Seputar Acara Partai Buruh: Prabowo Batal Hadir, Pidato Virtual hingga Reaksi Kader-Simpatisan
Reporter
Nandito Putra
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Kamis, 19 September 2024 09:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Terpilih Prabowo Subianto batal hadir di acara Partai Buruh yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu kemarin, 18 September 2024. Acara Partai Buruh itu dalam rangka memperingati tiga tahun buruh berpolitik.
Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, Prabowo sedianya dijadwalkan hadir dan menyampaikan pidato di hadapan para kader dan simpatisan Partai Buruh. Namun Ketua Umum Partai Gerindra itu urung hadir karena ada kegiatan mendesak yang tidak bisa ditinggalkan.
"Pak Prabowo memohon maaf bahwa dia berhalangan hadir karena ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Tugas negara," kata Iqbal yang disambut sorakan para kader dan simpatisan Partai Buruh, Rabu 18 September 2024.
Reaksi kader dan simpatisan
Pantauan Tempo, sebagian besar kader dan simpatisan Partai Buruh mulai berangsur-angsur meninggalkan venue utama Istora Senayan setelah mendengar pengumuman batalnya kedatangan Prabowo.
Kendati demikian, Iqbal mengatakan, dukungan Partai Buruh telah diterima oleh presiden terpilih itu.
Iqbal meyakini jika Prabowo akan menyerap aspirasi yang disampaikan Partai Buruh. Iqbal juga menyatakan dukungan dirinya dan Partai Buruh bukanlah sifat menjilat.
"Ini bukanlah sifat menjilat. Sebab saya yakin Pak Prabowo akan mengerjakan apa yang Partai Buruh sampaikan," kata Iqbal.
Dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 10 menit, Iqbal berulang kali melontarkan kalimat "Partai Buruh mendukung pemerintahan Presiden terpilih Letnan Jenderal Prabowo Subianto,"
Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam tayangan video yang disaksikan simpatisan Partai Buruh menyatakan keberpihakannya pada kaum buruh, petani dan nelayan.
"Saya telah bersama kaum buruh, nelayan dan petani. Aspirasi kaum buruh akan menjadi fokus saya sat menjabat sebagai Presiden," kata Prabowo dalam tayangan video.
Pidato virtual
Meski batal hadir, Prabowo menyampaikan pidato secara virtual saat peringatan tiga tahun buruh berpolitik tersebut. Dalam pidatonya, dia berpesan agar Partai Buruh menghindari pertikaian dan praktik pecah belah dalam politik.
"Saat ini semakin penting bagi kita untuk bersatu dan tidak mudah dihasut, tidak dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan tertentu," kata Prabowo dalam tayangan video yang disaksikan kader dan simpatisan Partai Buruh di Istora Senayan, Rabu, 18 September 2024.
Prabowo mencontohkan bagaimana perpecahan yang dipicu perebutan kekuasaan terjadi di sejumlah negara.
"Saat ini banyak terjadi perang. Dimana-mana terjadi penindasan, perebutan hegemoni dan perebutan sumber daya," katanya.
Untuk itu, Prabowo mengatakan pentingnya persatuan bagi Indonesia. Menurut Prabowo, kemakmuran dan kemajuan ekonomi hanya bisa tercapai jika semua elemen bangsa bersatu dan tidak dipecah belah.
"Mari kita bersatu dan rapatkan barisan, kita raih kemakmuran dan kesejahteraan, kita hilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia," katanya.
<!--more-->
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo turut mengucapkan selamat kepada Partai Buruh karena berhasil aktif kembali dalam percaturan politik nasional. Prabowo mengaku dirinya sudah lama berhubungan baik dengan kaum buruh, petani dan nelayan.
"Karena itu saya berharap kita terus akan bekerja sama, saling mendukung dan mengoreksi," ujarnya.
Prabowo meyakini saat ini Indonesia dalam posisi tinggal landas untuk menjadi negara maju. Dia mengatakan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada saat ini memungkinkan untuk hal itu.
"Kita harus menguasai dan mengelola kekayaan bangsa ini dengan sebaik-baiknya," ucap Prabowo.
Partai Buruh dinilai pragmatis
Pakar yang juga Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas Prof. Asrinaldi menilai, Partai Buruh bersikap pragmatis dengan mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut dilakukan Partai Buruh berkaitan dengan keinginan mereka agar Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (UU Cipta Kerja) dapat direvisi.
“Tentu ini adalah pilihan-pilihan pragmatis yang memang harus dilakukan oleh Partai buruh, sehingga mereka harus mendukung Prabowo dan Gibran. Tidak mungkin mereka memperjuangkan itu, sementara mereka tidak menjadi bagian dari kekuasaan,” kata Asrinaldi, Rabu, 18 September 2024, dikutip dari Antara.
Selain itu, dia menilai, langkah Partai Buruh sebagai hal yang biasa saja. Terlebih, kata dia, tidak ada syarat yang harus dipenuhi oleh Prabowo-Gibran.
“Ya syukur-syukur mereka bisa memperjuangkan itu melalui lobi-lobi politik kepada Presiden untuk bisa mengubah Undang-Undang Nomor 6/2023,” ujarnya.
Sementara itu, dia menilai keinginan Partai Buruh untuk merevisi UU Cipta Kerja telah tampak sejak Pemilu 2024.
“Dalam konteks pernyataan-pernyataan dari Ketua Umum Partai Buruh ini cenderung menegaskan bahwa mereka mendukung calon presiden yang mau merevisi Undang-Undang Cipta Kerja. Saya pikir ini poin penting dari Partai Buruh,” katanya.
Sebelumnya, Iqbal menyatakan partainya mendukung pemerintahan ke depan yang bakal dipimpin Prabowo.
Said menyebut dukungan Partai Buruh kepada Prabowo itu mewakili mayoritas konfederasi dan serikat buruh se-Indonesia. Dia juga menyebut Partai Buruh mewakili kepentingan kelas pekerja, seperti buruh, petani, nelayan, dan guru.
Pilihan Editor: Kaesang Nebeng Jet Pribadi, Dosen FH UII Beri Tahu Cara Sederhana Buktikan Gratifikasi