikan tak benar-benar paham dengan bidangbya, maka sebanyak apa pun anggaran yang ada tidak bisa digunakan secara optimal. "Kalau enggak mengerti pendidikan, beginilah. Mau berapa sekian ratus triliun dikasih, akan hancur-hancuran. Ini keluhan semua orang," ujar JK.

Pilihan Editor: Dirjen GTK Kemendikbud: Lulusan SMA di Papua Bisa Jadi Guru SD

Berita terkait

Kemendikbudristek Harap Program Merdeka Belajar Dilanjutkan di Pemerintahan Prabowo

17 jam lalu

Kemendikbudristek Harap Program Merdeka Belajar Dilanjutkan di Pemerintahan Prabowo

Permintaan melanjuti program Merdeka Belajar ini juga sempat diutarakan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Baca Selengkapnya

Dirjen GTK Kemendikbud: Lulusan SMA di Papua Bisa Jadi Guru SD

19 jam lalu

Dirjen GTK Kemendikbud: Lulusan SMA di Papua Bisa Jadi Guru SD

Kebutuhan jumlah guru di Provinsi Papua masih belum seimbang.

Baca Selengkapnya

Anak Buah Nadiem Makarim Tanggapi Kritik Jusuf Kalla: Mas Menteri Paham Pendidikan

22 jam lalu

Anak Buah Nadiem Makarim Tanggapi Kritik Jusuf Kalla: Mas Menteri Paham Pendidikan

Jusuf Kalla sebelumnya mengkritik kinerja Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Baca Selengkapnya

Permendikbud Anti-Bullying yang Baru Tengah Digodok, Kemenkes Bakal Usulkan Ini

2 hari lalu

Permendikbud Anti-Bullying yang Baru Tengah Digodok, Kemenkes Bakal Usulkan Ini

Kemendikbudristek akan melibatkan Kemenkes untuk menyiapkan Permendikbud anti-bullying yang baru menyusul kasus dugaan perundungan di PPDS Undip

Baca Selengkapnya

Kemenkes Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Permendikbud Anti-perundungan

2 hari lalu

Kemenkes Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Permendikbud Anti-perundungan

Kemendikbudristek akan libatkan Kemenkes untuk menyiapkan Permendikbud anti-perundungan baru menyusul kasus dugaan perundungan di PPDS Undip

Baca Selengkapnya

Soroti Anggaran Pendidikan Era Nadiem Makarim, JPPI: Sekolah Kedinasan Ikut Nikmati

6 hari lalu

Soroti Anggaran Pendidikan Era Nadiem Makarim, JPPI: Sekolah Kedinasan Ikut Nikmati

JPPI menyoroti anggaran pendidikan di era Menteri Nadiem Makarim yang peruntukannya dijalankan dengan suka-suka oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran CPNS Ditutup Kecuali di 2 Kementerian, Pendaftar Tembus 3,8 Juta

8 hari lalu

Pendaftaran CPNS Ditutup Kecuali di 2 Kementerian, Pendaftar Tembus 3,8 Juta

Penerimaan lamaran CPNS Kemendikbudristek akan ditutup pada 13 September 2024, dan di Kemenag akan ditutup pada 14 September 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

10 hari lalu

Ini Kritik Eks Wakil Presiden JK kepada Menteri Nadiem Makarim

Eks Wakil Presiden JK menilai Menteri Nadiem Makarim tidak punya pengalaman dalam dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

11 hari lalu

Jusuf Kalla Kritik Kinerja Mendikbud Nadiem Makarim: Tak Cukup Pengalaman Pendidikan

Jusuf Kalla menyampaikan kritik terhadap kinerja Mendikbud Nadiwm Makarim.

Baca Selengkapnya

Inovasi Ini Bikin Orang Indonesia Masuk Daftar 100 Figur Berpengaruh Bidang AI versi Majalah TIME

13 hari lalu

Inovasi Ini Bikin Orang Indonesia Masuk Daftar 100 Figur Berpengaruh Bidang AI versi Majalah TIME

Endang Aminudin Aziz mengembangkan revitalisasi bahasa daerah sejak 2021. Inovasinya kemudian dilirik oleh Majalah Time.

Baca Selengkapnya