Kata Guru Besar UIN Jakarta soal Penyediaan Kontrasepsi untuk Remaja dalam PP Kesehatan

Selasa, 6 Agustus 2024 23:23 WIB

Ilustrasi remaja (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Norma dalam Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, khususnya di Pasal 103 ayat (4) huruf e menimbulkan polemik. Ketentuan dalam PP Kesehatan tersebut memuat tentang pelayanan kesehatan reproduksi kepada anak usia sekolah dan remaja, paling sedikit di antaranya menyediakan alat kontrasepsi.

Guru Besar Ilmu Hukum Islam UIN Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie, mempertanyakan norma yang memberi amanat penyediaan alat kontrasepsi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi bagi anak usia sekolah dan remaja. Menurut dia, norma tersebut dapat menimbulkan pemahaman yang salah di publik.

“Pada ketentuan di Pasal 103 ayat (4) huruf e tentang penyediaan alat kontrasepsi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi bagi anak sekolah dan remaja menjadi titik krusial norma ini. Masalahnya, tidak ada penjelasan lebih lanjut pada norma tersebut, karena disebut “cukup jelas," ujar Tholabi dikutip dalam laman UIN, Selasa, 6 Agustus 2024.

Norma tersebut akan menimbulkan tafsir berkonotasi negatif khususnya. Padahal di sisi yang lain, kata Tholabi, alat kontrasepsi secara medis menjadi salah satu instrumen untuk pengendalian angka kehamilan sekaligus pencegahan penularan penyakit kelamin.

“Pendidikan seks bagi anak sekolah dan remaja merupakan hal yang penting. Tetapi menyediakan alat kontrasepsi bagi anak sekolah dan remaja satu bagian yang tidak pada tempatnya,” kata Tholabi.

Advertising
Advertising

Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Jakarta ini mempertanyakan mekanisme penyusunan khususnya pada norma tersebut. Padahal, kata Tholabi, dalam UU Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (PPP), telah disebutkan secara terang mengadopsi metode penyusunan peraturan perundang-undangan seperti Regulatory Impact Analysis (RIA) serta metode Rule, Opprtunity, Cacapity, Communication, Interest, Process, and Ideology (ROCCIPI).

“Sayangnya pada norma soal kontrasepsi itu tak mencerminkan aktivasi RIA dan ROCCIPI saat penyusunan norma tersebut,” kata Tholabi.

Tholabi menyerukan kementerian dan lembaga terkait dapat memberi penjelasan di tengah publik atas norma yang menimbulkan polemik. Bahkan, ia menyarankan untuk merevisi norma khusus tentang kontarsepsi tersebut.

“Kami mengusulkan lembaga atau kementerian terkait agar menjelaskan ke publik ihwal norma tersebut, termasuk menempuh opsi merevisi atas norma tentang penyediaan alat kontrasepsi bagi anak usia sekolah dan remaja,” kata Tholabi.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatur ketentuan pemberian alat kontrasepsi bagi siswa dan remaja. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 terkait pelaksanaan Undang-Undang No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

Pasal 103 ayat 1 menyebut soal upaya kesehatan sistem reproduksi usia sekolah dan remaja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (1) huruf b paling sedikit berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi, serta pelayanan kesehatan reproduksi.

Secara lebih rinci, pelayanan kesehatan reproduksi dijabarkan dalam Pasal 103 ayat 4 yang berbunyi, "Pelayanan Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit meliputi:a. deteksi dini penyakit atau skrining; b. pengobatan;c. rehabilitasi; d. konseling; dan
e. penyediaan alat kontrasepsi."

Korrdinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, meminta pemerintah mencabut PP Kesehatan itu karena merusak masa depan anak. "Peraturan ini jelas merusak masa depan anak-anak Indonesia. Jika dipaksakan, mereka kian akan terpapar kekerasan seksual dan juga pornografi di lembaga pendidikan," ujarnya.

Selain itu, aturan ini dibuat diam-diam dan tidak melibatkan publik secara luas. "Padahal, beleid ini sangat terkait hajat hidup orang banyak, terutama orang tua dan anak-anak usia sekolah," kata Ubaid.

Ubaid juga menolak penyediaan alat kontrasepsi pada anak di sekolah. Menurut Ubaid, mereka membutuhkan edukasi pendidikan kesehatan reproduksi, bukan kebutuhan alat kontrasepsi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, menjelaskan edukasi terkait kesehatan reproduksi dalam PP Keaehatan termasuk juga penggunaan kontrasepai. Namun penyediaan alat kontrasepsi tidak ditujukan untuk semua remaja, melainkan hanya diperuntukkan bagi remaja yang sudah menikah dengan tujuan menunda kehamilan ketika calon ibu belum siap karena masalah ekonomi atau kesehatan.

“Jadi, penyediaan alat kontrasepsi itu hanya diberikan kepada remaja yang sudah menikah untuk dapat menunda kehamilan hingga umur yang aman untuk hamil,” kata Syahril dikutip dalam keterangan resmi, Selasa 8 Agustus 2024.

Menurut Syahril, pernikahan dini akan meningkatkan risiko kematian ibu dan anak. Risiko anak yang dilahirkan akan menjadi stunting juga sangat tinggi.

Sesuai dengan ketentuan dalam PP tersebut, sasaran utama pelayanan alat kontrasepsi adalah pasangan usia subur dan kelompok usia subur yang berisiko. Dengan demikian, penyediaan alat kontrasepsi tidak akan ditujukan kepada semua remaja.

Syahril menambahkan agar masyarakat tidak salah persepsi dalam menginterpretasikan PP tersebut, dan aturan itu akan diperjelas dalam rancangan Peraturan Menteri Kesehatan sebagai aturan turunan dari PP tersebut.

Pilihan Editor: Moeldoko Maklumi Munculnya Kontroversi soal Kebijakan Kontrasepsi untuk Remaja

Berita terkait

Dampak Kurang Tidur pada Remaja yang Perlu Diketahui

4 hari lalu

Dampak Kurang Tidur pada Remaja yang Perlu Diketahui

Kurang tidur pada remaja bisa meningkatkan penyakit jantung, lebih banyak lemak di tubuh, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol HDL (baik) yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental Remaja, Orang Tua Perlu Sesuaikan Gaya Komunikasi

9 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental Remaja, Orang Tua Perlu Sesuaikan Gaya Komunikasi

KemenKPK mengingatkan perlunya orang tua menyesuaikan gaya komunikasi dengan zaman demi menjaga kesehatan mental remaja.

Baca Selengkapnya

Psikiater Sebut Pasien Kanker Remaja dalam Perawatan Paliatif Perlu Pendampingan

9 hari lalu

Psikiater Sebut Pasien Kanker Remaja dalam Perawatan Paliatif Perlu Pendampingan

Psikiater menjelaskan perlunya memahami pendampingan pasien kanker remaja dalam perawatan paliatif, tenaga medis perlu membangun kepercayaan pasien.

Baca Selengkapnya

Remaja AS Ini Curhat ke AI, Malah Dianjurkan Bunuh Diri

12 hari lalu

Remaja AS Ini Curhat ke AI, Malah Dianjurkan Bunuh Diri

Seorang ibu di Amerika Serikat menggugat Character.AI karena diduga memicu anaknya bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 5 Remaja yang Hendak Tawuran di Ciledug, 2 Celurit Panjang Disita

14 hari lalu

Polisi Tangkap 5 Remaja yang Hendak Tawuran di Ciledug, 2 Celurit Panjang Disita

Ubaidilah mengatakan aksi tawuran remaja di wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota telah memicu keresahan warga.

Baca Selengkapnya

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

21 hari lalu

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

Usia 12-17 tahun dipertimbangkan sebagai kelompok rentan terpapar penyakit cacar monyet yang memicu kekhawatiran dunia

Baca Selengkapnya

Psikolog Minta Remaja Tak Menikah Muda, Ini Alasannya

27 hari lalu

Psikolog Minta Remaja Tak Menikah Muda, Ini Alasannya

Remaja dianjurkan tidak menikah muda karena di usia tersebut tugas mereka adalah mengembangkan konsep diri yang positif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Meningkatnya Angka Bunuh Diri Remaja di Korea Selatan

31 hari lalu

5 Fakta Meningkatnya Angka Bunuh Diri Remaja di Korea Selatan

Kasus bunuh diri yang dilakukan remaja di Korea Selatan meningkat. Pemicu peningkatan kasus itu gangguan kesehatan mental dan konflik interpersonal.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

35 hari lalu

Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pertimbangan Matang bagi Remaja sebelum Menikah Muda

37 hari lalu

Perlunya Pertimbangan Matang bagi Remaja sebelum Menikah Muda

Remaja perlu memikirkan dan mempersiapkan banyak hal sebelum memutuskan untuk menikah muda agar tak berujung perceraian.

Baca Selengkapnya