Pesantren Wathoniyah Bantah Terkait Terorisme

Reporter

Editor

Jumat, 31 Juli 2009 07:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Pondok Pesantren Wathoniyah Islamiyah di Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah, menolak pesantrennya dikaitkan dengan jaringan terorisme.

Pondok pesantren ini sempat dikaitkan dengan terorisme karena dua orang alumninya, Saefudin Zuhri dan Ahmad Yani, disebut-sebut merupakan kaki tangan teroris Noor Din M. Top, yang kini jadi buron nomor wahid. Zuhri telah tertangkap, sedangkan Yani masih diburu polisi.

"Memang benar mereka pernah sekolah di sini, tapi mereka sudah lama ndak ke sini," kata Ketua Yayasan Wathoniyah Islamiyah, Fa'ta Mumin, kemarin.

Fa'ta mengatakan, Saefudin Zuhri adalah lulusan pondok tahun 1990. Sedangkan Ahmad Yani alumnus tahun 1985. Saat ini pondok tersebut punya 1.300 santri.

Ia menambahkan, pernah memecat empat ustad yang dinilai keras dalam memberikan materi pelajaran agama. Selain itu, beberapa santri pernah dikeluarkan dari pondok karena diketahui mempelajari Islam garis keras. "Mereka mempelajari Islam yang tidak sesuai dengan visi dan misi pondok," ujarnya.

H. Muchrojin, 69 tahun, tokoh Desa Kebarongan yang juga mantan guru sejarah di Pondok Pesantren Wathoniyah, mengatakan pondok tersebut telah berdiri sejak 1878. "Kurikulum pendidikannya sudah ikut pemerintah sejak 1970-an," katanya.

Terkait dengan kuatnya jaringan teroris di Jawa Tengah Selatan, Muchrojin mengatakan dulunya daerah tersebut merupakan basis Angkatan Oemat Islam (AOI), salah satu jaringan Darul Islam yang dianggap sebagai pemberontak oleh pemerintah.

Ia menyebutkan, Cilacap Selatan dan Barat merupakan bekas basis AOI. "Banyak anggota AOI dari Kebumen yang terdesak oleh TNI dan mereka lari ke sini," katanya.

Secara geografis, peta basis AOI lama dengan pergerakan teroris di Cilacap dan Banyumas memang mirip. Dimulai dari Kemranjen, rumah Abu Dujana. Kemudian berjalan menuju selatan ke arah rumah Saefudin Zuhri, dan selanjutnya rumah Bahrudin Latif. Sedangkan di Cilacap Barat ada kediaman Misno, pelaku bom bunuh diri kasus Bom Bali II.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

19 Tahun Bom Marriot, Moeldoko: Semua Agama Tolak Terorisme

6 Agustus 2022

19 Tahun Bom Marriot, Moeldoko: Semua Agama Tolak Terorisme

5 Agustus 2003 aksi terorisme terjadi di hotel JW Marriott Jakarta

Baca Selengkapnya

Setelah 18 Tahun, Ini Sebab Amerika Baru Tetapkan Hambali Tersangka Bom Bali

22 Januari 2021

Setelah 18 Tahun, Ini Sebab Amerika Baru Tetapkan Hambali Tersangka Bom Bali

Kurang lebih 18 tahun setelah Bom Bali, Kejaksaan Militer Amerika akhirnya menetapkan Hambali sebagai tersangka. Ada kisah panjang di baliknya

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Amerika Tetapkan Hambali Sebagai Tersangka Bom Bali

22 Januari 2021

Kejaksaan Amerika Tetapkan Hambali Sebagai Tersangka Bom Bali

Delapan belas tahun setelah peristwa Bom Bali, Kejaksaan Militer Amerika menetapkan Hambali sebagai tersangka Bom Bali dan Bom Hotel Marriot

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Kasus Bom JW Marriot Digelar Hari Ini  

10 Februari 2010

Sidang Perdana Kasus Bom JW Marriot Digelar Hari Ini  

Sidang perdana pelaku teroris bom JW Marriot dan Ritz Carlton akhirnya digelar. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pagi ini akan mendengarkan dakwaan jaksa terhadap Amir Abdillah.

Baca Selengkapnya

Penyandang Dana Pemboman Ritz Carlton-Marriott Segera Diadili

21 Desember 2009

Penyandang Dana Pemboman Ritz Carlton-Marriott Segera Diadili

Tersangka penyandang dana peledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriott, Al Khelaiw Ali Abdullah alias Ali, segera diadili.

Baca Selengkapnya

Muh Djahri Tak Pulang ke Rumah

16 Agustus 2009

Muh Djahri Tak Pulang ke Rumah

Djahri atau Muh Djahri, yang rumahnya digerebek Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian RI pada Jumat dua pekan lalu, akhirnya pulang

Baca Selengkapnya

Pengebom Ritz Calrton Bukan "Orang Baru"

15 Agustus 2009

Pengebom Ritz Calrton Bukan "Orang Baru"

Nana Ikhwan Maulana, yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli lalu bukan rekrutan baru. Dia ternyata pernah terkait dengan konflik Poso.

Baca Selengkapnya

PPATK Siap Telusuri Aliran Dana Teroris

13 Agustus 2009

PPATK Siap Telusuri Aliran Dana Teroris

Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) akan membantu kepolisian melihat hubungan keuangan diantara pelaku terorismen baik diminta maupun tidak.

Baca Selengkapnya

Ibrohim Sengaja Menyamar jadi Noordin M Top  

13 Agustus 2009

Ibrohim Sengaja Menyamar jadi Noordin M Top  

Ibrahim sengaja berteriak "Saya Noordin" saat dikepung agar Densus terkecoh. Dia juga memelihara jenggot agar dikira Noordin bila kepergok Densus.

Baca Selengkapnya

Selama Mengontrak, Ibrohim dan Dani Menutup Diri  

12 Agustus 2009

Selama Mengontrak, Ibrohim dan Dani Menutup Diri  

Selama mengontrak di Mampang, Jakarta Selatan, Ibrohim dan Dani Dwi Permana, mereka selalu menutup diri.

Baca Selengkapnya