Tanggapan Novel Baswedan Soal Putusan MK Tolak Uji Materi Batas Usia Capim KPK

Jumat, 13 September 2024 16:42 WIB

Dewan Penasehat IM57+ Institute Novel Baswedan memberikan keterangan usai menyerahkan laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan uji materi perubahan syarat usia minimum Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau Capim KPK. Novel Baswedan, selaku penggugat bersama sejumlah eks pegawai KPK lainnya, mengatakan menghormati keputusan tersebut. Namun di sisi lain, mantan penyidik senior KPK ini merasa khawatir.

“Saya menghormati putusan MK,” kata Novel Baswedan kepada Tempo.co melalui aplikasi perpesanan WhatsApp pada Kamis, 12 September 2024.

Dalam putusan Nomor 68/PU-XXII/2024, majelis hakim berpandangan bahwa dengan tidak dapat maju sebagai Pimpinan KPK saat ini, Novel dkk masih bisa berkontribusi terhadap pemberantasan korupsi, dalam hal ini di KPK dengan peran serta masyarakat. Mereka bisa menjadi Capim KPK saat usia memenuhi syarat.

“Dalam pokok permohonan, menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya,” kata Ketua MK Suhartoyo dalam sidang di Gedung MKRI, Jakarta pada Kamis, 12 September 2024.

Novel meragukan pihaknya maupun masyarakat bisa berkontribusi dalam memberantas rasuah. Berkaca dari kepemimpinan eks Ketua KPK sebelumnya, Firli Bahuri, Novel menyebut bahwa peran serta masyarakat justru kian dipersempit. Menurutnya, kondisi KPK yang buruk dan bermasalah sulit untuk dipahami secara normatif dan formal semata.

Advertising
Advertising

“Terkait dengan hal ini, saya khawatir tidak bisa dilakukan. Contohnya selama Pimpinan KPK era Firli dkk peran serta masyarakat ke KPK makin diperkecil atau dijauhkan sehingga dirasakan bagi banyak orang sulit bisa melaksanakan peran serta masyarakat dalam membantu pemberantasan korupsi di KPK,” kata Novel.

Ada dua catatan yang disampaikan Novel Baswedan terkait putusan MK menolak uji materi yang diajukannya. Pertama, dalam putusan MK dinyatakan bahwa pengubahan batas usia pimpinan KPK bisa menjadi motif untuk menghalangi seseorang maju menjadi pimpinan KPK. Kedua, kata Novel, hakim MK menerima semua dalil-dalil yang diajukan eks pegawai KPK.

“Majelis hakim MK sepaham terhadap semua dalil-dalil yang kami ajukan. Dan, mengenai permintaan memperluas pemaknaan pengecualian yang tadinya hanya bagi yang pernah menjadi Pimpinan KPK, agar ditambah dengan yang punya pengalaman melakukan tugas utama di KPK, majelis hakim MK menyatakan tidak dapat diterima,” katanya.

Pada penghujung Mei lalu, Novel dkk menggugat Pasal 29 huruf E UU KPK. Beleid itu menyatakan bahwa Capim KPK berusia paling rendah 50 tahun atau berpengalaman sebagai pimpinan KPK, dan paling tinggi 65 tahun. Mereka meminta agar ketentuan itu diubah menjadi minimal 40 tahun.

“Setidaknya kami telah mengunjukkan ikhtiar dengan serius untuk bisa berkontribusi membantu KPK. Semoga kedepan muncul kesadaran bahwa KPK harus diperkuat dan pemberantasan korupsi harus dilakukan dgn jujur, obyektif, profesional dan konsisten. Demi kepentingan bangsa Indonesia,” kata Novel setelah uji materinya ditolak MK.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | SULTAN ABDURRAHMAN | NOVALI PANJI NUGROHO

Pilihan Editor: Capim KPK Didominasi APH, Pegiat Antikorupsi: Berpotensi Loyalitas Ganda

Berita terkait

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

1 jam lalu

Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Bantah Sahbirin Noor Menghilang seusai Jadi Tersangka KPK

8 jam lalu

Kuasa Hukum Bantah Sahbirin Noor Menghilang seusai Jadi Tersangka KPK

Kuasa hukum Sahbirin Noor percaya diri bisa sukses menggugat penetapan tersangka oleh KPK.

Baca Selengkapnya

Menaker Bahas Putusan MK tentang UU Cipta Kerja: Fokus Terkait Upah Minimum Dulu

12 jam lalu

Menaker Bahas Putusan MK tentang UU Cipta Kerja: Fokus Terkait Upah Minimum Dulu

Menteri Ketenagakerjaan Yassierly berkata pemerintah akan fokus pada upah minimum terlebih dahulu dalam tindak lanjut putusan MK terkait UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

5 Juta Buruh Ancam Mogok Nasional Sebulan Lebih Bila Skema Pengupahan Tidak Ikuti Putusan MK

17 jam lalu

5 Juta Buruh Ancam Mogok Nasional Sebulan Lebih Bila Skema Pengupahan Tidak Ikuti Putusan MK

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengumumkan rencana mogok nasional buruh pada 19 November

Baca Selengkapnya

Menteri Hukum soal Nama Capim KPK yang Diserahkan Jokowi ke DPR: Tunggu Keputusan Prabowo

18 jam lalu

Menteri Hukum soal Nama Capim KPK yang Diserahkan Jokowi ke DPR: Tunggu Keputusan Prabowo

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas mengatakan bahwa Presiden Prabowo akan memberikan keputusan mengenai nasib Capim KPK yang diserahkan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Targetkan Aturan UMP Rampung dalam Dua Hari

19 jam lalu

Pemerintah Targetkan Aturan UMP Rampung dalam Dua Hari

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan bahwa pemerintah menghormati putusan MK soal cipta kerja dan menyiapkan aturan soal UMP

Baca Selengkapnya

Menteri Hukum: Pasca Putusan MK soal Cipta Kerja, Pemerintah Segera Tetapkan UMP 2025

22 jam lalu

Menteri Hukum: Pasca Putusan MK soal Cipta Kerja, Pemerintah Segera Tetapkan UMP 2025

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menyebut, pemerintah tengah menindaklanjuti putusan MK perihal penetapan UMP 2025.

Baca Selengkapnya

Menteri Hukum Bakal Lapor ke Prabowo Pasca-Putusan MK soal UU Cipta Kerja

23 jam lalu

Menteri Hukum Bakal Lapor ke Prabowo Pasca-Putusan MK soal UU Cipta Kerja

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas akan melapor kepada Presiden Prabowo Subianto terkait hasil putusan MK mengenai UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil 2 Saksi dalam Kasus Dugaan Korupsi Shelter Tsunami

1 hari lalu

KPK Panggil 2 Saksi dalam Kasus Dugaan Korupsi Shelter Tsunami

KPK belum mengumumkan dua nama tersangka dalam kasus dugaan korupsi shelter tsunami di NTB.

Baca Selengkapnya

Pengusutan Kasus Firli Bahuri di Polda Metro Jaya Berlarut-larut: Ikan Busuk dari Kepala

1 hari lalu

Pengusutan Kasus Firli Bahuri di Polda Metro Jaya Berlarut-larut: Ikan Busuk dari Kepala

Petinggi Polri harus mampu mengendalikan dan mengawasi para personelnya secara ketat untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam kasus Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya