NU Tetap Jadi Magnet di Pilgub Jatim 2024, Pengamat Politik Unair: Pemilih Nahdliyin Cukup Rasional

Reporter

Tempo.co

Minggu, 1 September 2024 10:27 WIB

14-rama-AirlanggaPribadi

TEMPO.CO, Surabaya - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya Airlangga Pribadi Kusman menilai tak mengherankan bila pengikut Nahdlatul Ulama atau NU masih menjadi magnet dalam perebutan suara Pilgub Jatim 2024. Sebab, kata Airlangga, NU merupakan subkultur dominan di Jawa Timur.

“Sehingga upaya masing-masing kandidat untuk memperebutkan suara warga NU pasti cukup signifikan. Di sini juga kita lihat klaim, atau dalam tanda petik identitas politik ke-NU-an dari masing-masing kandidat cukup kuat,” ujar Airlangga saat ditemui di Fisip Unair, Sabtu sore, 31 Agustus 2024.

Khofifah Indar Parawansa, kata Airlangga, branded politiknya jelas NU. Identitas tersebut sangat terlihat dari lima tahun kepemimpinan Khofifah sebagai gubernur. Khofifah, dalam pandangan Airlangga, tak lepas dari kalangan elite politik pesantren.

Sementara itu pasangan Tri Rismaharini atau Risma dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) yang diusung PDI Perjuangan juga menunjukkan kentalnya warna NU. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang, Gus Hans jelas berada dalam lingkungan budaya NU. Ia juga bagian dari strata sosial NU yang cukup tinggi.

“Bu Risma sendiri punya catatan genealogis yang cukup kuat di kalangan kiai NU Sidoresmo, Surabaya,” kata Airlangga.

Adapun pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Hakim dari PKB sudah tak diragukan lagi ke-NU-annya. Sebagai politikus partai politik yang lekat dengan NU, Luluk dan Lukman pasti membawa tradisi maupun nilai-nilai organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia itu.

Di sisi lain, menurut Airlangga, kalangan NU saat ini telah menjadi pemilih rasional. Sehingga ketika semua pasangan calon memiliki warna identitas NU yang kuat, maka bukan hanya ke-NU-an yang menjadi catatan untuk memilih, tapi bagaimana masing-masing calon bisa menampilkan kemampuan teknokratik dan memberikan jawaban-jawaban pembangunan terkait dengan bagaimana mensejahterakan warga NU di tiap-tiap daerah yang tebal identitas ke-NU-annya.

“Nah di sini juga akan kita lihat pertarungan kontestasi politik di Pilgub Jatim ke depan itu bukan hanya dimaknai oleh semata-mata politik identitas memperebutkan sebagai NU, tapi juga politik teknokratik yaitu bagaimana menghadirkan visi-misi serta program yang nyata dan realistis untuk masyarakat Jatim,” tutur Airlangga.

Airlangga mengakui sebagai calon inkumben, Khofifah-Emil Dardak diuntungkan dalam pilkada ini. Meski demikian, kata dia, hal itu belum menjamin kemenangan. Karena figur Risma sendiri punya catatan sebagai mantan Wali Kota Surabaya dan kemudian sebagai Menteri Sosial, sehingga relatif dikenal di Jawa Timur. Menurutnya modal sosial Risma dalam pilgub juga tak dapat dipandang sebelah mata.

Calon lainnya, Luluk Nur Hamidah, dikenal sebagai anggota DPR RI yang memiliki reputasi dekat dengan agenda-agenda sosial. Luluk juga nampak vokal terhadap pemerintahan sekarang, yang semua itu akan menjadi bagian dari social capital yang akan dipertarungkan. “Artinya di sini inkumben itu tidak otomatis, serta merta,menjadi pemenang,” kata Airlangga.

Airlangga memperkirakan dua pasang penantang calon inkumben tersebut bakal men-challenge apa-apa yang belum selesai di periode pertama Khofifah-Emil. Misalnya program kemiskinan . Airlangga tak memungkiri bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur.

“Tapi kalau dilihat, angka kemiskinan ekstrem mirip dengan apa yang terjadi dengan lima tahun yang lalu, terutama di Bangkalan, Sampang, Sumenep, Situbondo dan lain sebagainya, yang sebagian besar basis NU,” katanya.

Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kacung Marijan juga menilai wajar bila tiga pasang calon ingin menggaet suara pemilih NU karena memang jumlahnya di Jawa Timur paling besar. Mayoritas pemilih pilkada di provinsi tersebut, kata Kacung, merupakan warga NU.

Ia berpendapat Khofifah-Emil lebih diuntungkan karena sebagai inkumben mereka punya relasi kuat dengan Muslimat di mana Khofifah sebagai ketua umumnya. “Namun pemilih NU sekarang sudah banyak yang rasional. Jadi ada irisan memilih calon dari orang NU sekaligus yang dianggap terbaik,” tutur Kacung saat dihubungi, Ahad, 1 September 2024.

Sedangkan pasangan Luluk-Lukman, kata Kacung, punya modal mesin politik infrastruktur PKB yang tertata rapi dari atas sampai ke level bawah. Kalau mampu memanfaatkan modal tersebut, kata Kacung, Luluk lan Lukmanul tak dapat dipandang enteng.

Seperti diketahui Pilgub Jatim 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon. Yaitu Khofifah-Emil yang diusung Koalisi Indonesia Maju plus,Risma-Gus Hans dari PDIP, dan Luluk-Lukman yang merupakan usungan PKB.

Pilihan Editor: 3 Srikandi Bertarung di Pilkada Jatim 2024, Apa Jurus Khofifah, Risma, dan Luluk Nur Hamidah?




Berita terkait

Bos Lion Air Rusdi Kirana Jadi Waketum PKB 2024-2029

27 menit lalu

Bos Lion Air Rusdi Kirana Jadi Waketum PKB 2024-2029

Bos maskapai Lion Air Rusdi Kirana masuk pengurus PKB periode 2024-2029 sebagai Waketum. Ada tujuh orang menjabat sebagai Waketum.

Baca Selengkapnya

Profil Ais Shafiyah Asfar, Politikus Muda yang Jadi Ketua Harian PKB

10 jam lalu

Profil Ais Shafiyah Asfar, Politikus Muda yang Jadi Ketua Harian PKB

Berikut ini profil Ais Shafiyah Asfar yang dipilih sebagai Ketua Harian PKB. Ais diketahui masih berumur 23 tahun dan kandidat doktor di Unair.

Baca Selengkapnya

Susunan Lengkap Pengurus PKB 2024-2029

13 jam lalu

Susunan Lengkap Pengurus PKB 2024-2029

Bos maskapai Lion Air Rusdi Kirana masuk pengurus PKB. Ada tujuh orang menjabat wakil ketua umum.

Baca Selengkapnya

Cerita Ais Shafiyah Asfar Terpilih jadi Ketua Harian PKB, Sempat Jalani Serangkaian Tes

14 jam lalu

Cerita Ais Shafiyah Asfar Terpilih jadi Ketua Harian PKB, Sempat Jalani Serangkaian Tes

Ais Shafiyah Asfar mengatakan bahwa dirinya juga akan berkomitmen untuk mendukung program PKB ke depannya.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Ketua Harian PKB Ais Shafiyah Asfar

15 jam lalu

Rekam Jejak Ketua Harian PKB Ais Shafiyah Asfar

Ketua Harian PKB, Ais Shafiyah Asfar, pernah jadi juru bicara Anies-Muhaimin. Ia adalah putri dari seorang dosen Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya

PKB Klaim Belum Bahas Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

16 jam lalu

PKB Klaim Belum Bahas Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

PKB mengklaim bahwa belum ada pembahasan tentang pembagian jatah menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Waketum Pastikan Kepengurusan PKB 2024-2029 Sudah Disahkan Menkumham

16 jam lalu

Waketum Pastikan Kepengurusan PKB 2024-2029 Sudah Disahkan Menkumham

Waketum PKB menyatakan susunan kepengurusan partainya sudah disahkan Kemenkumham.

Baca Selengkapnya

Waketum PKB Tanggapi Polemik Muktamar Tandingan: Sudah Tutup Buku

16 jam lalu

Waketum PKB Tanggapi Polemik Muktamar Tandingan: Sudah Tutup Buku

Waketum PKB Jazilul Fawaid menanggapi kelanjutan polemik muktamar tandingan PKB.

Baca Selengkapnya

Pertimbangan PKB Tunjuk Ais Shafiyah Asfar Sebagai Ketua Harian

17 jam lalu

Pertimbangan PKB Tunjuk Ais Shafiyah Asfar Sebagai Ketua Harian

Ais Shafiyah Asfar ditunjuk sebagai ketua harian PKB. Ia masih berusia 23 tahun.

Baca Selengkapnya

Cak Imin Resmi Umumkan Susunan Kepengurusan PKB 2024-2029

20 jam lalu

Cak Imin Resmi Umumkan Susunan Kepengurusan PKB 2024-2029

PKB mengumumkan secara resmi kepengurusan periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya