Skandal Katrol Nilai Rapor, GP Ansor Depok Minta Dinas Pendidikan Tidak Cuci Tangan

Reporter

Ricky Juliansyah

Editor

Amirullah

Rabu, 24 Juli 2024 12:38 WIB

Sekdis Pendidikan Kota Depok Sutarno dikonfirmasi terkait cuci nilai rapor hingga 51 CPD dianulir usai monitoring MPLS di SMPN 22 Depok, Jalan Bima, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Rabu, 17 Juli 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Depok Muhammad Kahfi meminta Dinas Pendidikan Kota Depok mengevaluasi sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) berkaitan kasus katrol nilai rapor. Dia berharap Dinas Pendidikan tidak cuci tangan dalam kasus tersebut.

Mantan ketua dan pendiri Taman Pintar PMMD Sawangan Depok ini menilai, adanya skandal katrol nilai rapor di Depok menjadi bukti demi masuk sekolah negeri harus menggadaikan moralitas dan melakukan perbuatan memalukan.

"Alih-alih integritas dan kejujuran yang mestinya diajarkan di sekolah, justru sekolah yang melakukan kebobrokan cuci rapor. Bisa jadi hal seperti ini sudah biasa dilakukan dan melibatkan banyak pihak," kata Kahfi, Rabu, 24 Juli 2024.

Karenanya, GP Ansor Depok mendesak pemerintah, dalam hal ini Disdik dan Inspektorat Kota Depok memberi sanksi terhadap oknum yang terlibat dalam skandal tersebut. "Harus ada sanksi tegas, jangan cuci tangan dan menganggap persoalan ini hal biasa. Ini sudah menyangkut moralitas dan masa depan anak-anak bangsa," ujar Kahfi.

Menurut Kahfi masyarakat akan melihat keseriusan pemerintah dalam menangani skandal katrol nilai rapor demi menjaga marwah pendidikan Kota Depok, dengan tidak ada kecurangan, berintegritas, transparan, menjaga moralitas dan menjadi teladan yang baik.

Advertising
Advertising

"Seperti yang diajarkan bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, jangan sampai kecurangan ini berlarut-larut," ujar Kahfi.

Diketahui akibat skandal katrol nilai rapor, 51 calon peserta didik (CPD) asal SMPN 19 Depok dianulir penerimaannya di SMA Negeri.

Dia menegaskan, demi memastikan nasib 51 siswa yang menjadi korban atas peristiwa ini, GP Ansor Kota Depok dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Kota Depok siap melakukan advokasi bagi mereka yang membutuhkan pendampingan untuk terus melanjutkan pendidikannya.

"Jangan sampai karena peristiwa ini, para siswa menjadi down dan tidak terpenuhi hak-haknya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya," ujarnya.

GP Ansor Kota Depok juga mendesak agar seluruh stakeholders pendidikan di berbagai level dapat mengevaluasi kembali sistem perekrutan siswa baru di sekolah negeri. "Jangan sampai ada celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang dapat merusak dunia pendidikan, khususnya di Kota Depok," ucap Kahfi.

Pilihan editor: Pegiat Pendidikan Ingatkan Penghapusan Jurusan di SMA Bisa Jadi Bumerang

Berita terkait

Soal Wacana MLB, PBNU: Tidak Ada Pengurus Cabang dan Wilayah yang Ikut Serta

7 jam lalu

Soal Wacana MLB, PBNU: Tidak Ada Pengurus Cabang dan Wilayah yang Ikut Serta

PBNU menyatakan MLB NU merupakan isu yang digulirkan segelintir orang yang tidak mempunyai legitimasi dalam kepengurusan.

Baca Selengkapnya

Ketua Umum GP Ansor Ungkap Alasan Paus Fransiskus Mau Berkunjung ke Indonesia

13 hari lalu

Ketua Umum GP Ansor Ungkap Alasan Paus Fransiskus Mau Berkunjung ke Indonesia

Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Ketua Umum GP Ansor mengungkapkan alasan Paus mau berkunjung ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Izin Lokasi Pengembangan PIK 2 Gusur SDN di Kabupaten Tangerang, Simak Kata Pemdanya

19 hari lalu

Izin Lokasi Pengembangan PIK 2 Gusur SDN di Kabupaten Tangerang, Simak Kata Pemdanya

Bangunan sekolah dan sebanyak 300 siswanya akan direlokasi karena pengembangan kawasan bisnis Pantai Indak Kapuk atau PIK 2.

Baca Selengkapnya

Dewan Adat Dayak Kalteng Minta Muatan Lokal Masuk Jam Kredit Guru

21 hari lalu

Dewan Adat Dayak Kalteng Minta Muatan Lokal Masuk Jam Kredit Guru

Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah terus mendorong penguatan mata pelajaran muatan lokal di sekolah SD hingga SMA.

Baca Selengkapnya

Disdik DKI Bina Siswa yang Ikut Demo Tolak Revisi UU Pilkada

21 hari lalu

Disdik DKI Bina Siswa yang Ikut Demo Tolak Revisi UU Pilkada

Sejumlah siswa sempat ditangkap oleh kepolisian saat aksi Kawal Putusan MK itu.

Baca Selengkapnya

Program Sekolah Swasta Gratis Libatkan 2.090 Sekolah, Disdik DKI Masih Kaji Mekanismenya

21 hari lalu

Program Sekolah Swasta Gratis Libatkan 2.090 Sekolah, Disdik DKI Masih Kaji Mekanismenya

Program sekolah swasta gratis di DKI Jakarta rencananya akan memakai anggaran dari program KJP Plus.

Baca Selengkapnya

PBNU Tarik 3 Organisasi Sayapnya dari Bali, Berikut Profil Banser, GP Ansor, hingga Pagar Nusa

22 hari lalu

PBNU Tarik 3 Organisasi Sayapnya dari Bali, Berikut Profil Banser, GP Ansor, hingga Pagar Nusa

Ketua Umum PBNU Gus Yahya instruksikan 3 organisasi sayapnya yakni GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa di Bali untuk kembali saat Muktamar PKB.

Baca Selengkapnya

PBNU Tarik GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa di Bali Saat Muktamar PKB, Apa Alasannya?

22 hari lalu

PBNU Tarik GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa di Bali Saat Muktamar PKB, Apa Alasannya?

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menginstruksikan GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa yang ada di Bali saat Muktamar PKB ke daerah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Disdik DKI Jakarta Catat Ada 92 Siswa Ditahan Polisi karena Ikut Demo Tolak RUU Pilkada

23 hari lalu

Disdik DKI Jakarta Catat Ada 92 Siswa Ditahan Polisi karena Ikut Demo Tolak RUU Pilkada

Disdik DKI Jakarta mengerahkan timnya untuk menindaklanjuti siswa yang ditangkap polisi akibat ikut demo kawal RUU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Menjelang Muktamar PKB, Ketua Umum PBNU Perintahkan 3 Organisasi Sayapnya Pulang dari Bali

24 hari lalu

Menjelang Muktamar PKB, Ketua Umum PBNU Perintahkan 3 Organisasi Sayapnya Pulang dari Bali

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memerintahkan personel GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa untuk pulang dari Bali menjelang Muktamar PKB digelar.

Baca Selengkapnya